VENTINOVE

2K 130 3
                                    

Seorang Miranda Carenina Hudson sangat mencintai Chavalier.

Awalnya ia hanya memandang Chavalier sebagai kakak kelasnya, tapi ia pada akhirnya jatuh cinta pada pria itu. Karena Miranda melihat sesuatu dalam diri Chavalier yang tidak ia temukan di pria lainnya. Ia mencintai kharisma yang dimiliki pria itu dan Miranda tetap mencintainya meskipun pria itu terus mendorongnya menjauh.

Sejak saat itu, Miranda bertekad untuk memiliki Chavalier untuk dirinya sendiri.

Meskipun Miranda tahu apa yang diinginkan pria itu bukanlah dirinya. Namun seorang gadis biasa yang bahkan tidak cocok untuk Chavalier. Miranda tahu ia bisa menjadi lebih baik daripada gadis itu.

"Bagaimana kabarmu, Mira?" Ibu Chavalier, Vienna Orlando tersenyum melihat calon menantunya yang datang mengunjungi dirinya. Miranda memang sosok seorang menantu yang diinginkan oleh Vienna. Ia senang karena sebentar lagi keinginannya akan segera terwujud.

Tangan Miranda menaruh cangkir tehnya dengan perlahan. "Baik, Mamma. Aku minta maaf karena aku baru sempat mengunjungimu sekarang. Ada banyak hal yang harus aku urus soal pernikahannya."

"Tidak apa, Mira. Aku tahu kau sibuk. Menjadi seorang model papan atas dan mengurus pernikahanmu disaat yang bersamaan. Memang sungguh merepotkan bukan?"

"Sungguh tidak merepotkan, Ma. Aku senang melakukannya. Terlebih lagi ini pernikahanku dengan Chavalier. Everything have to be perfect for my own wedding." Jawab Miranda dengan senyuman yang terpatri di wajah cantiknya.

"Astaga, beruntungnya aku karena akan memiliki menantu seperti dirimu. Chavalier adalah pria yang beruntung, Mira."

Mendengar pujian dari calon ibu mertuanya membuat Miranda sangat senang. Namun ia dengan cepat merubah ekspresinya. Miranda menghela nafas. "Tapi sepertinya Chavalier tidak merasa begitu, Ma." Kata Miranda dengan lesu. "Chavalier tidak menginginkan aku. Ia terus saja mendorongku menjauh. Aku tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan, Ma."

Vienna bergerak memegang tangan Miranda. "Jangan menyerah, Mira. Chavalier memang diciptakan hanya untuk dirimu saja. Yang harus kau lakukan hanyalah berusaha lebih giat dan menunggu. Anakku takkan pergi kemanapun. Ia milikmu."

"Apa Mamma yakin? Bagaimana jika Chavalier pergi dariku?"

"Tidak akan. Aku takkan membiarkan hal itu terjadi, Mira." Jawab Vienna. Kemudian ia tersenyum untuk menenangkan Miranda. "Selama aku berada disini, aku akan memastikan bahwa Chavalier akan menikahimu. Aku dan juga suamiku berada di pihakmu."

Miranda memeluk tubuh Vienna dengan erat. Ia terisak. "Terima kasih, Ma. Kau selalu ada dan mendukungku. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan tanpa, Mamma."

Vienna mengusap punggung Miranda, menenangkan wanita itu. "Kau tidak perlu khawatir, Mira. Semuanya akan baik-baik saja. Chavalier akan selalu berada di sampingmu."

"Tapi, Ma." Miranda melepaskan pelukannya dan menatap Vienna dengan matanya yang berkaca-kaca. "Bagaimana jika nanti Chavalier menemukan wanita itu kembali? Chavalier akan meninggalkanku jika ia bertemu dengannya. Aku tidak ingin hal itu terjadi."

"Tenanglah, Miranda." Vienna berkata. "Hal itu takkan pernah terjadi. Chavalier sudah berkata bahwa ia takkan pernah mengejar wanita itu kembali."

"Siapa yang tahu, Ma? Siapa yang dapat memastikan bahwa Chavalier takkan kembali pada wanita itu ketika ia melihatnya kembali? Kita semua tahu bahwa Chavalier mencintainya. Dan segalanya menjadi berantakkan sejak wanita itu datang ke dalam hidup Chavalier."

"Aku yang akan memastikannya." Balas Vienna. "Aku akan memastikan bahwa Chavalier takkan kembali pada wanita itu. Apapun yang terjadi."

