31.Merayakan ulang tahun Mama

1.1K 82 19
                                    

Karena kesabaran seorang wanita itu mahal, enggak bisa kebeli.

-Badai Akshara Putra

***

Badai tengah berdiri dengan bersandar di dinding pagar sekolahnya. Badai tadi kabur dari pelajaran terakhir, dan kebetulan Raina ada latihan basket pada jam terakhir itu, jadi tidak ada yang dapat menghalangi niatnya itu untuk kabur.

Seluruh siswa-siswi Nusa Jaya mulai berhamburan keluar dari lingkungan sekolah karena memang saat ini sudah jamnya pulang sekolah, namun Badai masih setia berdiri di sana. Dia sengaja berdiri di sana untuk menunggu seseorang.

Ia menolehkan kepalanya ke arah parkiran di mana di sana terdapat salah satu motor sport berwarna merah yang ia sangat mengenali siapa pemiliknya.

Akhirnya orang yang ia tunggu sejak tadi sekaligus pemilik motor sport merah itu pun datang dan mendekati di mana motor sport itu terparkir.

Badai langsung buru-buru mendekati sang pemilik motor sport merah itu. Dengan sekali sentakkan, Badai langsung menarik kerah baju bagian belakang pria itu dan membuat tubuhnya berbalik menghadap Badai.

Bugg!

Satu tinjuan berhasil melayang di pipi pria itu dan membuat pria itu cukup terkaget. Pria itu langsung menangkan lengan Badai yang ia gunakan untuk menarik kerah bajunya dan menghempaskan lengan itu dengan kasar.

Bukannya membalas, pria itu malah menyunggingkan senyuman meremehkan kepada Badai. Badai yang tidak mengerti akan tingkah pria itu pun mengernyit kebingungan, tapi ia tidak mau ambil pusing, ia segera membuka suara dan mengeluarkan kata-kata umpatan kepada pria itu.

"Banci lo! Beraninya nyakitin cewe!" ucap Badai penuh emosi.

Pria itu, Randy, menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi kaget, tapi lebih ke arah mengejek.

"Gue? Gue banci? Nyakitin cewe? Gue rasanya itu enggak terlalu parah. Lebay lo," ucap Randy yang diakhiri kekehan darinya.

Badai yang mendengar hal tersebut pun dibuat naik pitang. Rasanya darah Badai sudah mendidih. Apa maksudnya tidak parah? Jelas-jelas dia menyakiti Bulan, sepupu Badai.

"Jangan norak jadi cowok! Gue nakal, tapi gue enggak pernah ngebuat cewek itu nangis dengan sengaja, dan gue enggak pernah ninggalin cewek lagi sayang-sayangnya. Hargain perasaan cewek yang udah berusaha sabar sama sikap lo yang selalu menuntut, karena kesabaran cewek itu mahal, enggak bisa kebeli!"

Napas Badai menggebu-gebu karena ia sudah emosi akibat apa yang Randy lakukan kepada Bulan.

Randy terkekeh mengejek Badai yang tampak semakin emosi.

"Lo bilang gue seburuk itu? Tanya bokap lo, gimana gue bisa sejago gini matahin hati cewek dan buat dia nangis kek gitu. Yang Bulan rasain tuh belum seberapa, gue bisa buat yang lebih," ucap Randy seperti mengancam.

Karena mendengar ucapan itu, lagi-lagi Badai melayangkan tinjuannya di pipi Randy yang sebelahnya.

"Apa maksud lo bawa-bawa bokap gue? Lo tahu apa soal bokap gue, hah?"

Randy menyunggingkan senyuman meremehkan nya. "Yang jelas, gue lebih tau siapa dia dibanding elo!" ucap Randy dan melepaskan kembali cengkeraman Badai di seragamnya.

Randy menaiki motornya dan sesegera mungkin meninggalkan parkiran itu. Badai menatap kepergian Randy itu dengan penuh tanya. Banyak sekali yang ada di dalam pikirannya saat ini. Namun ia lagi-lagi tidak mau ambil pusing, ia melangkahkan kakinya menuju luar gerbang karena di sana sudah ada mobil yang ia kenali itu milik Guntur.

My Love Is Badai [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now