and love

1.2K 45 12
                                    

"Ayah... "

Tommy melirik Rose dan Rose pun tampak kebingungan untuk menjawab.

"Kalian sedang apa disini?"

"Euh... Mas ini... Aku..."

"Apa kamu mengira kalau dia itu aku?"

"Hah?!"

"Memang banyak yang bilang dia mirip denganku, ya tentu saja karena dia anakku. Tapi aku tidak sangka kalau kamu juga akan keliru membedakan kami berdua."

"Ahh.. Iya mas, aku kirain tadi kamu. Maaf ya Tom, tante salah, Aduh tante jadi malu."

Rose segera mendekati ayah dan meninggalkan Tommy dalam diam.

"Lain kali lihat dulu yang benar, untung dia tidak langsung bersikap kasar padamu seperti biasanya."

"Iya mas, aku akan lebih hati-hati."

"Kalau mau peluk-peluk di kamar saja, jangan di luar. Kamu lupa kalau disini ada tiga laki-laki ganteng."

"Haha mas bisa aja."

Suara percakapan dan tawa Rose bersama ayahnya masih terdengar di telinga Tommy. Dia terdiam, pikirannya berterbangan, dia terluka ketika sadar dia bersaing dengan ayahnya sendiri.

                           ***

Alin mendatangi rumah Adi, tapi sahabatnya itu tak terlihat. Hingga Alin memutuskan untuk menunggunya di teras depan rumah sahabat yang mencintainya itu.

                         ***

Adi duduk termenung di atas batu karang, di pantai yang menjadi saksi untuknya pertama kali mengatakan Cinta pada Alin yang tak bersambut sahabatnya itu.

Adi terdiam lama, tak peduli malam telah datang mengganti hari yang terasa berat dia lalui.

                          ***

Di kamarnya Soni mengeluarkan sebuah koper yang disimpannya di bagian atas lemari.

Dia membuka koper kenangannya bersama Dina. Koper berisi banyak barang yang berhubungan dengan kekasihnya yang telah tiada itu, masih lengkap di tempatnya. Bersih dan terawat dengan baik.

Soni masih belum ingin membuang semua kenangannya, seperti dia masih belum ingin membuang cintanya, untuk membuka hatinya dengan Cinta yang baru.

                         ***

Di kamarnya Riani asik teleponan dengan Temmy sampai lupa waktu, tak sadar mereka telah bicara lama hingga malam larut.

Keduanya semakin akrab dan seakan pertengkaran yang dulu pernah menghiasi hari mereka tak pernah ada.

                             ***

Sementara di kamar lain, Tommy menyepi. Dia tak bisa tidur dan memikirkan banyak hal.

Dia teringat ucapan Teddy padanya tentang Vizzy. Tommy memutar kembali rangakaian masa lalunya tentang kebersamaannya dengan Vizzy, kemudian Evelyn dan akhirnya Rose.

Tommy pun tak bisa menghapus bayang-bayang kebersamaan Rose dengan Ayahnya yang sangat mengganggunya.

                          ***

Alin masih menunggu Adi, Sekalipun hari semakin terang. Tapi sahabatnya itu belum terlihat tanda-tanda akan pulang. Alin mencoba menghubungi ponsel Adi, tapi ponsel Adi tidak aktif.

"Benarkah kamu pergi Di?"

Alin menyerah, dengan berat dia meninggalkan rumah sahabatnya itu dan kembali ke rumahnya.

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now