***

Kepastian adalah sesuatu yang dibutuhkan Miranda. Sebuah kepastian yang mengatakan bahwa Chavalier akan menjadi miliknya. Apapun yang terjadi.

Setelah mendapatkan kepastian yang ia inginkan, Miranda berjalan dengan santai menuju pintu keluar mansion megah milik keluarga Orlando. Ia tersenyum memikirkan pernikahannya dengan Chavalier yang akan segera diadakan. Dan dengan begitu, ia bisa mengikat Chavalier lebih cepat. Ia takkan membiarkan pria itu lepas darinya.

Namun senyuman di wajahnya tak berlangsung lama ketika ia melihat siapa orang yang kini berdiri dihadapannya. Seorang wanita yang memandangnya dengan tatapan sinis dan penuh ketidaksukaan. Miranda memutar matanya. "Ada apa?" Tanyanya.

Charletta Deanne Orlando yang merupakan adik satu-satunya Chavalier—calon adik iparnya, menyilangkan tangannya di depan dadanya dan balik bertanya pada dirinya. "Seharusnya aku yang bertanya padamu. Ini rumahku jika kau lupa. Apa urusanmu di rumahku?" Charletta bertanya dengan sinis.

"Menemui calon ibu mertuaku. Ada masalah?"

Calon adik iparnya itu mendengus. "Calon ibu mertua, huh? Kali ini racun apa lagi yang kau berikan pada ibuku? Bisakah kau berhenti mengganggu kakakku dan keluarga kami? Kau sangat tidak cocok berada di keluarga Orlando."

"Oh ya? Aku sangat tidak cocok berada di keluarga Orlando?" Miranda tersenyum sinis. "Sayang sekali, Charletta. Barusan saja ibumu bilang bahwa ia beruntung memiliki calon menantu seperti aku. Ia juga berkata bahwa Chavalier adalah pria yang beruntung."

Tawa Charletta terdengar ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Miranda. "Beruntung? Hahahaha."

"Kami sangat sial karena bertemu denganmu. Ibu saja yang tidak lagi berpikir jernih karena terlalu banyak dihasut oleh wanita seperti dirimu. Kakakku? Ia pintar karena tidak mencintai wanita seperti kau. Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada hidupnya jika jatuh cinta pada wanita seperti dirimu." Lanjut Charletta.

"Charletta!" Bentak Miranda.

Kini senyuman sinis itu berpindah ke bibir Charletta. "Kenapa? Aku kan hanya mengatakan kenyataan saja, Miranda."

"Jaga ucapanmu! Aku adalah calon kakak iparmu. Suka atau tidak, aku akan tetap menikah dengan kakakmu." Balas Miranda.

Charletta mengangkat bahu. "Baru calon. Siapa yang tahu? Mungkin saja pernikahanmu dibatalkan di detik-detik terakhir."

Miranda menggeram. "Sial. Dengar aku, Charletta. Aku akan menegaskan satu hal. Aku, Miranda Carenina Hudson akan menikahi kakakmu. Jadi jaga sikapmu ketika aku masih bisa bersabar. Aku tidak akan membiarkan tingkahmu ini meskipun kau adalah calon adik iparku. Pernikahan kakakmu dan aku akan segera dilaksanakan, dan aku akan menjadi iparmu. Ingat itu!"

Kemudian Miranda berjalan meninggalkan Charletta. Ia ingin pergi dan menjauh dari calon adik iparnya yang selalu saja membuatnya kesal. Ia takkan membiarkan Charletta memperburuk situasi.

Kali ini, Miranda memilih untuk menahan dirinya. Setidaknya sampai pernikahannya. Karena saat itu Chavalier sudah menjadi miliknya. Pria itu tidak akan bisa pergi.

"Chavalier akan menemukan wanita itu." Kata Charletta. "Kakakku mencintainya dan ia akan menemukannya kembali. Jadi berhentilah melakukan ini sebelum pada akhirnya dirimu sendiri yang akan terluka, Miranda."

"Aku bilang tutup mulutmu, Charletta!" Teriak Miranda histeris. "Chavalier takkan kembali pada wanita itu. Kau tahu kenapa? Aku yang akan mencegah hal itu terjadi."

"Ia milikku, dan selamanya akan terus begitu."

Miranda kembali berjalan sambil mengepalkan tangannya. Chavalier akan kembali pada wanita itu? Miranda tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia sendiri yang akan memastikannya.

AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)Where stories live. Discover now