Bab. 29

13.2K 320 4
                                    

      Pernikahannya sudah selesai 100% hanya tinggal menunggu kapan acara itu di mulai.
Hari ini vero telah gagah dan tampan memakai setelan tuxedo berwarna navy dengan di padupadankan celana selutut berwana senada.
Pengantin wanitanya sedang menjalani berbagai persiapan. Karena persiapan pengantin pria tak serumit wanita vero pun berencana untuk pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.

     Vero menjalankan mobilnya menuju pinggiran kota london, siang ini jalanan tak begitu ramai, perjalanan menuju tempat tujuannya tersebut memakan sekitar 1 jam perjalanan.
Sesampainya di sana di sebuah pemakaman umum yang terletak di sebuah desa di pinggiran kota london vero berjalan melintasi makam makam yang berjajar rapi.
Dapat di lihat di atas bukit di pemakaman tersebut terdapat dua buah makam yang berjajar.
Vero yang sudah lama tidak mendatangi makam tersebut pun tersenyum namun hatinya kelu.

   Di atas kedua makam tersebut tertera sebuah nama  claudy agata dan vernon graha agata, ya mereka berdua adalah orang tua kandung gracia.
"Hai aku kembali" kata varis sambil meletakan dua buah bunga di atas pemakaman tersebut.
"Aku kesini untuk mengucapkan sesuatu... Aku akan menikah, dan kalian tau anaka kalian sudah tumbuh dewasa sekarang dia menjadi wanita yang cantik sepertimu claudy, dia juga tangguh seperti mu vernon, dia juga sudah bertunangan dengan teman masa kecilnya dulu elvaris steven alex, aku senang bisa memiliki anak seperti gracia dia periang lucu dan menggemaskan" kata vero sambil menatap kedua nisan tersebut, ya ini sudah hampir 5 tahun ia tak mendatangi makam ini,
"Maaf kan aku baru datang, lain kali aku akan mengajak gracia, walaupun aku takut akan kehilangan gracia, aku takut nanti di hati gracia diriku sebagai ayahnya akan hilang ketika ia tau tentang kalian" kata vero menunduk kelu.
Gila memang itu yang di rasakan oleh vero, ia benar benar mencintai putrinya ia tak mau kehilangan putrinya, maka dari itu ia tidak pernah mengajak putrinya ke makam orang tua kandungnya ia takut posisinya di hati gracia akan hilang.

------

     Malam telah tiba dan acara pernikahan akan di gelar, janji suci sudah di adakan sore tadi, sekarang adalah waktu resepsinya, vero sedang tersenyum bahagia dan di sampingnya ada istri yang ia sayangi
Yaitu carroline dengan gaun berwarna biru yang indah.

Sedangkan di sisi lain suadah terdapat gracia dan varis yang sedang duduk di sebuah meja bundar.
Gracia mengenakan sebuah gaun senada dengan setelan jas yang sama dengan varis.

"Aku mau minum" kata gracia manja kepada varis.
"Tunggu sebentar" kata varis dengan senyuman
Setelah beberapa menit varis pun kembali dengan membawa sebuah gelas berisi wine di dalamnya, kemudian ia menghampiri gracia dan memberikan gelas itu kepada gracia.
Gracia sebenarnya tak terbiasa meminum minuman ber alkohol namun ia tidak mau membuat varis harus mengambilkan minum lagi untuknya, dan dengan terpaksa ia pun meminum wine itu.
"Manis" gumam gracia saat meminum wine yang terakhir di gelasnya.

Setelah acara berakhir vero dan carroline pun pergi menuju hotel yang sudah ia pesan untuk menghabiskan malam pertama, sebelum vero pergi meninggalkan tempat resepsi pernikahannya tersebut ia memberi sebuah pelukan dan ciuman hangat kepada gracia.
"Aku titipkan grace padamu, jaga dia malam ini jangan sampai terjadi apa apa padanya, aku percayakan putri kesayanganku padamu" kata vero kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, vero kemudian masuk kedalam mobil, sebelum mobil berjalan ia sempat tersenyum kepada gracia.

------------------------------

    Gracia dan varis saat ini sudah sampai di mansion milik varis. Gracia sedang menyiapkan makan malam karena varis menginnginkan ayam goreng buatan gracia, dengan senang hati gracia pun menuruti keinginan varis walaupun sebenarnya ia sangat lelah.

"Sayang apa sudah selesai ?" tanya varis saat turun dari tangga menuju dapur, ia baru saja menyelesaikan mandinya rambutnya yang basah sedang ia keringkan menggunakan handuk. Gracia telah membersihkan badannya sejak tadi.
"Emm sedikit lagi" jawab gracia dengan senyuman yang mereka di wajahnya.
"Maafkan aku membuatmu harus masak malam malam seperti ini" kata varis yang entah sejak kapan sudah memeluk gracia dari belakang dan menyandarkan kepalanya di tengkuk leher gracia.
"Tidak apa apa varis lagi pula aku juga sedang lapar" jawab gracia yang masih fokus kepada masakannya.

    Setelah beberapa menit masakannya pun jadi, mereka berdua makan bersama di meja makan dekat dengan dapur.
"Makan yang banyak, aku tidak mau kamu sakit" kata varis kemudian memasukan nasi kedalam mulutnya. Kemudian di jawab anggukan oleh gracia
"Apa terasa enak ?" tanya gracia, karena memang baru beberapa hari lalu ia belajar memasak.
"Kali ini enak aku suka" jawab varis jujur, memang ayam goreng yang kali ini varis makan memang enak.

    Saat mereka berdua sedang asik menyantap makanannya tiba tiba ponsel varis berdering, menandakan ada telfon masuk.
Varis yang melihat ponselnya berdering yang ia letakan di atas meja di dekat tempat makan ia pun segera mengambil ponsel tersebut.
"Halo"kata varis mengangkat telfon dari sebuah nomor tidak di kenal.
"......"
"Ya dengan saya sendiri" jawab varis datar.
"......"
"Benarkah ? Baiklah saya akan segera kesana secepatnya" kata varis terkejut dan kemudian masukan ponselnya kedalam saku celananya.

"Sayang cepat ambil mantel kita akan pergi kerumah sakit sekarang" kata varis kemudian ia mengambil kunci mobilnya yang ia letakan di meja ruang tengah.
"Ada apa varis" tanya gracia yang tidak di jawab oleh varis.
Kemudian dengan langkah cepat gracia pun mengambil mantel di dalam kamarnya setelah itu ia bergegas menuju keluar mansion karena varis telah menunggunya di dalam mobil.

     Varis mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi namun tetap hati hati, ia membelah jalanan kota london yang tak begitu ramai karena waktu sudah menunjukan pukul 11:55 p.m
Sesampainya mereka di depan rumah sakit mereka pun bergegas menuju ruang UGD, varis telah menjelaskan tentang apa yang terjadi sebenarnya, bahwa orang tua gracia mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju hotel tempat mereka akan menginap. Gracia yang mendengar itu semua pun sangat syok dan cemas dalam hatinya hanya ada keyakinan kalau mereka tidak akan kenapa napa.
     Sesampainya mereka di depan ruang UGD seorang dokter pun keluar dari ruangan tersebut.
"Bagaimana keadaan mereka berdua dok ?" tanya varis tanpa basa basi.
"Apa anda keluarganya ?" tanya dokter tersebut memastikan.
"Saya putrinya" kata gracia dengan kecemasan yang ada di hatinya.

"Maaf kan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nyawa mereka tidak tertolong, sekali lagi maafkan kami" kata dokter tersebut dengan penuh penyesalam,  menundukan kepala meminta maaf

-------------------------------------------------------------

Up lagi

Akhirnya pembaca mulai aktif 😊
Makin seneng deh autor 😊
Jadi semangat buat ngetik dan update terus.

Jangan lupa vote & coment saranya

Tak tunggu

The Jerk CEO (Selesai)Where stories live. Discover now