Bab. 45

14K 307 27
                                    

   Gracia terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa sedikit pusing namun ia paksakan untuk duduk. Gracia terjejut saat menyadari bahwa dirinya saat ini berada di kamar miliknya dan Varis di mansion Varis.
Gracia berjalan keluar dari kamar teraebut.

"Darah...." gumam gracia sedikit takut saat melihat bercak darah di depan pintu kamarnya yang tak sengaja ia injak.
Gracia berjalan menuruni tangga menuju ruang kerja Varis. Jejak kaki gracia tercetak jelas di lantai.

      Gracia membuka pintu ruang kerja Varis, di sana dapat ia lihat sosok Varis yang sedang berdiri di pinggir jendela.
"Varis apa yang kau lakukan ?" teriak gracia kepada Varis dengan penuh amarah.
Varis yang menyadari teriakan gracia pun membalikan badannya dan berjalan mendekat kearah gracia.
"Aku merindukan mu" kata Varis sambil memeluk gracia. Varis sengaja memeluk gracia saat melihat ada jejak kaki penuh darah di lantai.
Varis yakin gracia melihat bercak darah di lantai atas.

  Varis mengarahkan kepala gracia ke tengkuk lehernya, tercetak jelas raut wajah penuh amarah di wahh Varis.
"Lepaskan aku" gracia mendorong tubuh Varis agar menjauh namun kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan gracia.
Varis mengangkat tubuh gracia duduk di atas meja, kemudian ia mengelap kaki gracia dengan handuk kecil.
"Tak boleh ada noda di tubuhmu" kata Varis sambil mengelap kaki gracia.
"Kenapa kau membawa ku kembali" kata gracia kemudian air matanya terjatuh membasahi pipinya saat mengingat kejadian waktu itu.
"Maaf kan aku sayang, aku bisa jelaskan semuanya. Waktu itu aku benar benar tal sadar. Ya memang Nathasya mengandung namun aku juga ragu dia anak ku atau bukan
Percayalah aku hanya mencintai mu, aku tak bermaksud melukaimu maaf kan aku jangan pergi dari ku" kata Varis memandang wajah sendu gracia.

Gracia menatap mata Varis berusaha mencari kebohongan di sana namun nihil tak ada sedikit pun kebohongan dari mata Varis.
"Soal bercak darah itu apa ?" tanya gracia, tangannya meremas dress yang ia gunakan.

"Itu bukan apa apa sayang jangan fikirkan itu, sekarang istirahatlah" kata varis kemudian menggendong gracia menuju kamar mereka.

Saat Varis dan gracia sampai di lantai dua bercak darah itu sudah menghilang. Para pelayan sudah membersihkannya.
Varis membaringkan tubuh gracia di atas tempat tidur.
"Istirahatlah aku tak amu kau dan babby kelelahan" kata Varis kemudian mengecup kening gracia lembut.
"Aku akan menyiapkan makanan untuk mu" kata Varis kemudian keluar kamar dan menutup pintu kamar tersebut pelan.

     Varis berjalan dengan penuh amarah menuju dapur tempat pelayan berkumpul.
"Sudah ku bilang untuk langsung membersihkan bekas darah itu, kenapa kalian tak lakukan ?" teriak Varis mengema di telinga ke 3 pelayan yang Varis tugaskan tadi.
"Dasar tak berguna" kata Varisn menampar ketiga pelayan tersebut secara bergantian.
"Mulai hari ini kalian pergi dari mansion ini, dan buat kalian jangan sampai gracia tau soal kejadian tadi, jika tidak aku akan memotong lidah kalian satu persatu" geram Varis kemudian ia pergi meninggalkan mereka.

    Tanpa Varis sadari gracia mendengar dari tangga atas penghubung dapur dan lorong kamar mereka.
Gracia sengaja melakukan itu karena ia tak yakin soal adanya bercak darah itu.
Gracia menutup mulutnya saat mendengar perkataan Varis kepada pelayan tersebut.
Saat gracia melihat Varis pergi dengan cepat ia kembali kedalam kamar seperti semula.

                                 ***

   Roy menjaga Jack di rumah sakit, jack sempat kritis tapi sekarang keadaannya sudah membaik. Jack belum sadarkan diri sejak selesai di oprasi.
Kejadian kemarin pagi menyebabkan Jack harus di rawat hingga pulih.
Siang ini Roy sengaja di tugaskan Varis untuk menjaga lebih tepatnya mengawasi Jack sewaktu waktu Jack sadar.

"Bagaimana keadaannya ?" suara bariton muncul dari balik pintu, sontak saja Roy yang duduk sambil membaca majalah pun berdiri dan menaruh majalah yang ia pegang keatas meja.
Roy membungkukan badanya memberi hormat kepada Varis.
"Keadaannya sudah mulai membaik tuan, namun dia belum sadarkan diri sejak kemarin" kata roy kepada Varis
"Baiklah jika dia sadar hubungi aku" kata Varis kemudian ia melenggang pergi meninggalkan rumah sakit.

The Jerk CEO (Selesai)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt