UNDICI

3.4K 216 3
                                    

Venezia, 2018.

Venezia adalah sebuah kota yang terkenal akan kanal-kanalnya, pemandangan kotanya yang menakjubkan, situs-situs wisatanya, dan juga fesivalnya yang meriah.

Atau ada juga orang yang mengenal Venezia karena gondola yang memiliki sisi romantis. Duduk dengan keluarga dan kekasihmu di gondola yang akan membawamu menyusuri Canal Grande. Gondolier akan mendayung gondola sambil menyanyikan lagu-lagu klasik dengan suara mereka yang merdu. Hal itu merupakan daya tarik Venezia yang paling besar.

Banyak orang yang berbondong-bondong ingin datang dan mengunjungi tempat menakjubkan ini. Namun beruntungnya Béatrice, kota indah ini adalah kampung halamannya sendiri.

Béatrice berjalan menyusuri Canal Grande, melihat banyaknya orang yang berkumpul untuk berfoto, melihat-lihat, namun banyak dari mereka juga yang berkumpul untuk menaiki gondola. Béatrice melihat disekeliling pria-pria yang memakai baju garis-garis dengan celana hitam—pakaian khas gondolier—dan ia menemukan seseorang yang dicarinya.

"Zio(1) Carlos!"

Pria tua bernama Carlos itu menoleh dan melihat Béatrice yang melambaikan tangan padanya. Carlos pun membalas lambaian tangan wanita itu. Béatrice berlari menghampiri Carlos dan memeluk pria itu itu. "Aku merindukanmu, Zio." Kata Béatrice.

Carlos hanya bisa tertawa. "Kau baru saja mengunjungiku minggu lalu, bambina."

Béatrice mengerutkan keningnya. "Berhenti memanggilku 'bambina', Zio Carlos. Umurku 21 tahun sekarang."

"Ya, memang umurmu sudah 21, Bee. Tapi terkadang tingkahmu masih seperti anak kecil." Canda Carlos. "Apa kau mau naik gondola sekarang?"

Béatrice tersenyum kemudian ia menggangguk. Tapi seorang wanita muda datang bersama seorang pria dan menghentikan mereka. "Vogliamo andare in gondola(2)." Kata si pria.

Carlos dan Béatrice menatap wanita serta pria itu yang agaknya merupakan sepasang kekasih. Carlos tersenyum pada mereka. "Mi dispiace, Signore. Prenderò prima questa donna(3)." Ujar Carlos pada mereka. Pasangan itu pun mengerti lalu mereka menghampiri gondolier yang lain.

"Ayo." Ajak Carlos pada Béatrice.

Mereka pun menaiki gondola milik Carlos. Béatrice menatap Carlos dengan tidak enak. "Seharusnya Zio tak perlu melakukan itu. Kau bisa mengantarkan mereka terlebih dulu. Mereka kan pelanggan."

"Tidak apa, Bee. Aku dengan senang hati melakukannya untukmu." Carlos membalas perkataan Béatrice sembari mendayung gondola. Béatrice tersenyum. "Mungkin lain kali aku harus membayarmu jika aku menaiki gondola, Zio."

"Kenapa harus lain kali? Kenapa tidak sekarang saja?"

"Zio.."

Carlos tertawa melihat ekspresi Béatrice. "Astaga, tidak perlu suram begitu ekspresi wajahmu, Béatrice. Aku akan memberimu tumpangan gratis khusus untuk hari ini. Anggap saja hadiah kelulusan dariku dan juga hadiah karena kau telah menyelesaikan proyek besar di perusahaanmu bekerja."

"Terima kasih, Zio. Aku rasa aku akan benar-benar membayarnya nanti." Kata Béatrice.

"Setuju." Balas Carlos yang diikuti oleh tawa renyah Béatrice. Lalu keduanya menatap sekeliling mereka. Banyak gondola yang juga melintas di kanal ini. Mereka sangat menikmati dan terhanyut oleh keindahan kota yang romantis ini. Béatrice tersenyum melihatnya.

"Masih tetap sama kan?"

Pertanyaan Carlos menyadarkan Béatrice dari lamunannya. Wanita itu menatap Carlos yang masih mendayung gondola diantara banyaknya gondola lain yang melintas di Canal Grande. "Apanya?" Tanya Béatrice.

AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)Where stories live. Discover now