Some hated (3)

2K 58 14
                                    

Teddy segera menelan makanan yang masih penuh di mulutnya. Dia kemudian meletakkan sendoknya dan mulai kembali bicara.

"Saya sebenarnya mau minta tolong bantuan kak Dedi, tugas awal pegawai baru."

"Jadi kamu beneran nggak mau tinggal lagi di sini?"

"Mau bu, saya mau tinggal lagi sama ibu tapi nggak sekarang. Saya harus jadi pegawai yang baik. Saya nggak mau terlambat masuk kerja hanya karena alasan macet atau rumah jauh, jadi... ."

"Jadi kamu tetap mau kost dan nggak mau balik ke sini?" Ibu mulai terbawa emosi, dia tidak menyangka anaknya itu tetap keras dengan pendiriaannya.

"Sudah bu, Teddy kan punya alasan dan itu masuk akal. Kalau dari sini buat dia jadi sering terlambat bekerja itu kan tidak baik juga."

"Ya keluar saja bisa kan pak, kamu kerja di perusahaan kita. Tidak akan ada yang memarahimu kalaupun terlamabat."

"Ibu... ." Ferin berusaha menenangkan ibu mertuanya itu.

"Saya akan lebih sering datang jika ada waktu luang... ."

"Iya tidak apa-apa, kami mengerti. Ibu juga mengerti kan?"

Bapak mengedipkan matanya pada ibu dan sedikit mengangguk. Bapak seakan mengisyaratkan pada ibu jangan sampai anak yang baru kembali itu pergi lagi. Dan ibu sepertinya mengerti kode dari bapak.

Ibu menghapus air matanya yang sedikit keluar.

"Iya ibu mengerti, tadi ibu kebawa emosi. Maaf ya Ted, yang penting kamu harus lebih sering lagi pulang, telepon ibu dulu biar ibu bisa masak makanan kesukaan kamu."

Ibu membelai lembut rambut Teddy dan Teddy terbuai, tak ingin dia melepaskan sentuhan hangat ibunya itu.

"Katanya tadi kamu perlu bantuanku? Apa?" Dedy memecah suasana dan membuat Teddy ingat tujuannya semula.

"Oh iya hampir lupa, aku mau minta antar kakak."

"Kemana?"

"Pantai."

"Kenapa minta antar padaku?"

"Aku kurang ingat jalan kesana, lupa."

"Kamu tinggal dimana selama ini, masa pantai saja tidak tahu."

"Yee.. Emang ngga tau jalannya."

"Kamu kebiasaan tidur diperjalanan sih, jadi nggak hapal jalan."

"Hee.. Hee.. ." Teddy malu dan mulai kembali melahap makanannya.

"Aku tidak bisa."

"Memangnya aku sudah bilang kapan ke pantainya?"

"Kapan?"

"Minggu ini."

"Iya kapan?"

"Besok."

"Tuh kan.. Tidak bisa. Tapi Ferin bisa, dia punya banyak waktu untuk antar kamu. Nanti kalau urusannku sudah selesai, aku sempatkan untuk menyusul ke sana."

"Iya Ferin tau jalannya kan? Lagipula sekarang kan ada peta... ."

"Peta?"

"Iya yang di HP itu ada petanya kan?"

"Oh haha... Iya bu, ada kok peta di HP."

Teddy tertawa di ikuti yang lainnya. Membuat suasana menjadi lebih hangat.

⭐⭐⭐

Hujan yang sempat turun sepanjang malam meninggalkan sedikit basah. Namun matahari memberi sinarnya bersama kehangatan.

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now