1.Teman sebangku?

3.6K 585 502
                                    

"Bertemu mungkin hal yang wajar.
Namun jika aku terus bertemu kamu secara kebetulan, apa itu wajar?
Positif thinking aja lah, mungkin kita jodoh."

***


Raina berlari mengejar gadis yang kini tengah berjalan menuju kantin.

"Ee buset, lo jalan cepet banget dah, lelah gue," ucap Raina.

"Aelah suruh sapa lo kagak manggil gue. Kalo lo minta tunggu kan pasti gue tungguin," ucap gadis itu yang bernama Pelangi.

"Aelah, emang dasar nya lo aja yang budek. Gue dari tadi manggilin nama lo minta tunggu lo malah ga noleh noleh," ucap Raina kesal.

"Oh, gitu? Udah ngomel-ngomelnya? Lo lama-lama kaya nyokap gue ya," ucap Pelangi malas.

"Ishhh," desis Raina.

Mereka sampai di kantin dan segera menempati tempat duduk yang perada di pojok kantin.

"Ehh, lo udah dapat bangku belom? Lo duduk ama siapa?" tanya Raina.

"Ck, tempat duduknya di bagi sama wali kelas. Dan, lo tau?" ucap Pelangi menjeda.

"Enggak," jawab Raina polos.

"Ck, gue belom selesai," Pelangi mengetuk kepala Raina dengan sendok."Gue duduk sebangku sama manusia paling nyebelin yang pernah gue temuin," ucap Pelangi kesal.

Raina yang menanggapinya hanya dengan ber'oh'ria saja.

"Yaudah, pesen makanan gih," ucap Raina santai.

"Em, enak banget lo ya. Udah kek bos lo pake nyuruh-nyuruh gue, pesen aja ndiri," Pelangi melongos.

"Ayolah Pel, gue baru aja bersihin halaman belakang sekolah. Gue udah ga kuat lagi jalan, yah yah, pliss," rengek Raina.

"Stop call me 'Pel', gue bukan kain pel. Kalo mau panggil gue, Pelangi aja," jelas pelangi.

"Aelah, kepanjangan, Pel," ucap Raina.

"Audahlah, serah lo. Semerdeka lo aja. Udah mau pesen apa cepetan," ketus Pelangi.

"Ciehh kakak Pela baik bat dah. Pesenin gue mie ayam ama teh es ya," ucap Raina. Pelangi menganggukinya lalu segera berjalan menuju antrian mie ayam mang Parto.

Setelah beberapa menit Pelangi memesan makanan, ia kembali dengan membawa nampan yang berisikan makanannya dan Raina. Raina langsung mengambil makanannya dan langsung menyantap nya seperti orang yang belum makan beberapa jam. *ehh.

"Gila lo makan B aja bisa?" ucap Pelangi yang tidak di respon sama sekali oleh Raina.

Setelah makanan mereka berdua habis, mereka berdiri dan hendak kembali ke kelas. Namun...

pranggg

Itu suara mangkuk bakso yang pecah. Yang merasa mangkuknya terjatuh pun menatap tajam ke hadapan yang menabraknya.

Raina meringis melihat baju nya yang kini tertumpahi kuah bakso, yang sekarang membuat bajunya transparan, hingga membuat beberapa anak laki laki bersiul jahil.

Badai yang menatap mangkuk baksonya yang pecah pun langsung berlari menuju warung Bu Tuti yang dimana tadi tempat ia memesan baksonya yang kini sudah berhamburan di lantai.

"Bu, ini saya ganti mangkuk baksonya," ucap Badai dan menyodorkan uang selembar warna merah. Bu Tuti yang melihatnya pun merasa tidak enak menerima uang tersebut.

"Ehh, ga usah nak gapapa kok," ucap bu Tuti sungkan.

"Udah gapapa bu terima aja,"ucap Badai dan meninggalkan warung bu Tuti lalu berlari ke arah Raina yang kini memeluk tubuhnya sendiri karena malu akan bajunya yang kini transparan.

Badai menarik cepat tangan Raina dan membawanya berlari menuju toilet. Raina yang ditarik pun hanya mengikuti langkah Badai dengan heran.

Mereka berhenti di depan toilet cewe.

"Lo lagi, lo lagi," ucap Raina kesal. "Kanapa sih lo selalu ganggu gue? Perasaan gue baru aja sehari sekolah di sini tapi kaya merasa udah lama banget karena sama lo mulu," lanjut Raina.

