some confused (3)

1.2K 53 25
                                    

"Iya... Maaf Di, mendadak aku harus lembur." Alin menyesal karena membatalkan janjinya untuk nonton bareng Adi, sahabatnya.

"Jam berapa kamu pulang?" Di seberang telepon Adi bertanya dengan kesal.

"Aku belum tau... Tapi lain kali aku yang bayar tiketnya ya?"

"Tidak usah!" Sepertinya Adi marah karena dia langsung memutuskan sambungan teleponnya.

"Yaahh.. Dia ngambek lagi."  Alin pasrah, sahabatnya itu memang mudah marah tapi mudah juga baikkannya.

Cowok imut yang sejak SD menjadi sahabatnya itu memang telah menempati ruang khusus di hatinya.

Alin mulai jenuh, karena Soni tak juga memanggilnya. Ditengoknya ruangan Soni dan terlihat pintunya tidak terlalu rapat.
Alin memutuskan untuk mendatangi Soni di ruangannya. Dilihatnya atasannya itu tengah tertidur pulas dengan wajah menempel di atas tumpukkan kertas di atas meja kerjanya.

Alin tak berani membangunkannya, dia memutuskan untuk membuat secangkir kopi panas dan beberapa lembar roti tawar yang diolesi selai kacang. Alin meletakkannya di meja kerja Soni yang nyaris tak ada ruang kosong hingga Alin harus menggeserkan beberapa berkasnya.

Tiba-tiba perut Alin merasa mulas dan membuatnya segera berlari menuju toillet. Dan bertahan cukup lama disana.

Saat perutnya sudah mau berkompromi, Soni telah lenyap dari ruang kerjanya bersama kopi dan rotinya.

Alin memutuskan untuk segera pulang, dia yakin Soni telah lebih dulu pulang meninggalkannya.
Karena kantor sudah terlihat sangat sepi, sebagian cahayanya telah dimatikan.

Langkah Alin terhenti ketika dengan samar di dengarnya suara isak tangis yang tertahan.
Alin berniat memastikan asal suara, tapi imajinasinya yang buruk membuatnya mengurungkan niatnya.

Alin segera berlari ke luar gedung. Dan langkahnya kembali tertahan ketika sebuah motor Tiger menghadangnya.

"Adi?! Kamu ada di sini?!"

"Dari tadi aku menunggumu, tidak biasanya lembur sampai selarut ini... ." Adi melihat jam di tangannya dan kemudian menunjukkannya pada Alin.

"Heum... Kamu masih marah Di?"

"Apa mungkin aku berada disini sekarang?" Adi masih bersikap dingin.

"Maaf... Terima kasih sudah menjemputku ya." Alin manja dan menggoyangkan tangan Adi pelan.

"Tidak masalah, asal... ."

"Siap, kali ini mie rebus atau mie goreng?"

"Aku mau nasi goreng spesial." Adi menghilangkan sikap dinginnya seketika.

"Wadduh... ." Alin tersenyum dan segera menaiki motor sahabatnya itu.

⭐⭐⭐

"Dey? Dey siapa?" Imel di seberang telepon sangat ingin tau dengan cerita Riani.

"Itu,  cowok yang pernah gue ceritain tempo hari. Berati loe ngga serius dengerin gue ya?"

Riani menahan kesalnya dan tangannya seakan siap memutuskan kabel telepon di tangannya.

"Bukan begitu Ri, tapi yang mana? Cowok yang pernah loe ceritain kan lumayan banyak. Ada Andi, RomiBoby, Andre, Rian, ... ."

"Tunggu!  Rian nggak termasuk."

"Kenapa?"

"Nggak pokoknya, titik."

"Vicky... ."

"Apalagi dia, cowok sekilas yang nyerobot parkiran gue."

"Yahh Ri, loe mah... Eh gimana sama si Udin?"

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now