Bab 13

18.1K 504 5
                                    

Sore ini gracia terbangun dari tidurnya, lagi lagi ia tidak melihat adanya varis, gracia mencoba bangun dari posisi berbaringnya menjadi duduk.

"Sudah berapa lama aku tertidur, sial" kata gracia merutuki dirinya sendiri. Gracia melihat keluar jendela, betapa indahnya pemandangan yang ada di sana, indahnya menara eiffel di sore hari menambah kecantikan menara tersebut.
"Ahh... Indahnya" gumam gracia saat melihat pemandangan indah tersebut.

"Ahh... Memang indah, kau ingin kesana ? Sore hari di bawah menara eiffel memang hal romantis" sebuah suara yang tiba tiba muncul di sebelah telinga gracia. Sontak saja membuat gracia memalingkan wajahnya menghadap sumber suara teraebut. Karena dekat nya wajah orang tersebut dengan wajah gracia, tidak sengaja bibir mereka bersentuhan saat gracia memalingkan wajahnya. Beberapa menit tersiam dalam posisi tersebut dan hingga menyadarkan gracia karena suara pria tersebut.

"Ahh.. Kau mencium ku, wajah mu memerah" kata pria tersebut. Gracia memalingkan wajahnya, kali ini ia benar benar malu ya walaupun itu adalah tunangan nya namun tetap saja ia merasa malu.

"Ti-tidak, kau yang tiba tiba mendekat, itu sebuah kesalahan" kata gracia sedikit gugub.
Varis memegang dagu gracia dan memalingkan wajahnya, kini wajah gracia dan varis berhadapan, varis mendekatkan vajah gracia ke arahnya, kini jarak mereka hanya beberapa cm saja, gracia bisa merasakan hembusan nafas varis, begitu pula sebaliknya.

"Apa kau bilang ? Menciumku adalah kesalahan ? Apa begitu ?" kata varis yang tanpa pikir panjang langsung melahap bibir manis gracia, melumatnya dengan lembut namun menuntut, melumat bibir bawah gracia dan menggigitnya pelan agar gracia mau membuka mulutnya, gigitan varis berhasil membuat gracia membuka mulutnya, lidah varis masuk kedalam mulut gracia. Gracia yang merasakan permainan lidah varis kini hanya memejamkan matanya, varis memainkan lidahnya dengan lihai dan sesekali melumat bibir gracia. Gracia yang merasakan hal tersebut tanpa di sadari kini mulai membalas ciuman tersebut. Tangan gracia melingkar di pundak varis. Varis yang menyadari balasan ciuman gracia dengan cepat membaringakan gracia di ranjang yang diduduki gracia. Menindih gracia dengan tubuhnya tanpa melepaskan ciuman panas tersebut.
Keduanya saling menikmati ciuman tersebut. Nafsu nya kini kian memuncak kesadarannya kini kian menghilang. Setelah cukup lama berciuman bibir varis kini mulai turun ke leher gracia, kecupan kecupan kecil dari bibir varis membuat gracia mendesah namun pelan.

"Mmhh..." desahan yang terus muncul dari bibir gracia.
"Apa kau menyukainya sayang ?" tanya varis kepada gracia, namun tidak di balas oleh gracia. Varis terus melanjutkan aktivitasnya. Kini bibirnya berada di atas dada gracia, tangan varis kini sudah berada di dalam baju gracia, dan tangan satu lagi berada di dada gracia, meremas payudara sebelah kanan sedangkan mulutnya menghisap paudara gracia sebelah kiri. Keduanya kini telah hanyut dalam nafsu yang membara.

"Ahh... Va.. Ris... Mmhh." desahan gracia saat varis mulai memainkan lidahnya di punting payudara graci.
Varis sontak tersadar saat mendengar sebutan namanya dari desahan gracia. Varis pun melepaskan tangan dari payudara gracia dan menutup baju gracia kembali. Gracia yang menatap varis dengan wajah yang bingung.

"Maaf... Aku tidak mau membuat mu menyesalinya.. Maafkan kesalahanku" kata varis dan kemudian meningalkan gracia.

--oo--

Malam ini gracia merasa bersalah dan juga kecewa namun juga senang. Hal yang membuatnya merasa bersalah adalah varis meminta maaf padanya padahal itu juga bukan kesalahan varis sepenuhnya, hal yang membuat gracia kecewa adalah perlakuan varis yang memalukan tadi hampir saja varis menghancurkan apa yang telah ia jaga selama ini, dan hal yang membuat gracia senang adalah mahkota yang ia jaga selama ini masih aman dan terjaga dalam dirinya.

"Ah.. Bodohnya aku kenapa aku harus terbwa suasana tadinya, sial" gerutu gracia. Gracia merasa dirinya bodoh karena hal yang ia lakukan tadi sore dengan varis.

"Sekarang sudah pukul 9 malam kemana varis ? Apa dia marah pada ku ?" kata gracia yang kemudian berjalan menuju balkon dengan bantuam tongkatnya.
Setelah sampai di balkon ia duduk di kursi yang ada di balkon tersebut. Memandangi bintang bintamg di langit dan tentunya pemandangan menara eiffel di malam hari.
"Ah.. Indahnya" kata gracia.

Saat asik memandangi pemandangan luar, perhatian gracia teralihkan oleh suara pintu yang sontak saja membuat gracia memalingkan pandangannya ke arah kamar tidurnya.
"Va-varis" kata gracia gugup karena saat melihat varis membuatnya ingat kejadian tadi sore.

Varis pun berjalan mendekat ke arah gracia, dan kemudian memeluk gracia dengan erat.
"Maaf maaf kan aku grace, maaf kan aku" kata varis dan terus memeluk gracia.
Gracia hanya terdiam ia tidak tau harus berkata apa, sebenarnya ia kecewa namun juga itu bukan kesalahan varis sepenuhnya.
"Maaf kan aku grace aku memang laki laki bodoh, aku laki laki bodoh" kata varis yang masih memeluk gracia, nada bicara varis saat ini terlihat bahwa ia sedang menangis, gracia pun melepaskan pelukan tersebut, dan benar varis kini sedang menangis.
"Tidak apa apa itu bukan semuanya kesalahan mu aku memaafkan mu" kata gracia kemudian memeluk varis dengan erat.
"Benarkah ? Tapi tetap saja aku hampir merusaknya" kqta varis.

Keduanya pun duduk di kursi tersebut varis tidak mau melepaskan
Pelukannya.

Hampir satu jam mereka menghabiskan waktu bersama di balkon. Udara dingin kini mulai menyambar.
"Udara mulai dingin sebaiknya kamu istirahat karena besok kita akan sibuk sayang" kata varis yang kemudian menggendong gracia menuju tempat tidur.
Varis membaringkan gracia di sana dan kemudian ia berbaring di sebelah gracia.
Gracia kini sudah mulai terlelap. Varis menggenggam tangan gracia dan memandangi wajah tenang gracia.
"Selamat malam sayang" kata varis kemudian mengecup kening gracia. Kemudian ia melingkarkan tangannya di pinggang gadis tersebut dan kemudian menyusulnya ke alam mimpi.

-----------------------------------------------

Gimana ? Seru nggak ?
Maaf telat post abis nggak ada respon dari kalian. Nggak ada vote nggak ada comen jadi males buat lanjut.

Kasih dukungan napa ? Biar semangat akunya buat berkarya

The Jerk CEO (Selesai)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt