34.Pertemuan

1.1K 85 7
                                    

Suatu saat kita memerlukan waktu di mana kita dapat dengan leluasa mengungkapkan semua ini.

-Sunny

***

Bintang menatap dirinya di depan cermin besar yang menampakkan pantulan dirinya di sana. Ia menarik napasnya dalam dan kembali memoles riasan wajahnya.

"Semoga malam ini menjadi malam.yang terbaik untuk semua orang," gumam gadis itu masih dengan menatap pantulan dirinya.

Ceklek!

Pintu kamar Bintang terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang merupakan Mamanya itu, Sunny.

Sunny melangkahkan kakinya mendekati anak gadisnya itu dengan langkah yang tenang.

"Sudah siap? Para tamu udah mulai berdatangan," ucap Sunny sambil menepuk bahu anaknya itu dengan pelan.

Bintang menghela napasnya sebentar, lalu setelah itu ia balikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan Mamanya itu.

"Mama yakin dengan rencana ini?" ucap Bintang sedikit ragu dengan apa yang sudah direncanakan oleh ia dan Mamanya itu.

Sunny menghela napas berat sebelum berucap. "Tidak apa-apa, semua akan baik-baik aja, bahkan akan lebih baik dari sebelumnya. Mama ikhlas kalau memang ini dapat membuat mereka bahagia dan tanpa ada rasa menyalahkan pihak lain lagi. Mama akan bahagia kalo liat mereka juga bahagia," ucap Sunny dengan tenang.

Sebenarnya ada rasa keraguan dan ketakutan dalam diri Bintang saat ini. Ia senang dapa membantu teman-temannya dalam menyelesaikan masalahnya, tapi ia juga takut karena masalah ini juga bersangkutan dengan orang yang paling dia sayang, yaitu Sunny, Mamanya.

"Udah, ayo turun. Semua tamu pasti nyariin kamu," ucap Sunny yang mendapat anggukkan kepala dari Bintang.

Mereka berdua pun turun dari lantai atas menuju lantai dasar di mana acara ulang tahun Bintang dirayakan.

Semoga ulang tahun kali ini bukanlah ulang tahun yang terburuk, tapi ulang tahun yang berkenang yang membuat banyak orang bahagia. Batin Bintang dengan senyuman getir di bibirnya.

***

Raina menatap jalanan ibu kota yang begitu padat. Raina cukup senang malam ini, karena dia berhasil membujuk Papanya agar dapat hadir ke pesta ulang tahun Bintang.

Sebenarnya tidak semua tamu undangan di paksakan untuk membawa orang tua mereka, tapi untuk Raina dan Badai, ini dikhususkan, karena ini merupakan salah satu rencana Bintang.

Bintang juga mengundang orang tua dari teman dekatnya agar tidak terlalu tampak jika ia sedang merencanakan sesuatu.

"Rumahnya di mana, Rai?" Ucapan Rian itu akhirnya menyadarkan Raina dari lamunannya.

"Hm, belok di sebelah kiri nanti kalo udah di pertigaan," ucap Raina.

Rian pun membalas ucapan Raina itu dengan anggukan kepala. Raina kembali menatap jejalan. Cukup menjadi misteri rencana yang Bintang buat itu, bahkan Raina saja tidak diberitahu, Raina cuma disuruh untuk membawa Papanya dalam pesta ulang tahunnya itu.

Sebenernya apa sih yang Kak Bi rencanain? Batin Raina.

Cukup lama mereka dalam perjalanan itu, Rian pun memelankan laju mobilnya ketika melihat ada sebuah rumah besar yang di mana di depan rumahnya itu terdapat banyak kendaraan yang terparkir di sana.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now