Sloth

2.2K 185 48
                                    

Varend divisualisasikan dengan doi di multimedia yak. Anyone know who the hell is him? :p
Go check out chapter "Please, Listen" sampai chapter "Hurt" untuk visualisasi cast yang lain!

"Varendzka William!"

Rasya berteriak dengan seluruh tenaganya di samping pemuda yang sedang asyik tidur dengan enaknya sejak 5 jam yang lalu. Dia tau hari ini hari minggu, tapi dalam kamus Rasya, tidak ada yang namanya malas-malasan di hari minggu. Katakan dia kejam, namun adiknya yang satu ini kelewat pemalas untuk remaja seusianya. Bahkan Justin, tetangga mereka yang lebih muda dari Varend baru saja selesai mencuci mobil tadi pagi, sedangkan Varend?

"Varend bangun! Mau sampe kapan lo tidur? Ini udah jam 11 siang!"

Varend masih tidak bergerak sedikitpun, ia seperti tidak terganggu dengan teriakan melengking sang kakak yang sedari tadi berusaha membangunkannya. Rasya berkacak pinggang, gabisa nih kaya gini. Dia harus bangunin adiknya dengan cara kasar. Rasya memegang kedua kaki Varend, yang di pegang masih anteng anteng aja meluk bantal. Oke dalam hitungan ke...

"3!"

BRAK!

Dengan pendaratan mulus, Varend terjatuh dari kasur king size-nya. Masih dengan mata terpejam. Memeluk bantal yang sukses melindunginya dari benturan dahsyat tadi. Rasya menghela nafas kasar. Bahkan dengan cara seperti ini pun adiknya masih belum bangun juga.

"Demi Tuhan, kalo lo bukan adek gue, lo udah gue lempar ke jurang."

Rasya tidak menyerah, ia menarik kedua lengan pemuda yang lebih muda darinya itu dengan kasar. Membuat Varend langsung terduduk, masih dengan matanya yang terpejam. Rasya menggoyang goyangkan bahu adiknya itu dengan kencang.

"Varend! Woy lo masih idupkan? Jawab gue!"

Rasya menundukkan kepalanya, bukannya bangun. Mulut Varend malah sedikit terbuka dan mengeluarkan suara dengkuran. Rasya menyentak tubuh Varend sekali lagi. Nihil, Rasya sudah kehabisan ide tapi dia tidak ingin menyerah.

"Maafin gue, tapi ini demi kebaikkan lo sendiri."

Rasya menghirup nafas dan berancang-ancang. Dia tidak akan menyesali ini. Dia yakin. Ergh- doakan saja yang terbaik bagi keselamatan Rasya kali ini. Oke, dia siap. Ini dia Varend, di jamin lo bakal bangun.

PLAK!

Sedetik

Dua detik

Tiga detik

"AAAAAARRRRGGGGHHH BANG RASYA SAKIT!!!"



Varend kini sudah lebih rapi, dia sudah mandi dan wangi lemon dari sabun yang dia pakai menguar dari tubuhnya. Ia memakai celana santai selutut berwarna hitam dan kaos polos kebesaran berwarna putih. Varend masih membertahankan raut wajah cemberutnya saat menuruni tangga dan berjalan menuju ke dapur, kakaknya sudah menyiapkan berbagai macam makanan di meja. Ia melirik tajam kakaknya yang sedang asyik membuat sushi di meja marmer dapur yang terkesan sangat classy dan mewah itu.

"Udah selesai mandinya? Sarapan-- bukan, makan siang dulu sana."

Varend masih tidak bergeming dan terus melemparkan tatapan tajamnya pada sang kakak. Pipinya masih terasa panas karna tamparan Rasya barusan. Ia tidak habis pikir dengan kakaknya itu, kenapa dia begitu tega dengan dirinya sekarang? Apa dia ketularan Rafa? Kakak Justin tetangga mereka yang super galak itu?

Varend duduk di meja makan dan meraih roti yang sudah di roast oleh Rasya ke piringnya, ia mengambil telur goreng lalu menaruh alpukat yang sudah di hancurnkan di atas rotinya lalu dengan tenang menikmati 'sarapan'nya. Rasya tak lama bergabung dengan membawa sushi hasil karyanya tadi. Ia tertawa kecil melihat Varend.

VARENDZKA | K.T.HWhere stories live. Discover now