Bab. 51

14.2K 312 15
                                    


     Varis telah samapi di hawai, ia turun dari hellikopter menyeret kopernya menuju masuk kedalam mansion.
Hellikopternya mendarat tepat di halipad yang ada di mansion miliknya. Varis tak hanya memiliki 1 mansion di hawai melainkan 2 mansion dan 1 partemen, satu mansionnya sudah ia berikan kepada Nathasya jadi tinggal satu mansion ii dan satu apartemen.
Mansion yang varis tempati saat ini jauh lebih bersar dibandingkan yang ia berikan kepada Nathasya.

Varis berjalan menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Varis merogoh ponsel yang ada didal sakunya dan mengetikan sesuatu.

Grace..

-varis

Ada apa ?

-Gracia

Bagaimana keadaan mu dan babby Arlico ? Aku merindukanmu

-varis

Dia baik baik saja, aku juga merindukan mu kapan kau akan pulang ?

-gracia

Di sini sudah malam, dan aku juga baru sampai mungkin 3 hari lagi aku akan pulang, apa babby Arlico tidur ?

-Varis.

Iya dia sedang tertidur di pangkuanku. Cepat lah pulang setelah urusan pekerjaan selesai ok ?

-gracia

Iya aku akan pulang, kau sedang dimana sayang ?

-Varis.

Varis memandangi layar ponselnya, sudah hampir 15 menit tak ada balasan dari istrinya.
"Mungkin dia tengah beristirahat" gumam varis kemudian ia meletakan ponselnya keatas nakas, dan ia berjalan kearah walk in closed untuk mengganti pakaian formalnya dengan pakaian tidur.

***

Pagi telah tiba, matahari mulai masuk kedalam cela cela jendela.
Varis terbangun dan melihat jam di atas nakas yang menunjukan pukul 07:00 a.m
Varis mengambil ponsel miliknya yang ada di atas nakas.
"Kenapa belum membalas" batin Varis saat tak melihat balasan dari istrinya namun pesannya sudah di baca oleh gracia.

Varis berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian ia mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa, ia mengenakan celana selutut dengan dipadupadankam sweeter berwarna navy.
Rambut yang di sisir kesamping menambahkan kesan rapi dan menambah ketampanannya.

Varis berjalan menuruni tangga disana dapat ia lihat roy yang tengah duduk di ruang tengah.
Roy yang melihat tuannya kemudian ia berdiri dan membungkukan badannya memberi hormat.
"Aku akan kerumah Nathasya kau bisa di sini atau jika kau ingin keluar gunakan mobil ini" kata varis kepada roy sambil melemparkan kunci mobil yang ia gunakan bersama roy biasanya.

Varis masuk kedalam mobil ferrari milinya yang biasa ia gunakan saat berada di hawai.
Varis melajukan mobilnya meninggalkan halaman mansion miliknya menuju mansion Nathasya.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai di mansion Nathasya.
Sesampainya Varis sampai di halam mansion nathasya ia turun dari mobilnya.

Sesampainya Varis sampai di halam mansion nathasya ia turun dari mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion tersebut terlihat mewah. Dengan pepohonan yang menambah kesan rindang disana juga terdapat sebuah taman bunga mawar dan terdapat air mancur di tengah halaman tersebut.

Varis masuk kedalam mansion dan mencari keberadaan Nathasya.
Varis tau semua ruangan di mansion tersebut karena ia pernah tinggal disana cukup lama sebelum ia memutuskan untuk menetap di london.
"Varis... Sejak kapan kau kemari ? Kenapa kau tak mengabariku ? Aku merindukanmu, sejak Alexio lahir kau tak pernah datang kemari bahkan kau belum melihat anak mu" kata Nathasya yang tiba tiba memeluk Varis saat ia melihat Varis berjalan di ruang tengah.

"Lepaskan" kata Varis melepaskan pelukan Nathasya dengan paksa.
"Aku merindukanmu, apa kau kemari ingin melihat anak mu ?" tanya Nathasya.
"Ya diamana dia ?" kata Varis dengan nada dingin, nathasya masih memegang lengan Varis dengan manja namun Varis menatap Nathasya dengan tatapan tajam dan menusuk.

Nathasya berjalan kearah kamar Alexio di ikuti Varis yang berada di sebelahnya.
"Sayang lihatlah daddy mu datang untuk menemuimu" kata nathasya saat ia melihat anaknya didalam keranjang bayi.
Seolah mengerti babby Alexio terbangun dari tidurnya.
Nathasya menggendong anaknya kemudian memberikan Babby Alexio kepada Varis.

Varis memandangi wajah anaknya yang seolah olah senang saat berada di gendongannya.
Cukup lama varis menggendong Alexio, kemudian varis menidurkan kembali babby alexio yang telah tertidur di gendongannya kedalam box bayi.

"Aku ingin berbicara padamu" kata varis menyeret tangan Nathasya keluar dari kamar babby Alexio.

"Aku ingin kau menyembunyikan status anak mu, aku ingin kau merahasiakan bahwa aku adalah ayah dari anak mu baik itu di publik media masa maupun anakmu.
Jika samapi ada yang tahu, aku tak akan segan segan membunuhmu dan anak mu" kata Varis dengan nada dingin dan tatapan tajam.
" kau monster" kata Nathasya saat mendengar ancaman dari Varis.
"Jika kau menuruti apa kata ku aku akan sering menemui mu dan anak mu namun bukan sebagai ayahnya melainkan sebagai teman ibunya" kata Varis kemudian ia pergi meninggalkan Nathasya yang berdiri mematung di sana.

Bagi Nathasya hal yang paling penting adalah keselamatan anaknya, ia tak mungkin membiarkan anaknya terbunuh begitu saja, ia mengenal seperti apa Varis itu, ia tak akan pernah macam macam dengan ucapannya. Nathasya berjalan masuk kembali kedalam kamar Alexio, ia menatap wajah anaknya yang terlelap.
"Mommy akan selalu menjagamu" kata Nathasya.

                               ***

  Di lain tempat saat ini adalah malam hari. Gracia tengah berjalan kearah dapur untuk mengambil minum.
Ia terbangun karena merasakan kering di tenggorokannya.
Gracia mengambil segelas air kemudian meminum air tersebut hingga habis, saat ia hendak menaruh gelas itu kembali terdengar sebuah tangisan dari kamar atas.
"Astaga, Arlico" gracia berlari menuju kamar Arlico.
Gracia tak bisa jika melihat anaknya menangis.

Gracia mengangkat Arlico dari box bayi, kemudian ia duduk di sofa yang ada di sana.
"Mungkin dia lapar" gumam gracia kemudian Gracia memberikan asi kepada Arlico.
Namun tangisan Arlico tak kunjung berhenti. Gracia sudah sekuat tenaga menenangkan babby Arlico namun ia tetap menangis.
"Ada apa denganmu sayang ?" tanya Gracia sambil menggendong Arlico.yang menangis.

Sudah hampir 30 menit Babby Arlico menangis, bahkan waktu sudah menunjukan pukul 02:00 a.m sudah terlalu larut.
Dengan terpakasa gracia mengambil ponsel yang ada di dalam kamarnya, ia berjalan kearah kamarnya yang terletak di depan kamar arlico.
Gracia memencet nomor yang akan ia hubungi.

Ia hendak menghubungi Varis, namun ponsel Varis sedang tidak aktif. Gracia menghubungi Varis sudah berkali kali tapi apa yang ia dapat hanyalah suara oprator yang ia dapat.
Kemudian dengan terpakasa ia menghubungi orang lain

"Arlico menangis sudah hampir setengah jam ia tak mau berhenti menangis, aku sudah memberikannya asi namun ia tetap menangis" kata Gracia pada orang yang ada di sebrang sana.
"......"
"Baiklah, oke lalu ?" kata gracia sambil menggendong Babby Arlico dengan memegang kepala Arlico yang ia sandarkan didadanya, sepertinya itu adalah perintah dari orang yang gracia hubungi.
"....."
"Ya dia sudah berhenti menangis, bagaimana kau bisa tahu ?" kata Gracia pada orang yang ia hubungi tersebut.
"....."
"Benarkah ? Baiklah jiks babby Arlico menangis lagi aku akan menghubungimu jack" kata gracia pada jack. Ya orang yang ia hubungi adalah jack, karena ia tak tahu harus menghubungi siapa lagi.

-----------------------------------------------------

Jangan lupa Vote & Coment.

The Jerk CEO (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang