Bab. 39

11.6K 379 27
                                    

       Malam ini, setelah ia melihat CCTV dan mengetahui yang sebenarnya Varis berniat kembali kerumah sakit.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit fikirannya benar benar kacau hanya di penuhi rasa bersalah dan penyesalan.
Tak butuh waktu lama Varis sudah sampai di rumah sakit di mana Nathasya di rawat.
Varis berjalan menuju ruangan Nathasya dengan penuh kemarahan.
Saat ia masuk kedalam kamar Nathasya ia melihat perempuan itu sedang duduk dengan membaca sebuah majalah.
"Varis akhirnya kau datang, aku kesepian saat kau pergi" kata Nathasya dengan senyum bahagia.
Varis tak menjawab perkataan Nathasya ia berjalan mendekat kearah Nathasya dan menatapnya tajam.
"A... Ada apa varis ? Apa ada yang terjadi ?" tanya Nathasya sedikit gugup saat melihat tatapan tajam Varis yang mengarah padanya
"Berhenti berpura pura jalang aku sudah tau semuanya" teriak Varis.
Nathasya
"Varis kau bicara apa aku tak mengerti ?" kata Nathasya berusaha bersikap sebaik mungkin.
"Aku tau semua kebohongan mu, bodohnya aku mempercayaimu dan harus kehilangan Gracia, mulai hari ini bersiap lah kau akan pulang ke hawai dan jangan pernah injakan kakimu di london jika kau masih ingin hidup" kata Varis kemudian meninggalkan Nathasya sediri yang terpaku

                                ***

       Pagi ini gracia tengah berjalan jalan mengelilingi mansion milik roy.
Banyak kupu kupu berterbangan di sana, langkahnya terhenti saat melihat sebuah danau kecil di dekat taman.
Banyak bunga teratai di atas danau buatan tersebut, rumput hijau yang lembut membuat danau itu semakin indah.
"Kenapa tidak memakai alas kaki ?" suara berat tiba tiba muncul dari belakang Gracia.
"A...ah.. Aku hanya ingin menikmati rumput hijau ini" kata gracia saat melihat orang yang barusan datang.
"Apa kau suka ?" tanya pria itu.
"Maksudnya ?" jawab gracia bingung dengan maksud roy. Ya pria yang barusan datang adalah roy.
"Danau itu apa kau suka ?" jelasnya lagi.
"Indah... Aku sangat menyukainya" jawab gracia dengan sengum bahagia terukir di wajahnya. Walaupun di tersenyum bahagia tapi tetap saja hatinya masih hancur dan ia masih tetap merasakan sakit yang mendalam itu.

      Gracia mendudukan dirinya di atas rumput hijau di dekat danau.
"Varis sudah mengetahui kebohongan Nathasya dan saat ini dia sedang mencarimu" jelas Roy kemudian ia mendudukan dirinya di sebelah gracia.
"Jangan beri tau dia kalau aku ada di sini, aku masih enggan untuk menemuinya, hati ku belum siap" gracia menundukan kepalanya kemudan mengambil sebuah batu kecil kemudian melemparkannya kearah danau. Batu tersebut memantul beberapa kali sebelum batu itu tenggelam.
"Kau tau, hidup itu bagaikan batu yang ku lempar kearah danau. Jika semakin kuat lemparan yang ku buat maka semakin lama pula ia akan memantul sebelum batu itu tenggelam, sama hal nya hidup jika semakin besar dorongan dan semangat dari orang orang yang kita sayang maka semakin kuat pula hati kita, walaupun pada akhirnya akan merasakan sakit juga. Namun sakit itu tak akan terasa jika ada orang yang memahami dan mempercayai." kata gracia kemudian ia menoleh kearah roy yang sejak tadi memperhatikannya.
"Terimakasih roy, jika tak ada kamu mungkin aku sudah mati bunuh diri" kata gracia kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu roy.
"Apa kau sudah sarapan ? Aku membawa pancake blueberry kesukaanmu" kata roy.
"Benarkah ? Bantu aku berdiri perut ku sudah membesar hal itu menyebabkan aku susah berdiri jika aku duduk seperti ini" kata gracia mengulurkan tangannya keatas dengan wajah memelas yang ia buat buat.
"Menggemaskan" batin Roy saat melihat sikap Gracia yang seperti itu.
"Dasar menyusahkan" kata roy kemudian menggendong Gracia ala bridalstyle.
"Apa kau bilang aku menyusahkan ? Oh ayolah kakak macam apa yang menganggap adiknya menyusahkan" gerutu gracia sambil memukul kepala roy pelan.
"Kau memang menyusahkan tuan putri" kata roy mengejek gracia.
Gracia yang mendengar hal itu hanya mendengus kesal.

      Sesampainya si meja makan roy menurunkan Gracia di kursi yang ada di sana.
"Tunggu sebentar aku akan mengambilkan piring untuk mu" kata Roy kemudian berjalan kearah dapur untuk mengambil sebuah piring dan segelas susu segar.
"Ini untuk mu habiskan supaya bayi dalam perut mu sehat" kata roy memberikan piring berisi pancake kepada gracia.
"Terimakasih roy" jawab gracia kemudian ia memakan pancake tersebut dengan lahap

Tring...  Tring....

      Suara ponsel berbunyi menandakan ada sebuah panggilan masuk. Roy merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya kemudan melihat siapa yang menelfonnya.
"Siapa roy ?" tanya gracia yang melihat roy sedikit gugup saat melihat siapa yang menelfonya.
"Elvaris" jawab roy kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"......"
"Ya taun" jawab Roy kepada Varis yang berada di sebrang sana.
"......"
"Belum ada tanda tanda keberadaan nyonya gracia tuan, saya sudah mencarinya kemana mana namun tak kunjung juga menemukannya tuan" jelas Roy, ia terpaksa berbohong pada Varis karena ia melihat wajah gracia yang memucat saat mengetahui Varis menelfonnya. Awalnya ia ingin berkata jujur pada varis namun kali ini ia urungkan.
"......"
"Baik tuan akan sayang cari sebisa saya dan akan saya lakukan semaksimal mungkin" kata roy.
"......"
"Baik tuan" kemudian panggilan tersebut terputus.

     Roy dapat melihat ekspresi ketakutan di wajah gracia saat ini
"Ada apa grace ?" tanya Roy.
"A... Ah.. Tidak apa apa" kata gracia yang gugup.
"Roy terimakasih sudah mau berbohong untuk tidak menemukan ku, terimakasih" kata gracia dengan wajah yang tulus namun masih terbesit ekspresi ketakutan dari manik matanya.
"Itu memang sudah kewajibanku melindungi mu grace" kata roy kemudian mendekat kearah gracia kemudian memeluk gracia lembut agar ketakutan dalam diri gracia sedikit menghilang dan agar gracia sedikit tenang.

                                ***

     Di waktu yang sama di tempat berbeda, varis tengah frustasi, hampir 2 botol wine habis di minumnya.
Tubuhnya saat ini sedang kacau, sudah 3 hari gracia pergi dari mansionnya.
Dalan 3 hari tersebut pula ia tak menemukan keberadaan gracia.
"Grace di mana kau" rancau Varis yang sudah mabuk saat ini.
Varis berada di ruang kerjanya yang berada di mansionnya.
"Kembalilah grace maafkan aku" lagi lagi rancauannya muncul dari mulutnya.

      Varis berjalan terhuyun untuk menuju kamarnya. Langkahnya yang gontai akibat hilangnya keseimbangan dalam tubuhnya karena mabuk.
Hingga tidak sadar kalau ia masuk kedalam kamar milik gracia yang dulu, kamar yang selalu di temapti graci sebelum mereka menikah.
Dengan langkah gontai Varis masuk kedalam kamar tersebut kemudian membaringkan tubuhnya di sana

"Aku akan terus mencarimu grace walaupun hingga keujung dunia sekalipun, aku tak sanggup kehilanganmu lagi aku tak sanggup" rancau varis kemudian ia terlelap dalam tidurnya.

"Aku akan mencari mu, maafkan aku"




                                ❤
-----------------------------------------------------------

Nih update lagi nih 😂
Tuh varis dah tersiksa tuh 😂 nathasya juga udah di usir oleh varis 😂

Jangan lupa Vote and coment ya 😍

The Jerk CEO (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang