hate

1.1K 44 4
                                    

Ayah tampak heran dengan penampilan Rose yang hanya mengenakan pakaian dalam, terbalut selimut di tempat tidur.

"Menurut mas?"

Dengan manja Rose berusaha menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Sementara Tommy bersembunyi di kolong tempat tidur.

Tommy masih tak percaya dengan kedatangan ayahnya yang mendadak, seperti juga dia tak percaya dengan hubungan badan yang hampir terjadi antara dirinya dengan Rose. Jika ayahnya tidak datang, mungkin hubungan terlarang itu akan benar-benar terjadi.

"Aku tidak tahu kamu se-seksi ini, apa sekarang kamu sudah akan menerimaku Na?"

Ayah mendekati Rose, sementara Rose menjatuhkan kemeja Tommy yang sempat tertinggal di tempat tidur.

"Apa urusan mas di Singapura sudah selesai?"

"Aku punya urusan yang lebih penting disini."

"Apa?"

"Kamu... " Ayah langsung naik ke tempat tidur menghampiri Rose.

Ucapan dan tingkah ayahnya membuat Tommy terperanjat dan kepalanya membentur tempat tidur.

"Auu... " Tommy menahan suaranya dengan menutup mulut dan juga mengusap-usap kepalanya yang lumayan sakit.

"Suara apa itu?" Ayah cukup terganggu.

"Tidak ada."

Rose mengalihkan perhatian ayah dengan memegang pipi ayah, sementara tangan satunya lagi memberi tanda pada Tommy untuk keluar dari kamar.

Tommy perlahan merangkak keluar dari tempat tidur dan segera keluar dari kamar, meski dia sempat melihat ayahnya memeluk Rose dengan erat.

Tommy terdiam kaku di belakang pintu. Dia masih tegang dengan apa yang terjadi. Dan Tommy masih mendengarkan percakapan ayahnya dan Rose di dalam kamar.

"Mau kemana Na?"

Ayah bertanya heran ketika tiba-tiba Rose melepaskan pelukkannya dan berjalan meninggalkannya.

"Mas istirahat saja, aku ambilkan minum dulu, sebentar."

Rose meninggalkan ayah keluar kamar dan menutup pintunya rapat.

"Kenapa keluar? Kenapa tidak diteruskan?"

"Kenapa masih disini?"

Rose setengah berbisik agar ayah tidak mendengar mereka.

"Kamu membuatku merasakan banyak hal sekaligus di hari ini Rose."

"Anak nakal, cepat masuk kamar!"

"Kamar yang mana?"

"Kamarmu! Cepat sana!"

Rose mendorong Tommy agar menjauhi kamarnya dan Tommy menurut. Sementara Rose segera ke dapur.

                            ***

Alin, Adi dan Soni makan siang bersama. Soni sengaja mempertemukan Adi dan Alin dalam satu meja agar kedua sahabat itu tidak saling menghindari lagi.

"Kenapa loe selalu memaksakan kehendak?"

Adi kesal karena mereka harus duduk bertiga, Adi ingin agar Alin mendatanginya dan meminta maaf, bukannya malah meminta bantuan Soni untuk mengajaknya bertemu.

"Kalian sudah bertemu sekarang, ayo baikkan. Sampai kapan kalian mau marahan begitu? Pekerjaan jadi terganggu kalau kalian begitu terus."

Soni mencoba mendamaikan Adi dan Alin yang masih tak saling bicara.

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now