EPILOGO

4.1K 130 16
                                    

One year after. Venezia, 2021.

Malam ini, langit malam Venezia terlihat sangat cerah.

Béatrice menyukai apa yang dilihatnya. Ia merasakan rasanya kembali ke rumah. Senyumannya melebar ketika ia berdiri di atas Ponte di Rialto—jembatan tertua di Canal Grande. Banyak orang yang berdiri di sana sambil menikmati angin dan pemandangan kanal yang sangat indah malam ini. Béatrice menunduk untuk melihat Zio Carlos yang sedang membawa penumpang gondola melewati jembatan.

Carlos memberikan instruksi kepada Béatrice untuk menunggunya. Wanita itu menunduk dan melihat gondola Carlos berlalu melewati jembatan Ponte di Rialto.

Ia mendesah kemudian melihat air di Canal Grande yang sangat tenang. Béatrice ingin menyentuh air itu. Pada akhirnya, ia menahan diri dan menyandarkan tubuhnya pada pinggiran jembatan itu. Ia memikirkan sesuatu.

Dari sekian banyak kesalahan yang terjadi dalam hidupnya, ia menyadari.

Kesalahan terbesarnya adalah ketika ia terlambat memperjuangkan pria itu. Bodoh memang. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia akan memperjuangkan pria itu. Béatrice berkata kepada semua orang bahwa ia menginginkan Chavalier. Tapi lihat apa yang sekarang terjadi pada dirinya. Pria itu tidak bersama dengan dirinya sekarang. Ia tidak bisa menemukan pria itu. Satu tahun yang lalu hingga sekarang.

Chavalier tidak pernah kembali.

Béatrice sudah melakukan segala hal yang bisa ia lakukan untuk menemukan pria itu. Ia menghabiskan satu tahun terakhir ini untuk berkeliling dunia, mencari keberadaannya. Béatrice tidak mendapatkan satu pun petunjuk. Chavalier tidak pernah memperlihatkan dirinya. Dion benar, Chavalier yang tidak menginginkan siapapun untuk menemukannya. Ia tidak bisa melihatnya kembali.

Béatrice hanya fokus untuk mengakhiri apa yang salah dalam hidupnya, tapi ia salah. Ia menyadari bahwa itu saja tidak cukup. Béatrice terlambat untuk memperjuangkan Chavalier kembali.

Sebuah tepukan di pundaknya membuat Béatrice terkejut. Ia menoleh ke belakang dan menemukan orang yang ia tunggu. "Zio Carlos!"

"Buana notte, bambina." Sapa Carlos. "Bagaimana Paris?"

Sebuah senyuman tipis terbentuk di wajah Béatrice. Ia mengendikkan bahunya, "Sangat indah seperti biasanya, Zio. Apa lagi yang bisa aku katakan?"

"Kamu seharusnya mengunjungi Nonna dan Zia-mu lebih sering, Bee. Mereka sangat cemas karena kamu tidak pernah mengunjungi mereka setelah perceraian kamu dengan Pryce." Carlos menghela napas, "Kenapa kamu melakukan ini? Ketika kamu memintaku untuk mengantarkan kamu ke altar ketika kamu menikah, aku pikir aku sudah bisa melepaskanmu dengan tenang sekarang. Little Bee, aku cemas. Aku menganggapmu sebagai putriku sendiri dan sekarang, ketika kamu menjadi seperti ini apa kamu pikir aku akan tenang?"

Béatrice mengerti dengan apa yang dimaksud Carlos. Ia enggan untuk menatap mata pamannya. Ia melihat ke arah Canal Grande dengan gondola yang bisa dilihatnya dari jembatan tempatnya berdiri saat ini. "It wasn't right. I mean our marriage." Béatrice menjawab. "Aku tidak ingin melanjutkan kesalahan yang ku buat. Menikahi orang yang tidak aku inginkan. Aku hanya ingin berhenti melakukan sebuah kesalahan, Zio. Aku memutuskan berhenti untuk membohongi diriku sendiri."

"Apa kamu melakukan semua ini untuk pria itu?" Tanya Carlos. "Kamu tahu yang aku maksud bukan? Pria itu, Chavalier. Apa kamu melakukan semua ini untuknya?"

"Aku harap begitu, Zio. Aku berharap 1 tahun yang lalu ketika aku melakukan ini, pria itu akan datang kepadaku dan tersenyum. Aku sangat mengharapkan hal itu, tetapi tidak. Aku tidak sempat menunjukkan padanya."

