21.Bertahanlah

1.2K 143 31
                                    

Berhenti mencemaskan aku, karena aku akan baik-baik saja. Selagi di sisiku ada kamu, semua akan terasa baik-baik saja. Itu bukan janji, tapi itu keharusan.

-dari Badai untuk Raina

***

"KM 13, kita ada di sini!"

"KM 13? Ngapain---"

Tut tut

Suara sambungan telepon itu terputus. Kini Taufan mulai panik.

"Halo? Rai? Raina?" Ucapnya panik dengan ponsel yang masih ia genggam di dekat telinga.

Ia menurunkan ponselnya dan menatap layar ponsel tersebut.

"Oh shit! Kenapa harus lowbat sih?!" Geram Taufan.

"Mampus gue! Kalo Raina enggak dateng, gimana nih? Gue nggak berani mau liat kondisi Badai." Taufan mengacak rambutnya frustasi.

Ia menatap luka memar di bagian lututnya dan beberapa bagian tubuh lainnya. Ia memberanikan diri untuk mendirikan tubuhnya sekuat tenaganya, walau kakinya kini terasa nyeri. Dilihatnya lelaki yang ia kenali itu tergeletak di tengah jalanan dengan helm fullface nya yang masih berada di kepalanya.

Setetes bulir bening berhasil lolos dari kelopak matanya. Ia merasa bersalah kepada lelaki yang sedang terbaring lemah di tengah jalan itu. Ia sangat ingin membantu lelaki itu, namun ia tidak bisa. Saat ini yang dirasakan Taufan adalah kebimbangan. Dilihatnya pria itu terbaring dengan napas yang tersengal-sengal, pria itu adalah Badai.

***

Seorang wanita melangkahkan kembali kakinya ke tempat di mana ia memiliki banyak kenangan di sana. Ia tidak menyangka jika ia akan kembali ke tempat itu lagi. Sudah lama ia tidak mengunjungi tempat itu setelah kejadian lima tahun lalu, kejadian yang tidak akan bisa ia lupakan seumur hidup.

Orang-orang yang bekerja di sana, yang mungkin mengenalinya itu menatap ia di setiap langkahnya. Wanita itu terus melangkah dengan senyuman yang mengembang di bibir indahnya itu.

"Dokter Cloe!" Ucap seseorang dari arah belakang wanita itu. Wanita itu langsung menghentikan langkahnya dan mengenali pemilik suara itu. Tanpa ragu, ia langsung membalikkan tubuhnya dan menatap sang pemilik suara.

"Lama tak jumpa," Ucap wanita itu yang tadi namanya disebut.

"Akhirnya kamu balik juga ya. Aku pikir kamu enggak akan pernah balik lagi ke sini," Ucap seorang dokter yang tadi memanggil wanita itu, yaitu dokter Sunny.

"Aku juga nggak nyangka," Ucap Cloe yang diakhiri dengan kekehan. Mereka saling memberi pelukan hangat sebagai pelepas rasa rindu mereka setelah beberapa tahun tidak bertemu.

"Mau ke mana?" Tanya Sunny.

"Mau ke kantor direktur utama, ada yang perlu diurus," jawab Cloe dengan senyuman yang mendapat anggukan kepala dari Sunny.

"Mau aku antar?" Tawar Sunny.

"Enggak perlu, aku masih inget kok." Lagi-lagi Cloe mengeluarkan kekehannya yang membuat Sunny pun ikut terkekeh.

"Oke, nanti kita ngobrol lagi," Ucap Sunny. Cloe menganggukkan kepalanya dam segera melangkahkan kakinya ke arah tujuan awalnya.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now