Lucky Charm

434 55 23
                                    

Ruang rapat OSIS kali itu mulai memanas, dan siapapun yang berada di sana merasa tidak nyaman. Kelvin memijat keningnya sambil mendengus, kepalanya sudah hampir pecah sejak setengah jam yang lalu. Kelvin baru saja bertemu kepala sekolah dan mengajukan susunan pengisi acara untuk acara bakti sosial yang akan diselenggarakan. Semua berjalan lancar, sampai satu kalimat dari kepala sekolah membuyarkan semuanya.

‘Pekerti luhur harus ikut serta.’

Sesingkat itu, tapi Kelvin tau kalau perkataan kepala sekolah tidak bisa dibantah, atau dirinya dan anggota OSIS lain yang akan berakhir. Kepala sekolah menginginkan Bima Sakti berdamai dengan pekerti Luhur, yang dilihat dari sudut manapun, hal itu mustahil terjadi. Masalah selanjutnya  yang harus dihadapi adalah, hampir semua anggota OSIS menentangnya. Mereka benar-benar tidak setuju kalau sampai Pekerti Luhur ikut serta dalam acara ini. Sialnya, Kelvin harus mencari tengahnya. Dia harus mencari celah di mana kedua pendapat ini bisa dipersatukan. Meski Kelvin tau, itu sulit.

“Oke, tenang dulu, gue ada ide.” Putus Kelvin, wajahnya sudah terlihat sangat lelah dan acak-acakan sekali. Ruangan mendadak sunyi, menanti Kelvin kembali berbicara. “Pekerti Luhur akan tetap ngisi di acara ini, dengan catatan—“ Kelvin menatap satu persatu anggotanya dengan serius, seolah meminta para anggotanya untuk tidak menyela omongannya kali ini.

“Kita perketat penjagaan menjadi dua kali lipat, kita kurang-kurangin sie yang sekiranya bisa ngehandle jobnya dengan beberapa orang aja, lainnya, semua dialihkan untuk penjagaan venue selama acara berlangsung. Gue sendiri yang bakal mimpin penjagaan.” Kelvin mendengus kesal kala ruang rapat kembali riuh dengan orang-orang yang tidak setuju.

“Vin, kita aja kekurangan orang buat masing-masing sie.” Celetuk seseorang di pojok.

“Bener, ini acaranya gede. Bahkan sie konsumsi aja butuh banyak orang.”

Kelvin mendecak kesal, “Justru karena ini acara gede, kita harus memperketat pengamanan. Anggap aja kita sekali lagi berhadapan sama Pekerti Luhur, kalian nggak inget waktu pertandingan basket? Varend sampe hampir masuk rumah sakit karena tim mereka anarkis, kalian mau Pekerti Luhur bertindak lebih parah? Itu baru satu orang, kemungkinan besar mereka bakal nyerang anak se-Bima Sakti, dan apa kalian bakal mengabaikan hal itu?”

Dan terjadilah keheningan setelahnya, tidak satupun dari mereka berani bicara kala Kelvin membeberkan fakta itu. Well, kasus Varend memang menjadi sorotan para dewan sekolah. Mereka bahkan sampai mengadakan rapat tertutup agar kasus ini tidak menyebar dan terkuak media demi nama baik masing-masing sekolah. Sampai seserius itu memang catatan hitam antara Bima Sakti dan Pekerti Luhur.

“Gue ngomong kaya gini bukan karena gue merasa lebih bener dibanding kalian, gue Cuma mau memfokuskan ke hal krusial di sini. Apa masalah konsumsi ini lebih mendesak dari kemungkinan acara kita bakal dirusak sama Pekerti Luhur? Gue nggak bilang jadi sie konsumsi itu gampang, nggak. Tapi jujur, gue lebih seneng kalo kalian mau kerja sama bareng gue, buat jagain Bima Sakti. Gue bakal bantu semua sie di sini, gue bakal jadi back up-an lo semua kalo perlu. Jadi, kalo lo butuh gue buat angkat-angkatin barang atau ngebagiin konsumsi gue siap. Tapi harus tetep ada yang siaga ngejagain tiap sudut venue.” Kelvin meletakkan pulpen yang sedari tadi dia pegang dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Menanti respon dari anggotanya. Jujur, aura kepemimpinan Kelvin benar-benar terasa saat ini.

Vania tersenyum di sebelah Kelvin, baru kali ini dia merasa kagum akan sosok Ketua OSISnya itu. Dia tidak menyangka Kelvin bisa sebijak barusan. Gadis itu tersenyum lembut lalu mengetukkan pulpennya ke meja, meminta perhatian seluruh anggota OSIS di sana.

Since, nggak ada sanggahan dari kalian, gue rasa kita semua setuju ‘kan sama Kelvin?” Vania lalu mengambil buku agenda yang tepat ada di depannya dan menunjukkannya pada peserta rapat di sana. “Gue yang bakal bagiin sie dan siapanya yang bakal dialihin buat penjagaan venue, dan gue harap kalian bisa legowo, ya. Okay, di mulai dari sie acara—“

VARENDZKA | K.T.HWhere stories live. Discover now