Wanita itu melanjutkan, "Chavalier pergi sebelum aku sempat menunjukkan apa yang bisa aku lakukan untuk memperjuangkannya kembali. Semua usaha yang aku lakukan untuk menemukannya tidak membawa hasil. Bahkan sepupu dekatnya di Paris tidak tahu ke mana ia pergi. Useless, benar kan?"

Carlos tersenyum kepada Béatrice. "Tidak juga, aku yakin pria itu melihat apa yang kamu lakukan. Dimana pun ia berada sekarang."

"Kamu harus pulang, Bee. Aku yakin kamu pasti lelah. Biar aku mengantarmu."

Béatrice menggeleng, "Aku ingin berada disini lebih lama. Zio bisa pulang terlebih dahulu. Aku yakin Zio juga lelah."

"Apa kamu yakin?" Carlos bertanya yang dijawab dengan anggukan oleh Béatrice. Akhirnya Carlos memutuskan untuk memeluk wanita yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri, sebelum ia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.

Tak lama setelah Carlos meninggalkannya, Béatrice menyadari kalau di langit malam Venezia banyak sekali kembang api. Orang-orang di sekitarnya juga melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan, berdiri memandangi langit kota Venezia yang dipenuhi oleh kembang api yang berwarna-warni. Ia memperhatikan lebih lagi, dan menyadari betapa indah kembang api itu. Sama seperti apa yang ia lihat 9 tahun yang lalu.

"Molto bello,(1)" Béatrice berkata. "Aku yakin Chavalier juga akan menyukainya jika ia berada disini."

"Aku memang menyukainya," Seseorang membalas.

Béatrice mengerutkan keningnya. Ia tidak membalas apa yang ia dengar ketika ia melihat orang itu kembali berkata padanya, "Where have you been? I've been waiting for you for a very long time."

"Tidak mungkin."

"Apa yang tidak mungkin?"

"Kamu," Béatrice menjawab. "Disini."

"Aku selalu berada di tempat ini, menunggu kamu."

Pria itu mengambil satu langkah mendekat ketika Béatrice terdiam di tempatnya berdiri. Mata cokelat pria itu akhirnya menatap mata aquamarine miliknya. Air mata Béatrice menetes ketika tangan pria itu menyentuh wajahnya.

"Kenapa kamu menangis?" Pria itu bertanya padanya.

"Kenapa kamu tidak pernah kembali?" Béatrice menjawab kembali dengan pertanyaan.

"Aku sudah bilang, aku selalu berada di Venezia. Menunggu kamu kembali," Chavalier membalas.

Kemudian Chavalier melanjutkan, "Aku tidak berpikir akan membutuhkan waktu yang lama untuk kamu menemukan aku. Kenapa kamu menghabiskan waktu kamu berkeliling dunia ketika aku sebenarnya berada di tempat yang dekat dengan hati kamu?"

"Aku tidak pernah memikirkannya," Béatrice berbisik. "Aku tidak pernah memikirkan bahwa kamu akan berada di Venezia."

"Aku hanya berpikir untuk mengakhiri semuanya dengan benar kali ini,"

"Apa maksud kamu?"

"Kamu ingat apa yang aku katakan ketika aku melamar kamu di Garden of the Orange waktu itu? Aku berkata kalau aku ingin mengakhiri semuanya di tempat semuanya bermula. Aku berpikir kalau tempat itu adalah tempat yang benar. Ternyata aku salah," Chavalier berkata. "Kisah kita dimulai di Venezia, dan aku ingin mengakhiri semuanya di Venezia."

Chavalier berkata, "Aku mencintai kamu, Bee. Let's start a new chapter, just you and me. Biarkan aku memiliki kamu untuk seumur hidup aku."

Béatrice berjinjit dan mengalungkan lengannya pada leher pria itu. Ia menyatukan bibir mereka. "My pleasure," Balasnya di tengah ciuman mereka.

Chavalier melepaskan ciuman mereka dan memasangkan cincin yang tepat untuk Béatrice, wanitanya. "Membutuhkan waktu 1,5 tahun bagi aku untuk benar-benar memasangkan cincin ini di jari manis kamu,"

"Aku tidak akan melepaskannya lagi kali ini," Béatrice berkata.

"Kalau begitu jangan pernah lepaskan, seumur hidup kamu." Chavalier berkata.

Ia kembali menyatukan bibir mereka. Keduanya tersenyum di sela-sela ciuman mereka.

Ho messo il mio cuore a Venezia. (2)

THE END
June 23rd, 2019

(1): Sangat indah.

(2): Aku menaruh hatiku di Venezia.

AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)Where stories live. Discover now