🌈BAB 18🌈_Kunjungan

5K 472 18
                                    

"Kamu dimana? Kenapa dari kemarin nggak bisa dihubungi?" Salman menyerbu Retno ketika akhirnya sang kekasih menjawab telepon darinya yang sudah sampai puluhan kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu dimana? Kenapa dari kemarin nggak bisa dihubungi?" Salman menyerbu Retno ketika akhirnya sang kekasih menjawab telepon darinya yang sudah sampai puluhan kali. Sejak dua hari lalu setelah Ia mengantar pulang Retno dari rumahnya pada malam hari, Salman belum sama sekali mendengar kabar Retno. Bahkan, ketika Ia ke sekolah Nanda, Ia mendapat kabar dari Bu Atun bahwa Retno izin tidak masuk karena sedang pergi.

"Hmmm. Aku ke rumah Kamu sekarang!" Salman bergegas mengambil kunci mobilnya. Ia tampak gusar ketika mendengar suara Retno yang tampak lain dari biasanya. Retno berkata akan menceritakan semuanya ketika mereka bertemu. Ia bergegas mencari Nanda untuk menemaninya ke rumah Retno. Kebetulan memang hari ini hari Sabtu, jadi sekolah Nanda libur.

"Nanda mau ikut Papa ke rumah Bunda?" Nanda yang tengah asyik bermain robot spiderman kesukaannya, langsung menengadah dengan binar mata bahagia yang tercetak jelas di wajah lucunya. Tak berselang lama Nanda menganggukkan kepala dengan antusias. Salman mengacak gemas rambut putranya kemudian mengecup pipi gembul Nanda.

🌹🌹🌹🌹🌹

"Bunda." Nanda berlari menghampiri Retno, ketika melihat Retno membukakan pintu rumah kosnya, Ia langsung memeluk Retno dengan erat karena sudah dua hari Ia tak bertemu Retno. Salman tersenyum haru melihat interaksi kedua orang yang begitu Ia cintai ini.

"Bunda kemana? Kok nggak masuk? Nanda kan kangen. Kemarin diajar Bu Nindya nggak enak, galak. Kemarin aja, Silvi nangis karena Silvi nggak bisa ngomong R, terus Bu Nindya marah." Nanda bercerita panjang lebar dengan masih memeluk Retno. Retno tersenyum kecil, membelai rambut anak dari kekasihnya ini dengan lembut.

"Iya? Besok senin Bunda bantu bilang ke Bu Nindya supaya nggak marah lagi sama Silvi ya?" Retno melepas pelukan Nanda dengan hati-hati. Nanda yang mendengar itu langsung tersenyum lebar. Retno mengecup pipi Nanda lembut.

"Ehmmm. Nanda aja nih yang dicium?" Refleks, Retno langsung melotot ke arah Salman dengan pipi semerah tomat karena celetukan duda tampan yang tengah mengisi hatinya itu. Retno segera menyebikkan bibirnya ketika melihat Salman terkekeh dengan wajah tak berdosa karena berhasil menggodanya.

"Masuk yuk! Bunda punya banyak buku mewarnai." Retno tak menanggapi celetukan Salman. Ia menuntun Nanda masuk ke rumah kosnya. Salman mengekor di belakang Retno sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia salah tingkah sendiri. Dasar. 😝

Retno mengajak Nanda ke kamarnya yang tersedia banyak sekali buku mewarnai dan menggambar. Ia kemudian berjalan menuju dapur untuk membuatkan minum untuk kedua prianya. Menoleh sekilas ke arah ruang tamu untuk melihat Salman yang tengah bermain dengan ponselnya sambil bersandar di sofa. Retno tersenyum membayangkan jika Ia sudah menikah dengan Salman maka akan seperti ini kurang lebihnya. Sedetik kemudian, Ia menepuk pipinya sendiri karena berpikiran terlalu jauh. Retno mengusap lengannya yang merinding sebelum melanjutkan aktifitasnya untuk membuatkan susu untuk Nanda dan kopi untuk Salman.

🌹🌹🌹🌹🌹

"Kamu dua hari ini kemana?" Berondong Salman begitu Retno duduk di sebelahnya setelah menidurkan Nanda. Salman yang sedikit jenuh karena diabaikan Nanda dan Retno, akhirnya bisa menghembuskan nafas lega ketika mendengar Nanda yang bilang jika Ia mengantuk.

Retno menghela nafas gusar, kesenduan langsung tampak memonopoli wajah ayu Retno, yang semula berbinar bahagia. Sorot matanya mulai tak fokus memandang sesuatu. Telapak tangannya terus Ia gosokkan ke celana yang tengah Ia kenakan karena merasa keringat dingin mulai keluar dari telapak tangannya. Salman yang menyadari gelagat aneh dari Retno mulai menggenggam tangan kekasihnya untuk menghentikan aktifitas Retno yang bisa melukai tangannya sendiri itu. Retno tampak gelisah dengan terus menggigit bibir bawahnya.

"Retno? Sayang?" Salman mencoba mengembalikan kesadaran Retno yang sudah mulai tidak fokus. Salman membelalakkan mata ketika melihat sedikit darah keluar dari bibir Retno.

"Hei? Nggak apa-apa ada Aku." Salman menyentuh pipi Retno untuk menghentikan Retno yang terus menggigit bibir dalamnya sampai berdarah. Retno menoleh ke arah Salman ketika merasakan pipinya ditepuk pelan oleh Salman. Matanya berkaca-kaca, tak berselang lama air mata segera berlomba-lomba membasahi pipi Retno. Salman segera menarik Retno ke dalam pelukannya. Terus mengusap punggung Retno guna menenangkan kekasihnya itu. Retno terisak di pelukan Salman.

"Rabu malam Ayah kesini Mas." Yang tak Salman sadari adalah, Retno yang terus menekankan kuku tangan kirinya ke pergelangan tangan kanannya sampai memunculkan titik - titik darah.

" Yang tak Salman sadari adalah, Retno yang terus menekankan kuku tangan kirinya ke pergelangan tangan kanannya sampai memunculkan titik - titik darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikit aja gengs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikit aja gengs. Siapa ya?

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang