EXTRA PART

4.9K 134 5
                                    

25 years later, Paris.

"Apa yang kamu pikirkan?" Béatrice tersenyum ketika mendengar suara suaminya. Ia bisa merasakan tangan hangat Chavalier yang memeluknya. Jemari Béatrice menggenggam tangan Chavalier yang melingkar di perutnya.

"Aku bahagia," Jawab Béatrice kepada Chavalier.

Ia kemudian membalikkan tubuhnya hingga sekarang ia bisa benar-benar berhadapan dengan wajah Chavalier yang tersenyum menatap dirinya. "Dia terlihat sangat bahagia dan aku juga merasakan hal yang sama. Tidakkah kamu melihatnya?"

Chavalier menatap seorang pria dewasa yang sedang menatap seorang gadis yang dicintainya. Tatapan pria itu sangat terlihat jelas, ia sedang jatuh cinta.

"Aku bisa melihatnya," Balas Chavalier. "Cara ia menatap wanita yang ia cintai, mengingatkan aku dengan seseorang."

"Siapa?" Béatrice terlihat bingung.

"Aku."

Béatrice tertawa, "Apa kamu mengatakannya karena dia adalah putramu?"

"Tidak juga," Pria itu berkata. Ia menutup jarak di antara mereka dan mencium kening wanita yang sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya itu. "Cara Lucas memandang Clairence mengingatkan aku bagaimana cara aku menatap kamu. Bee, if you ever wonder about how I looked at you then just look at him. That is exactly how I looked at you, all the time."

"Bukti kalau aku sangat mencintai kamu.:

Tangan Béatrice bergerak menyentuh sisi wajah Chavalier dan tersenyum kepada pria yang dicintainya. "I don't have to look at him to know how you looked at me, Val."

"I've seen it already. Kamu sudah sudah membuktikannya kepada aku. Cinta kamu sudah lebih dari cukup untuk aku."

Chavalier tersenyum. Ia kemudian menyatukan bibir mereka. Béatrice menerima ciuman pria itu dan membalasnya. Keduanya tersenyum ketika ciuman mereka terlepas.

"Well, sebaiknya kalian tidak mengundang lebih banyak lagi perhatian. Ini acara anak-anak kita. Bukan acara untuk para orang tua seperti kalian."

Béatrice tertawa ketika melihat Ed dan Ana menatap mereka dengan tatapan yang menurut Béatrice sangat lucu. Chavalier membalasnya, "Lucas dan Claire tidak akan keberatan, Ed."

Ed memutar bola matanya dan Ana—istrinya tertawa. "Kalian juga pastinya sangat bahagia karena pertunangan mereka bukan?" Ana berkata. "Ed baru saja mengatakan betapa ia sangat menyukai bagaimana Lucas menatap Claire. It remains him about how he looked at me, he said."

"Benarkah?" Béatrice tertawa kemudian menatap Chavalier. "Chavalier baru saja mengatakan hal yang sama. Mereka sangat sehati, bukan begitu, Ana?"

"Touché. Tidak mengherankan jika mereka bisa sangat cocok." Balas Ana.

"Ana.."

"Bee.."

Baik Ana dan Béatrice saling melemparkan senyuman. "Bagaimana jika kita menemui Lucas dan Claire? Aku ingin mendengar lebih banyak tentang perasaan mereka satu sama lain."

"Setuju. Sebaiknya kita meninggalkan kedua pria ini bersama."

Ed dan Chavalier melihat ketika kedua istri mereka berjalan menghampiri Lucas dan Claire sementara mereka berbincang. Chavalier melihat sekelilingnya dan menemukan kedua putri kembarnya, Stephanie Eva Orlando dan Madeleine Zia Orlando sedang berbincang dengan putra Ed, Samuel de Luca.

Chavalier mendesah ketika ia terpaksa terjebak bersama dengan kakak sepupunya itu. "Aku tidak memiliki pilihan selain berbicara denganmu sepertinya." Kata Chavalier.

"Sepertinya begitu. Kenapa para wanita selalu meninggalkan suaminya ketika bertemu dengan teman bicara yang cocok?"

"Entahlah, it will always be their habit, I think."

Mereka melihat anak-anak mereka—Lucas dan Claire yang tersenyum dan sesekali tertawa ketika berbicara dengan Ana dan Béatrice. Keduanya tampak sangat bahagia.

"Your son better take care of my daughter." Ed berkata.

"Jangan khawatir, Ed. Aku tahu seperti apa putraku. Ia hanya akan mencintai satu orang wanita dalam hidupnya. Sama seperti aku yang hanya mencintai ibunya. Lucas will take care of your daughter."

"He better be." Balas Ed.

"Tapi bukankah kita berdua sangat beruntung? Kita menemukan wanita yang tepat. Aku sangat beruntung memiliki Béatrice dalam hidupku. Same thing goes with you and Ana. Kita sangat beruntung, Ed."

Ed menatap istrinya yang terlihat sangat bersinar malam ini. "Sangat. Membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa memilikinya, but it all worth it. Aku memiliki seumur hidup dengannya dan itu cukup."

"Ke mana keluargamu akan berlibur akhir tahun ini?" Tanya Ed. "Aku dan Ana beserta anak-anak berencana untuk menghabiskan liburan di Aspen. You want to join us?"

Chavalier tersenyun miring, "No, thanks. Aku sudah memiliki rencana liburan yang lain."

"Oh ya? Ke mana?"

"Mauritius. I'm going for another honeymoon." Balas Chavalier sebelum dirinya meninggalkan Chavalier untuk menghampiri istrinya.

"Bukankah kamu sudah terlalu tua untuk honeymoon?" Ed bertanya dengan suara lebih keras agar didengar oleh Chavalier.

"Tidak ada kata 'terlalu tua' untuk honeymoon, Ed. Why don't try do it?" Chavalier membalas tanpa membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangannya pada Ed.

AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)Where stories live. Discover now