🌈BAB 9🌈_Suapan Hangat

9.3K 767 23
                                    

Tertahan masa lalu yang menyesakkan, Membuat cinta tersimpan belum mampu terucapkan. Tuman.

Retno menghela nafas panjang karena sekarang Ia tengah duduk manis dengan berbagai makanan yang menggugah selera berada di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Retno menghela nafas panjang karena sekarang Ia tengah duduk manis dengan berbagai makanan yang menggugah selera berada di hadapannya. Ia menolehkan kepala ke arah anak laki-laki tampan yang tengah berada di sebelahnya. Retno tersenyum ketika anak laki-laki itu tersenyum ke arahnya dengan gigi kelinci yang membuatnya semakin tampan itu.

Ya. Retno tengah makan siang bersama keluarga Salman yang hangat ini. Nanda mencebikkan mulut dengan mata berkaca - kaca, ketika Retno menolak ajakan Ningsih untuk makan siang bersama. Retno yang tidak tahan dengan wajah Nanda yang tengah merajuk itu, akhirnya menyetujui ajakan tersebut.

"Monggo, silahkan di makan, Bu." Retno menganggukkan kepala ketika Salman mempersilahkan dirinya. Ia gugup ketika harus berada di tengah-tengah keluarga hangat ini. Ningsih yang sangat antusias dengan kehadiran Retno bahkan sampai tak berhenti untuk tersenyum.

"Bunda, Nanda mau minta tolong, boleh?"

Suara Nanda berhasil membuat seluruh pasang mata di meja makan melihat ke arahnya. Retno yang tengah makan juga ikut menolehkan kepalanya ke arah Nanda. "Boleh dong, Sayang. Nanda, mau apa?"

"Nanda pengen maemnya disuapin Bunda. Boleh?" Mata Nanda berbinar lucu. Retno sedikit tersentak mendengar permintaan sederhana yang keluar dari mulut seorang anak kecil. Permintaan yang biasanya keluar spontan tanpa perlu meminta izin dari anak kecil lainnya. Bahkan, ada beberapa yang langsung merengek dengan menangis. Tetapi, Nanda dengan santunnya, meminta izin Retno.

Retno tidak habis fikir, bagaimana keluarga hangat nan sederhana ini membesarkan Nanda dengan sifat yang begitu membanggakan. Nanda seorang anak dengan seusia sekecil ini, yang mempunyai sifat mandiri dan juga santun, tidak pernah lupa mengucapkan tiga kata penting dalam hidup. Maaf, tolong, dan terima kasih. Retno benar - benar kagum.

"Boleh, Sayang. Boleh." Retno menahan air matanya yang berebut ingin melesak keluar dari sudut matanya. Yang mana mengingat Nanda yang tak pernah merasakan betapa lezatnya makanan yang berasal dari suapan langsung dari tangan telanjang seorang Ibu.

Retno memeluk Nanda dengan setetes air mata yang berhasil lolos dari matanya. Salman tersenyum haru menatap interaksi dua orang di depannya ini.
Ningsih bahkan ikut menangis melihatnya,  cucunya sebentar lagi akan mendapatkan Ibu sambung.

Retno mengambil sesuap nasi pulen hangat yang berada di piringnya, kemudian menyuapkan ke dalam mulut mungil Nanda yang tengah menatapnya dengan binar bahagia. Nanda dengan antusias menerima suapan dari tangan telanjang Retno. Ia kemudian memakan tempe goreng yang baru saja Ia ambil di piringnya. Retno tersenyum bahagia melihat Nanda yang tertawa senang oleh suapan hangatnya. Suapan penuh kasih seperti milik seorang Ibu kepada anaknya.

Cerita ini tuh emang dari awal , aku bikin pendek - pendek greget bikin penasaran gitu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini tuh emang dari awal , aku bikin pendek - pendek greget bikin penasaran gitu. Biar jadi lucu kaya Salman. 🤭

Udah siap untuk konflik pemirsah? Santai. Keep buat besok. 🤣🤣🤣

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now