of two minds

1.1K 47 7
                                    


"Bos loe ya? Jadi dia minta semuanya sempurna? Loe tenang aja kalau gitu, gue sama Tommy pasti bantuin loe." Teddy langsung semangat seolah dia yang akan menikah.

"Kok jadi loe yang semangat Ted?" Tidak seperti Teddy,  Tommy berkali-kali menguap dan kurang semangat. "Emangnya bos loe menyebalkan Jim?"

"Nggak kok Tom, baik banget malahan."

"Terus kenapa loe seperti repot sendiri?"

"Masalahnya Tom, yang nikah itu... ."

"Masalah terus dari tadi, siapa yang nikah sih?"

"Anak bosnya?"

"Iya Ted... ."

"Anaknya cewek apa cowok?"

"Cewek Tom... ."

"Oh, pantesan."

"Terus siapa aja nama calon pengantinnya?"

"Carolyn.. Ted ,dan Jimmy."

"Carolyn.... Dan... Jim.. Eh?!" Teddy menghentikan ketikkannya di layar ponselnya ketika menyadari bahwa Jimmy menyebut namanya sendiri.

"Ahh.. Loe bikin kaget aja Jim, bercanda loe keterlaluan. Loe berhasil kerjain kita."

Teddy meletakkan ponselnya dan tak jadi mencatat apa saja yang di perlukan.

"Loe hebat, ganggu waktu istirahat gue cuman buat ngerjain gue.. Terlalu loe Jim." Tommy menyandarkan tubuhnya di punggung kursi dan menutup wajahnya dengan buku menu.

"Tapi gue nggak lagi bercanda, gue seriusan.. Gue bakalan nikah." Jimmy mencoba meyakinkan kedua sahabatnya itu dengan sungguh-sungguh.

"Loe serius? Nggak lagi ngerjain kita?"

Teddy meyakinkan Jimmy dan Jimmy mengangguk mantap. Sementara Tommy kembali membuka penutup wajahnya dan saling berpandangan dengan Teddy.

"Dengan siapa loe nikah? Adik tiri loe?"

"Ya enggalah Ted, gue nikah sama carolyn. Anaknya atasan gue."

"Beneran anak bos?" Tommy dan Teddy kompak bertanya dan Jimmy mengangguk dengan senyumannya.

                            ***

Pulang sekolah Riani setengah berlari, dia tergesa-gesa menuju mobilnya. Tapi akibatnya dia tanpa sengaja menabrak Yuri yang sedang berjalan tenang, hingga membuatnya terjatuh.

"Sorry, gue buru-buru." Riani kembali meneruskan larinya menuju tempat dia memarkirkan mobilnya.

"Hei kancing!"

Teriakkan Temmy membuat Riani menghentikan larinya seketika. Dan berbalik melihat Temmy yang membantu Yuri bangun.

"Loe panggil gue?"

"Iya, loe maunya apa sih sebenarnya? Nabrak orang kok pergi gitu aja, sengaja ya?"

"Tem, sudah!" Yuri menahan Temmy agar tidak terpancing emosi.

"Sengaja? Gue kan udah minta maaf. Sorry.. Tau kan artinya sorry?"

"Dasar cewek...... ."

"Apa?! Loe mau ngomong gue cewek apaan?  Ayo terusin!" Riani seakan menantang Temmy, membuatnya jadi emosi. Tapi Yuri mencegahnya memperpanjang masalah.

"Udah Tem, saya tau kok Ri kalau kamu nggak sengaja. Dan saya udah maafin kamu kok."

"Gitu dong, pacar loe lebih ngerti daripada loe ternyata."

"Loe... ."

"Kalau nggak ada lagi urusan, gue pergi."

"Hei!"

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now