"Yaudah sih, gue juga bosen ketemu lo," balas Badai. "Lagian lo kenapa coba pake nabrak gue, kan sayang bakso gue, hiks," ucap Badai berlagak nangis bombai.

"Iss ada juga lo bawa mangkuk bakso ga hati-hati, liat nih gara-gara lo baju gue jadi gini. Gue malu kali," geram Raina.

"Yaudah maaf. Bersihin gih baju lo. Lo masuk ke dalam toilet dulu, tungguin gue ya. Ntar gue balik lagi," ucap Badai yang langsung berlari cepat meninggalkan Raina di sana. Raina yang keheranan pun mengedikkan bahunya acuh dan masuk ke dalam salah satu toilet.

***

Badai kembali dengan jaket jeans nya yang besar dan berhenti di depan toilet perempuan. Dan memanggil Raina dari luar toilet.

"Woi lo, siapa sih namanya?" tanya Badai pada dirinya sendiri. "Ahh auah, pokoknya lo yang tadi bajunya ketumpahan kuah bakso gue keluar," ucap Badai.

Ceklek

Pintu toilet terbuka dan menampilkan seorang gadis dengan muka merah marah.

"Ck, lama banget sih lo? Lumutan gue nunggu," kesal Raina.

"Nih pake jaket gue, sampe baju lo kering," ucap Badai. "Ehh siapa nama lo?" tanya Badai.

"Raina," jawab Raina ketus. "Kenapa gue harus nunggu lama dan lo nyuruh gue pake jaket lo yang besar banget ini?" tanya Raina.

"Oh kenalin gue Badai cowok terkeren di dunia," ucap nya sambil menaik turunkan alisnya.

"Ck, pede gila lo. Gue ga mau pake jaket lo," ketus Raina.

"Yaudah, berarti lo mau daleman lo diliatin sama cowok-cowok atau lo mau berjemur buat ngeringin baju lo itu," ucap Badai acuh.

Raina yang mengerti akan maksud Badai itu pun langsung mengambil cepat jaket yang ada di tangan Badai dan mengenakannya. Badai yang melihat itu pun terkekeh.

"Anak pintar," ucap Badai sambil mengelus pelan kepala Raina yang sukses membuat Raina merasakan getaran aneh di dalam dirinya dan membuatnya menahan napas beberapa detik, dan segera ia tepis kegugupannya tersebut lalu kembali memasang ekspresi ketusnya.

"Ck, paan sih lo. Jangan sentuh gue. Auah gue mau balik ke kelas, pasti gue udah telat banget," ucap Raina dan berjalan cepat meninggalkan Badai di sana dengan tatapan datar ke arahnya.

Badai mengedikkan bahunya acuh, "emang," ucap nya lalu ikut melangkahkan kaki nya untuk kembali ke kelasnya.

***

Tokk tokk

Raina mengetuk pintu kelasnya hati-hati. Ia takut jika guru sudah lebih dahulu masuk ke dalam kelasnya.

Namun ia merasa di dalam kelas terdengar suara ribut. Ia mendorong pelan pintu kelas tersebut dan membuat suasana menjadi hening. Ia menyembulkan kepalanya ke dalam kelas, untuk mengintip apa kah ada guru di dalamnya. Namun mata nya tidak menangkap guru di dalam sana, dan membuatnya menghembuskan napas lega lalu membuka pintu dan berjalan santai memasuki kelas, sehingga membuat para murid yang tadi nya hening menjadi ricuh kembali.

Raina berjalan menghampiri meja Pelangi.

"Pel, gue duduk dimana?" tanya Raina. Pelangi yang sedang asik mengobrol dengan teman barunya tersebut pun menghentikan aktivitasnya tersebut.

"Noh, di sono noh, yang ada tas lo. Tadi tas lo udah gue pindahin," ucap Pelangi kepada Raina dan melanjutkan aktivitas nya kembali.

Raina mengagukkan kepalanya dan berjalan menuju bangku yang dimana sudah ada tas nya. Ia duduk di bangku tersebut dan menenggelamkan wajahnya ke dalam lipatan tangannya.

Tiba-tiba serasa ada orang lain yang duduk di sampingnya. Raina pun mendongak dan melihat ke arah sampingnya.

"Lo?" kaget Raina.

Lelaki itu hanya mengedikan bahunya acuh, dan mulai menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

Raina menatap heran lelaki tersebut.
Kenapa harus ketemu dia mulu sih? Batin Raina.

Love Is Badai

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now