Tear

487 54 21
                                    

I served you Tear for BTS's comeback at the same day Love Yourself: Tear, is officially out!

---------

"Varend, lo nangis?"

Sebelah tangan pemuda berdarah Amerika itu mengusap jejak air mata yang berada di pipi kirinya cepat. Ia membenarkan posisinya yang awalnya setengah terbaring di sofa menjadi duduk, kepalanya menunduk dalam. Kelvin yang melihat ada sesuatu yang salah dengan sahabatnya itu, segera mendudukkan dirinya di sofa yang berada di base mereka. Meletakkan colanya di meja dan mengamati Varend dengan serius. Well, ini pemandangan yang dia sendiri tidak percaya akan menyaksikannya.

Varendzka, menangis.

Kelvin tidak tau, apakah dia sedang beruntung atau sial melihat Varend seperti ini. Dia merasa sedikit aneh ketika melihat Varend dengan wajah merah dan air mata, menunduk di depan matanya sendiri. Kelvin bersumpah, dia tidak pernah melihat Varend sesedih ini sebelumnya. Oh Well, dia bahkan tidak pernah melihat 'seseorang' sesedih ini sebelumnya.

Dengan gerakan ragu, tangan Kelvin memundurkan bahu Varend agar bisa melihat wajah sahabatnya itu lebih jelas. Setelah badan Varend bersandar sepenuhnya di sofa, ia memalingkan wajahnya dari Kelvin. Menolak menatap Kelvin, dan pemuda sipit itu paham. Varend bukan orang yang mudah menangis. Namun bukan berarti dia tidak pernah, dan Kelvin yakin, menangis bukanlah sebuah kondisi dari Varend yang pemuda itu ingin bagi dengan sembarang orang.

"Lo bisa jelasin ke gue, kenapa lo kaya gini?"

Varend menarik tudung hoodie yang ia kenakan lalu menutup matanya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Kepalanya bersandar dengan nyaman di sofa. Kelvin menghela nafas, sikap Varend barusan menjelaskan semuanya. Varend tidak mau membahas masalah pribadinya dan kenapa Kelvin merasa kalau Varend mengusirnya dengan posisi badan yang sedikit membelakanginya seperti itu?

"Gue kasih peringatan, kalo lo nggak mau ngomong juga lo kenapa, gue post foto lo pas masih bayi yang naked itu di Instagram."

Varend masih diam.

"Yang, gigi lo Cuma ada dua."

Varend mendesis kesal, ia berbalik menatap Kelvin yang sedang menyunggingkan senyum kemenangannya. Dalam hati ia merutuki Rasya yang dengan sengaja menyebar foto-foto memalukkannya waktu kecil dengan perasaan bangga, tanpa tau kalau Varend benar-benar sangat malu dengan hal itu.

Waktu memamerkan foto-fotonya itu, Rasya selalu berkata, 'Ini Varend pas dia kecil dan baru bisa oe oe doang pamer gigi, ini pas Varend nangis karena nggak mau disuruh mandi, ini pas dia nggak mau di taro di car seat, trus ini pas dia baru banget lahir, dari kecil dia udah lucu ya?'

Dan kala itu Varend hanya memandang kesal ke kakaknya yang tertawa bahagia bersama Justin dan Kelvin, tanpa tau kalau ternyata Justin dan Kelvin diam-diam mengambil foto itu lalu menyimpannya. Varend tidak menyangka kalau Kelvin akan mengancamnya dengan hal memalukkan semacam itu.

"Lo beneran nggak mau ngomong juga?" Kelvin mengambil ponselnya dan siap-siap melancarkan aksinya. Namun gerakan tangannya terhenti ketika Varend mulai bersuara.

"Lo pernah nggak, ngerasa kosong banget pas tau fakta kalo, lo itu udah bukan lagi prioritas seseorang?"

Kening Kelvin mengerut heran, ia menggeleng sebagai jawaban, "Lo lagi dicuekin sama Vania, ya? Ini gara-gara si Kim Taehyung itu lagi?"

Varend mendecih, "Kim Taehyung got no jams. Gue lebih keren dari dia, ngapain gue pusingin."

Kedua bola mata Kelvin memutar malas. Padahal jelas-jelas ketika Vania bilang kalau laki-laki yang dia sukai selain Varend adalah Kim Taehyung, anak itu sudah hampir gila dan memasang foto Kim Taehyung di samsaknya. Ya, selanjutnya, Varend memukul samsak itu selama dua jam penuh sambil mengumpat.

VARENDZKA | K.T.HWhere stories live. Discover now