Bab. 30

14.6K 343 6
                                    

        "Maaf kan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nyawa mereka tidak tertolong, sekali lagi maafkan kami" kata dokter tersebut dengan penuh penyesalam,  menundukan kepala meminta maaf

    Gracia yang mendengar itu pun kemudian melemas dan terjatuh, air mata mulai membanjiri pipinya, kemudian dengan sekuat tenaga ia berlari menuju tempat kedua orang tua angkatnya berbaring. Walaupun mereka hanya orang tua angkat tapi gracia menyayangi mereka layaknya orang tua kandungnya.

     Gracia menangis disisi kana ayahnya berbaring.
"Ayah kenapa kau pergi meninggalkan aku sendiri ? Kenapa kau begitu jahat ? Ayah pernah janji kalau ayah akan menemani grace sampe nanti, tapi kenapa ayah pergi meninggalkan grace ?" kata gracia dengan terbata - bata dan dalam keadaan tangis yang tak bisa di bendung, kemudian ia berjalan ke sisi kanan ibu tirinya carroline.
"Hei, kenapa kau juga jahat ? Bahkan aku belum sempat memangilmu ibu, dan kau sudah meninggalkanku ? Aku menyayangimu, dan kau juga pernah berjanji padaku kalau kau akan menjadi ibu ku menjagaku dan menemaniku di hari pernikahan ku ? Tapi kenapa kau pergi meninggalkan ku ?" kata gracia dengan nada yang sama dan air mata terus mengalir di pipinya. "Mom kenapa kau pergi" kata gracia, kemudian ada sebuah tangan yang memegang pundaknya.

"Sabar sayang jangan menangis mereka tidak ingin melihatmu menangis, apa kau tak mau mereka bahagia di surga ?" kata varis menenangkan gracia.
"Ta-tapi mereka jahat, menginggalkanku sendirian" kata gracia.
"Aku akan menjagamu" kata varis kemudian memeluk gracia.
"Ayah, mommy aku sayang kalian" kata gracia kemudian ia terjatuh tak sadarkan diri dalam pelukan varis.

   Varis yang mengetahui gracia pingsan pun kemudian menggendongnya menuju ke sebuah ruang pemeriksaan, ia tak mau terjadi apa apa dengan gracia.
Tak butuh waktu lama dokter yang akan memeriksa gracia pun datang.

    Saat dokter memeriksa keadaan gracia varis pun menunggu di luar ruangan dengan perasaan oenuh khawatir.
Setelah beberapa menit dokter itu memeriksa gracia kemudian dokter itu pun keluar dari ruangan tersebut.
"Bagaimana keadaanya dok ?, saya suaminya" tanya varis panik.
"Anda tenang saja tuan, istri anda dan kandunganya baik baik saja" kata dokter itu dengan ramah.
"Apa ? Istri saya hamil dok ?" tanya varis terkejut.
"Iya kandungan istri anda sudah mencapai 2 minggu, dan itu masih sangat rentan, usahakan untuk tidak membuatnya terlalu tertekan dan stres karena itu bisa berbahaya untuk janinnya, dan jangan sampai nyonya gracia mengalami kecapekan, saya akan menulisakan beberapa vitamin dan anda bisa mengambilnya di apotik rumah sakit" jelas dokter itu kemudian di balas anggukan oleh varis.

    Varis pun bergegas menuju tempat gracia berbaring, di sana ia melihat gracia yang belum sadarkan diri.
"Sayang, bangun lah aku sangat menghawatirkan mu" kata varis sambil mengelus punggung tangan gracia.
Beberapa menit setelah itu mata gracia terbuka.
"Varis.." kata gracia lirih.
"Kau sudah bangun sayang ?" tanya varis yang kemudian berdiri.
"Kenapa aku di sini ?" tanya gracia dengan nanda yang lemah
"Kau pingsan sayang" jawab varis kemudian gracia bangun dari tempat tidurnya.
"Kau kau kemana ? Kau harus istirahat agar babby dalam perutmu tetap sehat" kata varis menghentikan langkah gracia.
"Apa ?" gracia seketika ia diam
"Kau hamil sayang, dokter menyarankan untuk istirahat yang cukup dan jangan terlalu stres" jelas varis kemudian menggendong gracia dan membaringkannya di tempat tidur kembali
"Bagaimana dengan ayah dan ibu ? Aku ingin melihat mereka" tanya gracia dan air katanya kembali jatuh.
"Besok kita akan ke pemakamanya, sekarang dokter sedang mengurus jenazah mereka kau istirahat, jangan menangis vero tidak suka melihat gadis kecilnya menangis" kata varis dengan menghapus airmata gracia.

                                ***

      Pagi ini gracia dan varis berada di pemakaman vero dan carroline. Saat ini air matanya sudah terlalu kering untuk menangis, ia hanya bisa tersenyum kecut memandang nisan di atas makam tersebut.
Setelah proses pemakaman sesai gracia dan varis pun pergi meninggalkan tempat pemakaman tersebut. Mereka akan menuju mansion milik varis.

     Setelah beberapa menit perjalanan ia sudah samapai di tempat tujuan.
"Masuk dan istirahatlah" kata varis kemudian ia mengecup kening kekasihnya tersebut kemudian di balas anggukan gracia.
"Aku ada urusan sebentar nanti aku akan membangunkanmu kalau aku sudah kembali, jika kau butuh sesuatu kau bisa bilang sama pelayan, jangan terlalu berpikir aku tak mau kau sakit dan jaga babby kita baik baik" kata varis yang hanya di balas anggukan mengerti oleh gracia. "Daddy pergi dulu sayang" kata varis sambil mengelus pelan perut gracia.

      Setelah kepergian varis gracia tidak bisa memejamkan matanya, ia hanya membaringkan tubuhnya dinatas tempat tidur, dalam kepalanya hanya di isi kenangan bersama ayahnya. Sontak saja hal itu membuat air matanya mengalir, gracia saat sadar dirinya mulai menangis dengan sigap ia menghapus air matanya, ia tidak mau terlalu stres agar tidak membahayakan janinnya. Kemudian ia memutuskan untuk pergi menuju dapur.
"Segelas coklat panas mungkin akan lebih tenang" gumam gracia saat perjalanan menuju dapur.
Sesampainya di dapur ia telah melihat seorang pelayan baru.
"Hai apa kau pelayan baru di sini ?" tanya gracia penasaran.
"Perkenalkan nama saya bella nyonya, saya di perintahkan tuan untuk menjadi pelayan pribadi anda nyonya" kata pelayan itu sambil membungkukan tubuhnya memberi hormat.
"Oh.. Panggil saja aku grace bella kelihatanya kau lebih muda dari ku berapa usia mu ?" tanya gracia kemudian ia mendudukan dirinya di meja makan.
"Usia saya 20th nyonya" jawab bella sopan.
"Aku sudah bilang padamu panggil saja aku grace, kau sangat muda kenapa kau menjadi pelayan ? Kau tak melanjutkan kuliah ?" tanya gracia penasaran.
"Tidak nyonya, eh maksud ku grace, orang tua ku sudah meninggal sejak aku berumur 12th dan aku harus mengurus kedua adik ku tak ada waktu untuk berkuliah yang aku butuhkan adalah uang untuk membiayai kehidupan ku dan kedua adik ku" jawab bella
"Aku juga telah kehilangan orang tua ku kemarin, aku belajar banyak darimu kau terlihat tegar sekali aku jadi malu padamu, kau sudah bisa hidup sendiri di usia begitu muda, harusnya aku bersyukur dan tetap tegar menghadapi semua ini, terimakasih bella kau sudah mengajarkan ku bahwa hidup ku saat ini lebih dari cukup harus nya aku selalu bersyukur" kata gracia sambil menatap dalam mata bella.
"Ngomong-ngomong ada yang bisa saya bantu grace" kata bella,
"Emm aku ingin coklat panas, dan kau bisa menemaniku ?" kata gracia kemudian di jawab anggukan oleh bella.

            Saat ini gracia berada di taman belakang mansion tersebut. Ia tengah duduk di bangku taman sambil meminum coklat panasnya, gracia di sana tidak sendirian melainkan di temani oleh pelayan pribadinya bella.
"Apa kau menyukai bunga tulip ?" tanya gracia saat sendari tadi mengamati bella yang sedang memperhatikan kumpulan bunga tulip yang ada di taman itu.
"Aku sangat menyukainya" jawab bella dengan senyuman yang terukir di bibir manisnya.
"Kau bisa memilikinya bell.. Bunga itu sekarang milik mu kau bebas merawatnya" kata gracia, entah mengapa saat bella datang dalam hidup nya ia merasa tak kesepian lagi, ia sudah menganggap bella seperti adiknya sendiri walaupun itu baru terhitung beberapa jam mereka bertemu.
"Benarkah ? Terimakasih banyak" kata bella dengan wajah senang.
"Apa kau akan tinggal di rumah ini ?" tanya gracia.
"Tidak, kalau pekerjaan saya sudah selesai saya pulang kerumah, karena adik saya masih terlalu kecil untuk bisa tinggal sendiri" jelas bella.
"Baiklah biarkan sopir mengantarmu pulang nanti" kata gracia yang hanya di balas anggukan oleh bella.

------------------------------------

Update lagi 😊
Jangan lupa vote and coment.

Kali ini autor gak akan update part selanjutnya kalo vote nya belum nyampek

200 ⭐

Dan tolong kasih kritik dan saranya di kolom komentar 😊

The Jerk CEO (Selesai)Where stories live. Discover now