becomes

1K 37 5
                                    

"Sakit melihatmu membawa makhluk satu itu."

"Maksud loe gue?  Loe jadi sakit karena gue Tom?"

"Iya."

"Wah.. Harus di bawa ke rumah sakit kalau begitu, sepertinya sudah parah ini." Teddy membalas bercandaan Tommy dan langsung menjitak kepala Tommy.

"Awas kalau loe bawa gue ke RSJ."

"Bawa ahh... ."

Teddy dan Tommy saling bercanda tapi Vizzy sama sekali tidak terpengaruh dengan candaan mereka, jangankan tertawa.. Tersenyum sedikitpun tidak.

"Kamu baik-baik saja Zy?" Teddy tersadar, Vizzy masih berdiri mematung melihat mereka.

"Apa menurut kalian lucu? Aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk padamu, kukira kamu benar-benar sakit."

"Aku... ."  Tommy tak lagi rebahan, dia segera duduk dan melihat pacarnya itu telah siap mengeluarkan butiran air mata.

"Beberapa hari ini aku tau ada yang aneh denganmu tapi aku tidak yakin apa itu."

"Zy... ."

"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja." Vizzy meninggalkan kamar Tommy dengan menahan tangisnya.

"Kenapa diam saja, kejar sana!" Teddy meminta Tommy mengejar Vizzy dan dia melakukannya.

                         ***

Riani dan Imel memutuskan untuk membungkus makanannya dan melahapnya di mobil. Dari dalam mobil yang di parkir di pinggir jalan, Riani dengan seksama melihat Temmy yang keluar dengan motornya.

"Enakkan makan di dalam Ri."

"Percaya.. Ehh.. Udah keluar."

"Apanya yang keluar?"

"Gue penasaran... ." Riani mulai melajukan mobilnya mengikuti Temmy.

"Makanan loe belum abis Ri, gue suapin ya?"

"Nggak usah, abisin aja punya loe!" Riani tetap fokus mengikuti Temmy tapi tiba-tiba dia menghentikan mobilnya.

"Kok berhenti?"

"Lampu merah tuh!"

"Temmy nya keburu jauh dong."

"Siapa yang ngejar dia... ." Riani mengelak, walaupun dihatinya dia mengaku.

"Gimana, masih kelihatan? Tajam juga ya mata loe."

"Kalau gue nggak lihat, buta dong gue."

" haha.. Gimana Ri?"

"Roda empat emang kalah sama roda dua."

Riani melambatkan laju mobilnya dan melirik sahabatnya itu seraya tersenyum.

"Belum waktunya, mungkin nanti dia sendiri yang mempersilahkan loe untuk memasuki rumahnya."

"Apaan sih?"

"Si bodoh ini pinter loh... ."

"Untuk saat-saat tertentu... ."

"Iya." Imel tertawa lepas begitu juga dengan Riani.

                         ***

"Maafkan aku Zy." Tommy berhasil menahan langkah Vizzy dengan menggapai tangannya.

"Ada apa denganmu Tom?"

"Aku? Tidak ada apapun denganku."

"Kamu aneh, belakangan ini kamu seperti meghindariku. Aku... ."

AMBIVALEN [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora