loves

1.1K 38 5
                                    

Usaha Tommy untuk menyelamatkan Evelyn berhasil, wanita cantik itu terbatuk-batuk dan akhirnya sadarkan diri.

Dilihatnya Tommy dengan air mata yang mengalir dan menatapnya penuh harap agar dia benar-benar selamat. Membuat Evelyn tersentuh hatinya dan senyuman tipis tersirat dari wajahnya.

                              ***

Alin terus mencoba menghubungi Adi melalui ponselnya. Tapi sepertinya Adi menghindarinya. Karena usaha Alin selalu gagal tak membuahkan hasil. Sahabatnya itu tak juga menerima teleponnya.

Tapi kekesalan Alin tertahan ketika Soni menghampirinya dengan senyuman tipis yang sangat jarang terlihat.

"Kenapa Lin?"

Nama Alin pun lebih sering disebut Soni dan Alin senang karena Soni selalu ingat namanya.

"Tidak ada pak, ada yang bapak butuhkan?"

"Kita hanya berdua sekarang, haruskah kamu menyebutku bapak?"

"Euh.. Soni." Alin kikuk, dia merasa sangat aneh ketika harus menyebut nama pada atasannya itu.

"Kita makan siang yuk?!" Soni langsung menarik tangan Alin hingga dia tak bisa menolak.

                          ***

Evelyn telah mengganti pakaiannya dan dia mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Tommy pun sibuk mengeringkan bajunya Yang basah kuyup.

Tapi tiba-tiba Evelyn terbatuk dan Tommy dengan sigap membawakannya segelas air.

Tommy menyerahkannya pada Evelyn dan dia mengambil alih handuk dari tangan Evelyn.

"Terima kasih."

Evelyn menerima minum dari Tommy, dia tak lagi bersikap dingin pada pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya itu.

Tommy perlahan mengusap rambut panjang Evelyn dan mencoba membantu mengeringkan rambutnya dan Evelyn sama sekali tidak menolak.
Dia duduk manis sementara Tommy berdiri megusap rambut basahnya dengan handuk.

"Apa perlu aku antar ke dokter?"

"Tidak usah, terima kasih. Aku akan baik-baik saja."

"Apa yang terjadi sampai kamu bisa tenggelam di sana? Kamu bukan tidak bisa berenang kan?"

"Aku lupa tidak sarapan dulu, jadi perutku tiba-tiba keram."

"Sungguh hanya karena itu?"

"Iya, hanya itu."

"Kamu tidak sedang mencoba untuk... ."  Tommy tidak meneruskan ucapannya, dia takut itu akan kembali memperburuk hubungannya dengan Evelyn.

"Kamu pikir aku akan bunuh diri?  Haha..  Tidak, aku tidak akan sebodoh itu. Hidupku cukup berharga."

Evelyn tertawa renyah dan Tommy merasa lega karena wanita dingin yang pertama ditemuinya seakan telah pergi, digantikan wanita ramah yang cukup ceria.

"Aku akan hubungi Vizzy... ." Tommy meletakkan handuk dan kemudian meraih ponselnya yang juga basah.

"Jangan!  Jangan beritahu dia yang terjadi hari ini. Dia akan sangat khawatir, lagipula aku sudah tidak apa-apa sekarang."

"Kamu yakin?"

"Iya, lagipula mungkin sebentar lagi bi Inah pulang."

"Aku akan menemani sampai bi Inah datang."

"Tidak perlu, pergilah!  Bukankah kamu harus kembali bekerja?"

"Tidak apa.. Aku tidak akan kembali ke kantor. Aku sengaja kesini untuk menemuimu... ."

AMBIVALEN [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora