lets make

1.2K 47 8
                                    

Vizzy segera mendaratkan tangannya di pipi Tommy dengan sangat cepat, membuat Tommy terkejut dan terdiam sesaat, begitu juga dengan Evelyn yang tak menyangka anaknya telah berdiri di muka pintu menyaksikan mereka berdua.

                         ***

Tommy berjalan menyusuri pantai yang pernah memberinya kenangan. Luas lautan yang terbentang dan seakan tak berujung, telah membuatnya menyadari akan penyesalan yang sangat besar di hidupnya.

Seandainya Cinta yang dimiliki seperti laut...

Tommy harus terima harapannya kandas, terhempas jauh dari keinginannya untuk mendapatkan sebuah keluarga kecil yang bahagia bersama Vizzy.

Tommy berdiri menatap debur ombak yang memecah riak air yang menyerangnya. Dan seakan tanpa sadar dia berteriak keras, keras membangunkan keheningan, mencoba mengurangi setitik beban yang menghimpit perasaannya yang terdalam, saat dia teringat sebuah tamparan mendarat cepat di pipinya.

Tamparan kedua yang diterimanya setelah tamparan pertama oleh Evelyn. Dan yang lebih menyakitkan, tamparan kedua diterimanya dari Vizzy, wanita yang adalah kekasihnya itu tak memberinya kesempatan untuk menjelaskan.

***

"Zy, ini tidak seperti apa yang kamu bayangkan."

Tommy berusaha menjelaskan seraya memegang pipinya yang mendapat tamparan keras.

"Apa yang aku bayangkan? Kamu tau pasti apa yang aku bayangkan Tom?  Itu artinya... ."

"Kamu tidak boleh berpikiran begitu Zy."

"Mama juga tau aku akan berpikir seperti apa? Jika melihat kalian seperti ini, apa yang harus aku pikirkan? Semua orang juga akan berpikir hal yang sama."

Vizzy tak kuasa menahan emosinya begitu pula dengan air matanya yang mengalir sangat deras.

"Zy, dengar dulu penjelasanku... ."

"Untuk apa Tom?! Kalaupun kalian tidak melakukannya, kalian sudah mengkhianatiku." Vizzy tak mau mendengar penjelasan Evelyn apalagi Tommy.

Dan kata putuslah yang keluar dari bibirnya. Tommy tak bisa berkata apalagi membantah keputusan Vizzy. Dia sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya dan harus menerima akibatnya.

Walaupun dia mencintai Vizzy tapi langkah yang diambilnya harus membuatnya menerima semuanya. Dia kehilangan teman baik dan juga kekasihnya.

***

Tubuh tegak Tommy menjadi rapuh, dia pasrahkan pada hamparan pasir yang dingin dan basah. Dia menengadah, menatap langit yang gelap, segelap hatinya saat itu.

Adakalanya langit biru menjadi kelabu, bahkan gelap gulita. Seperti itulah Tommy tersadar bahwa Cinta tak selamanya Indah.

                     ***

Tommy kembali ke rumahnya dengan langkah yang sangat berat. Dia membuka pintu  dan melangkah lemah menuju kamarnya. Tapi langkahnya terhenti ketika orang tuanya dan kedua saudaranya telah menunggunya di ruang tengah.

"Tommy, sebentar nak." Ibu meminta Tommy untuk ikut berkumpul bersama mereka.

"Ada apa ini? Tidak seperti biasanya kumpul begini. Apa aku bermimpi?" Tommy bingung dengan suasana yang tidak biasa baginya siang itu.

"Tidak, kamu tidak bermimpi. Ada yang ingin ayah dan ibu sampaikan pada kalian."

"Apa?" Tommy dibuat penasaran dan dia segera duduk di samping Soni.

"Kami... Memutuskan untuk... Bercerai." Ayah meminta persetujuan ibu dan ibu mengangguk.

"Apa?!" Tommy, Soni dan Riani serentak dibuat terkejut dan tak percaya dengan kata yang meluncur dari ayah mereka.

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now