though

956 49 0
                                    

Tommy memasuki toko bunga milik Rose dengan rangkaian bunga Mawar putih di tangannya, membuat Rose heran dan mengira kalau usaha Tommy gagal.

"Tumben tidak berhasil, biasanya bunga Mawar paling cepat meluluhkan hati perempuan."

"Hati perempuan bagaimana dulu... ." Tommy duduk lesu di depan meja kerja Rose.

"Apa kesalahanmu sangat besar Tom?"

"Hah?!"

"Perempuan susah kalau udah sakit hati banget."

"Begitu ya... ."

"Ya begitu, terus kenapa kamu bawa lagi bunganya ke sini? Kamu nggak akan minta aku balikkan uangnya kan?"

"Ada garansinya nggak?"

"Nggak ada."

"Kan belum layu bunganya."

"Tetap aja nggak bisa, semua yang udah dibeli tidak bisa ditukar ataupun dikembalikan."

"Yahh.. Teman macam apa itu, nggak peduli temannya sendiri."

"Dan teman macam apa kamu yang bisa bikin temannya bangkrut."

Rose duduk di hadapan Tommy yang mulai melepaskan akting sedihnya.

"Satu rangkaian bunga nggak akan bikin kamu bangkrut Rose."

"Dan satu rangkaian bunga nggak akan bikin kamu kehilangan banyak uang dari dompetmu Tom."

"Wah tau aja kamu Ros, hhaha.. Sepertinya aku tidak salah menjadikanmu teman curhat."

"Enak aja, ini nggak gratis."

"Ohya, berapa aku harus bayar untuk satu solusi yang kamu kasih?"

"Nggak mahal, cukup dengan satu senyuman dan buang muka dingin kamu, nggak enak banget dilihatnya."

"Masa orang ganteng nggak enak dilihat?"

Tommy memasang ibu jari dan telunjuknya di dagunya, seraya tersenyum genit dan memainkan alisnya.

"Jelek banget sumpah haha.. Lagian nggak ada orang ganteng yang ngaku ganteng."

"Kalau aku nggak ganteng, mana mungkin kamu mau nyamperin aku yang lagi menyendiri di taman waktu itu."

"Huh.. dasar!" Rose mendorong pundak Tommy yang mulai menggodanya.

"Jadi benar nih nggak bisa dikembaliin?"

"Nggak."

"Ya udah aku makan aja bunganya." Tommy hendak memakan satu tangkai bunga mawarnya.

"Loh kok dimakan?"

"Aku lapar Rose, belum makan dari TK."

"Tumben ngerasa lapar, biasanya juga dianggurin kalau ada makanan."

"Itu kan dulu, sekarang beda."

"Ya udah, aku belikan bakso si mamang yang biasa lewat ya, enak loh."

"Asiik, sama minumnya juga ya."

"Iya, air kobokkan kan?"

"Mana ada makan bakso dikasih air kobokkan, makannya kan pake sendok garpu nggak langsung tangan."

"Iya Tom, iya... Aku ngalah debat sama kamu."

"Makasih Rose yang baiknya tak terkira."

"Lebay."

⭐⭐⭐

Hari-hari Alin dan Soni terganggu, karena Adi tidak membiarkan mereka bebas berduaan.

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now