Bab. 38

11.2K 370 48
                                    

"Bawa aku pergi dari sini roy, aku tak mau melihatnya lagi"

                                ***

        Malam ini varis tidak ada di rumah, ia sedang menjaga Nathasya di rumah sakit.
Gracia sedang bersiap siap untuk pergi meninggalkan mansion Varis, ia sudah muak dengan semua ini. Hatinya sudah sangat sakit, ia tak mau membuat luka itu lebih dalam lagi. Dan malam ini adalah malam yang sempurna karena ia bisa pergi meninggalkan mansion setelah menunggu seharian.
"Roy aku sudah siap" kata gracia kemudian masuk kedalam mobil Roy.
Gracia tak membawa barang apapun saat ini, menurutnya semua itu bukanlah barang miliknya jadi untuk apa di bawa, yang ada malah akan semakin mengigatkan dirinya terhadap si bajingan tersebut.
"Baiklah Grace", kata Roy kemudian menutup pintu mobilnya dan masuk kearah kemudi.

           Dalam perjalanan hanya ada tatapan kosong di mata gracia, Roy yang menyadari itu pun semakin iba, ia tau pasti gracia sangat merasakan sakit yang teramat di dalam hatinya.
Perlakuan tuannya memang sudah sangat kelewatan. Hanya demi melindungi wanita ular itu ia rela mencampakan istrinya yang sedang dalam keadaan hamil.

  Roy sudah mengambil keputusan sangat besar hari ini, ia tak peduli lagi jika harus mati di tangan Varis karena telah berhianat, baginya yang terpenting saat ini adalah gracia bisa terbebas dari ketidak adilan tersebut.
Roy membawa gracia menuju mansion miliknya, Varis tak mengetahui jika Roy memiliki sebuah Mansion mewah di pinggiran kota London.
Mansion ini sering ia kunjungi saat sedang tidak ada pekerjaan, Mansion tersebut adalah Mansion peninggalan keluarganya, sebelum mereka semua mati terbunuh.
Varis tidak mengetahui tentang masalalu Roy yang Varis tau Roy adalah anak dari Mr. Gert, partner kerja ayahnya dulu. Namun sebenarnya Mr. Gert bukanlah ayahnya melainkan adalah pamannya.
Roy menyembunyikan semua itu bukan karena ada sesuatu yang penting, namun ia tak ingin lagi mengingat kejadian tersebut, kejadian dimana keluarganya di bunuh di depan matanya saat ia masih berusia 10 tahun.
Ia tak ingin membalaskan dendam akan kematian keluarganya tersebut maka dari itu ia menyembunyikannya dari varis, karena jika Varis mengetahui hal tersebut yang ada malah ia akan kehilangan keluarganya lagi, karena dalang di balik kematian ayah dan ibunya adalah Mr. Gert pamannya itu sendiri.

      Butuh waktu 2 jam perjalanan untuk sampai di mansion tersebut. Sesampainya di mansion tersebut, gracia dan roy di sambut hangat oleh pelayan yang ada di sana. Dapat Gracia lihat suasana Mansion tersebut sangatlah indah walaupun ukurannya tak sebesar milik Varis tapi mansion tersebut tak kalah mewah. Jika gracia di suruh memilih mansion mana yang ia sukai jawabanya adalah mansion milik Roy. Karena mansion tersebut tak terlalu banyak ornamen yang menonjol di bagian depannya simple dan elegan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan mansion Roy.
"Kau punya mansion ? Apa Varis mengetahuinya ?" tanya Gracia sambil berjalan masuk kedalam Mansion tersebut.
"Tidak dia tidak tau, tempat ini aman untukmu" jelas roy "aku akan menunjukan dimana kamar mu" lanjutnya kemudian mereka berjalan menuju sebuah pintu berwarna putih dengan ukiran yang indah.
Kamar tersebut berada di lantai satu, Roy tak ingin gracia menaiki tangga karena gracia tengah hamil ia tak ingin gracia kelelahan.
"Aku sudah menyiapkan segala seuatu yang kau butuhkan, sekarang beristirahatlah, ini sudah larut malam" kata roy sambil mengelus kepala Gracia pelan.
"Terimakasih roy" kata gracia sambil memegang kedua tangan roy.
Roy hanya tersenyum hangat.
"Aku akan menjengukmu setiap 3 hari sekali, jika kau perlu bantuan kau bisa minta tolong kepada pelayan, atau kau bisa menghubungi ku, aku tau kau tak membawa ponselmu maka dari itu kau bisa menelfonku lewat telfon rumah yang ada di atas nakas di dalam kamar mu aku sudah menyiapkannya" kata Roy kemudian Gracia memeluk Roy.
"Sekali lagi terimakasih" kata gracia tanpa melepaskan pelukannya.
"Tidak apa apa grace kau sudah seperti adik bagi ku, sekarang istirahatlah" kata roy kemudian graci melepaskan pelukannya setelah itu gracia masuk kedalam kamarnya.

