few were

1.2K 47 7
                                    

"Tadi loe bilang mau balas dendam, atas perlakuan siapa?"

"Ahh.. Nggak,  gue hanya.. Sedang.. Membuat dialog, iya buat dialog." Tommy gugup, dia hanya menjawab sekenanya.

"Dialog seperti itu? Aneh banget. Yang ada malah semua pelanggan malah menjauhi produknya." Teddy meneruskan pekerjaannya dan kembali mengabaikan Tommy.

"Ted, loe udah punya pacar?" Tommy mengalihkan pembicaraan dan fikiran tak baiknya untuk sementara waktu.

"Kenapa loe tanyakan itu? Apa...  Loe kan udah punya Vizzy. Lagian aku nggak tertarik dengan sesama jenis."

"Jangan sembarangan!  Lagian siapa juga yang mau sama loe!"

"Terus ngapain loe tanya begituan?"

"Sekedar ingin tau."

"Loe kan udah tau jawabannya Tom."

"Apa?!"

"Mana ada yang mau sama gue."

"Dasar!!" Tommy jengkel juga menyesal bertanya pada Teddy, dia merebut kamera dari tangan Teddy dan mengambil gambar sembarangan.

                            ***

Temmy kembali menunggu Yuri di depan rumahnya. Dengan sabar Temmy duduk di bangku tua yang telah bertahun-tahun di kenalnya.
Pacar semasa SD nya itu tetap Setia menemaninya hingga SMU. Bangku tua, pacar pertamanya tiba-tiba... 

#Brakkhh

"Aduh, patah lagi." Temmy meringis kesakitan karena pantatnya menyentuh jalan dengan keras. Kaki bangku tua patah.

"Kenapa Tem?" Yuri yang baru keluar dari rumahnya keheranan melihat Temmy duduk di jalan.

"Pacarku patah nih." Temmy berdiri seraya mengusap pantatnya yang lumayan sakit.

"Sudah tua, nanti biar di ganti."

"Memang kamu tidak keberatan kalau diganti?" Temmy menggoda Yuri dan mendekatkan wajahnya sangat dekat di depan wajah Yuri.

"Mana motor tipismu?" Yuri mengalihkan pembicaraan dan menahan senyumnya yang siap merekah.

"Sekarang sudah berisi kok." Temmy menjauhkan wajahnya dari wajah Yuri dan menunjukkan motor barunya.

"Gemuk? Bagaimana ceritanya?"

"Ayahku membayarkan uang muka nya sebagai hadiah. Sisa cicilannya aku tanggung dari tabungan dan kerja sambilanku."

"Itu berat kan... ."

"Tidak, orang tuaku kan masih menanggung kebutuhanku. Jadi aku masih bisa membayarnya.. Lagipula aku menabung juga kan demi kita.. ."

"Apa untungnya buatku?"

"Untungnya kamu nggak perlu takut lagi, karena motor cekingku sudah gemuk sekarang."

"Lalu kemana motor cekingmu?"

"Ku wariskan pada keponakkanku."

                          ***

Vizzy mengetuk pintu ruangan Tommy dengan sedikit pelan. Hubungannya dengan Tommy yang tak lagi hanya sekedar rekan kerja, membuat mereka jadi sedikit canggung. Mereka memang tidak terbuka dengan setatus pacaran mereka di kantor karena takut bisa mengganggu profesional kerja mreka.

"Kenapa harus mengetuk pintu segala, tidak biasanya."

"Ini kan urusan kerja." Vizzy menghampiri Tommy dengan berkas di tangannya.

"Coba kulihat." Tommy membaca seksama berkas yang Vizzy serahkan.

"Apa aku mengganggu kalian?" Teddy berdiri di depan pintu dan menahan diri untuk masuk.

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now