                               ***

         Waktu telah berganti, Varis saat ini sedang berada di perjalanan menuju rumahnya. Sejak semalam ia berada di rumah sakit untuk menjaga keadaan Nathasya. Keadaan Nathasya sudah mulai membaik, kandungannya juga sudah mulai stabil. Namun semua itu belum membuat kemarahannya pada gracia menghilang. Yang ada dalam otaknya saat ini adalah segera menemui istrinya tersebut untuk memberikannya pelajaran karena telah berbuat hal rendahan seperti itu.
"Aku benar benar tak percaya kau begitu kejam, selama ini aku sudah salah menilai mu ku fikir kau adalah gadis yang baik dan lugu tapi ternyata kau tak lebih dari seorang wanita iblis" gerutu Varis kemudian ia memukul kemudinya keras. Fikirannya sedang kacau saat ini bahkan ia tak bisa membedakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

      Setelah sampai di mansionnya Varis berjalan sedikit tergesa gesa menuju kamarnya. Ia menaiki tangga dengan penuh emosi.
"Grace" teriaknya menuju kamar mereka.
"Grace... Grace dimana kau ?" teriak Varis menggema si setiap sudut kamar mereka.
Sudah semua penjuru mansion ia lalui namun tak ada tanda tanda keberadaan grace, kemudian Varis mengambil ponsel dalam sakunya.
Ia berusaha menghubungi ponsel gracia namun panggilannya tak kunjung di jawab.
"Sial dimana kau grace" gumam Varis dan berusaha menghubungi Gracia sekali lagi, namun tiba tiba ia mendengar suara nada dering sebuah ponsel yang sangat ia kenal.

     Varis berjalan mendekati arah sumber suara tersebut.
"Di dalam kamar" gumamnya. Kemudian Varis masuk kembali kedalam kamarnya dan menemukan ponsel Gracia berdering di atas nakas.
"Sial diamana kau grace" gerutu Varis semakin emosi.
Kemudian ia berjalan kearah walk in closed.
"Semua masih ada, lalu dimana gracia" gumamnya kemudian ia berjalan menuruni tangga dan menanyakan keberadaan Gracia pada para pelayan dan boddyguar yang ada di mansion tersebut namun tak ada satu pun dari mereka yang mengetahui dimana Gracia.
Varis sangat frustasi saat ini, ia berjalan kearah ruang tamu mendudukan dirinya di sana dan mengambil rokok dalam sakunya kemudian menyalakan rokok yang ada di tangannya, ia menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"....."
"Cepat kemari, ada yang ingin aku tanyakan padamu" kata Varis kemudian menutup panggilannya secara sepihak.

     Setelah menunggu hampir 10 menit orang yang Varis hubungi tadi pun kemudian datang.
"Ada apa tuan ?" tanya pria tersebut yang saat ini tengah beriri sambil menundukan kepalanya.
"Apa kau tau dimana Gracia, yang ku lihat kau yang terakhir kali menemuinya ?" kata Varis dengan nada dingin.
"Saya tidak tau tuan" kata pria tersebut. Ya pria itu adalah Roy tangan kanan Varis.
"Kenapa anda tak mengecek CCTV ? Mungkin anda bisa mendapatkan petunjuk melalui CCTV ?" lanjut Roy, sebenarnya percuma saja Varis melihat CCTV karena saat ia membawa gracia pergi meninggalakn mansion Vari Roy sudah menghapus semua jejak tentang kepergian gracia tanpa sisa. Tujuan Roy yang sebenarnya adalah ingin menunjukan kebusukan Nathasya yang sebenarnya.
Menurut Roy Nathasya memang sangat licik namun ia juga sangat bodoh. Nathasya tak mengetahui kalau di taman dekat kolam terdapat sebuah CCTV yang dulu memang sengaja di pasang oleh Roy untuk mempermudah mengawasi bagian luar mansion karena waktu itu banyak musuh Varis yang menyerang tiba tiba.

"Kau benar" kata Varis kemudian mereka berjalan kearah ruang kerja Varis, semua CCTV langsung mengarak ke komputer di ruang kerja Varis.

     Varis mengamati setiap pergerakan pada malam itu namun ia tak menepukan satu pun tanda tanda keberadaan Gracia, seolah olah semua itu sudah di rencanakan oleh gracia, sangat rapi dan bersih.
"Sial dimana grace, dasar gadis licik, kemanapun engkau pasti akan ku cari" kata Varis sambil mengacak acak rambutnya kasar.
Kemudian ia melihat ada yang mengganjal di rekaman CCTV di hari dimana Nathasya terjatuh.
Kemudian karena penasaran Varis pun kemudian memplay rekanan di hari itu.

      Matanya membelalak tak percaya melihat rekaman tersebut, ia mengulangi rekaman itu hingga tiga kali untuk memastikan kebenaranya. Namun hasilnya tetaplah sama. Hatinya benar benar seperti di tekan saat ini. Ia sudah melihat kebohongan Nathasya soal kaki dan kecelakaan itu. Ia sudah menyakiti Gracia.
"Arrgg.. Sial" teriak Varis kemudian melempar gelas berisi Wine kearag dinding hingga gelas itu pecah tak berbentuk.
"Roy cari Gracia sampai ketemu," teriak Varis penuh frustasi.
"Baik tuan" kata Roy kemudian ia pergi meninggalkan ruangan Varis.

"Maaf kan aku sayang aku terlalu bodoh tidak mempercayaimu" gumam Varis penuh frustasi dan penyesalan.
"Dimanapun kau aku akan menemukanmu, agar kau bisa menghukum suami tak bergunamu ini" lagi lagi mulutnya berucap kemudian ia memukul meja dengan keras di sertai teriakan frustasi.

------------------------------------------------------------

Update lagi nih...
Jangan lupa vote & coment ya 😘
Happy new year all 🎉🎇🎆

The Jerk CEO (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang