🌈BAB 12🌈_Boleh?

8.4K 671 27
                                    

Perlahan namun pasti, rasa yang lama dinanti, kini hadir lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perlahan namun pasti, rasa yang lama dinanti, kini hadir lagi.
Seseorang baru yang mulai menggoyahkan hati, kini mulai menyusup ke relung hati.
Akhirnya, seseorang lama perlahan terganti.

*****

Permainan angklung dari para musisi jalanan di pinggir jalan, nyatanya mampu menerbitkan senyum tipis di bibir Retno. Lagu suami-suami takut istri dari Sule si pelawak kondang tanah air, menjadi semakin enak didengar dengan harmonisasi permainan angklung dari mereka sang musisi.

"Saya dulu juga susis." Retno menautkan alis tidak mengerti dengan ucapan Salman. "Suami-suami takut istri." Lanjut Salman menjelaskan. Retno terkekeh pelan mendengar perkataan Salman. Lucu, pikir Retno. Duda yang tengah bersamanya ini hangat. Retno yang baru mengenalnya saja sudah nyaman berada di dekat duda tampan satu ini. "Masa, Pak?"

"Iya, Bu. Saya dulu takut sama mendiang istri." Kekeh Salman mengingat masa lalu. Retno tersenyum mendengar jawaban Salman. Beruntungnya, dulu yang jadi istri Salman.

"Errrrr..." Retno menepuk kedua pipinya yang terasa hangat menjalar sampai telinganya. Pikiran apa itu yang baru saja melintas di otak kecilnya.

Salman kembali melajukan vespanya, ketika lampu hijau menyala. Deru mesin dari motor kesayangan Salman ini, tak sedikitpun mengganggu aktivitas Retno yang tengah menikmati suasana malam kota gudeg ini. Beban menumpuk yang dipikul Retno, perlahan mulai berkurang ketika Ia sedikit berbagi kondisinya dengan Salman.

"Bu Retno tidak gila, hanya sedikit kurang beruntung karena kondisi Ibu. Maka dari itu, mari hapus ketidakberuntungan Bu Retno ini. Berbagilah dengan saya apa yang bu Retno rasakan."

Retno lagi-lagi tersenyum mengingat perkataan Salman. Kalimat sederhana yang baru pertama kali Ia dengar. Kalimat penyemangat untuk kondisinya yang baru pertama kali Ia rasakan. Tak ada cercaan, hinaan, bahkan makian. Rongga sesak di dadanya bahkan mungkin berkurang lima puluh persen. Retno menggigit bibir dalamnya untuk mencegah Ia tersenyum lebih lebar. Ia bahkan tak mampu menghitung berapa kali Ia tersenyum dalam satu jam terakhir ini. Angin malam membelai wajah tersipu Retno. Menit-menit berlalu dengan diiringi degup jantungnya yang bertempo lebih cepat dari biasanya.


🍁🍁🍁🍁🍁

Retno dan Salman duduk di salah satu bangku yang disediakan pemilik angkringan yang letaknya berdekatan dengan stasiun Tugu Jogja. Tak berselang lama, pesanan Salman sudah dihidangkan karyawan angkringan tersebut. Retno mengernyit bingung ketika melihat di depannya sudah ada kopi dengan asap mengepul yang di dalamnya ada arang yang masih menganga. Salman tersenyum melihat kebingungan Retno.

"Nggak pernah minum kopi jos, Bu?" Retno menggeleng sebagai jawaban. Ia memang tidak pernah sama sekali pergi ke angkringan selama hidupnya. Ia hanya pernah mendengar saja nama kopi jos yang legendaris ini.

"Cobain, Bu! Enak." Salman menyesap kopinya. Retno mengangguk kemudian ikut menyesap kopi jos miliknya. Retno menganggukkan kepalanya, sambil mencecap rasa kopi di dalam mulutnya. Retno berlagak seperti seorang Chef kawakan.

"Enak." Salman terkekeh kecil melihat tingkah wanita cantik di depannya ini. Tawa yang berubah menjadi senyum menawan yang mampu membuat Retno menjadi salah tingkah. Salman tersenyum lega. Wanitanya sudah kembali ceria.

Tunggu dulu.

Wanitanya?

Sejak kapan?

Salman menggelengkan kepalanya, menghalau pikiran gilanya. Ia berdehem sekilas kemudian kembali menyesap kopinya. Berpikir sebentar, apakah setelah ini akan sama lagi? Kenekatan yang sebentar lagi akan Ia lakukan, akan berdampak seperti apa? Kenekatan yang entah muncul sejak kapan, yang Ia tahu hanya harus dilakukan saat ini juga. Salman kembali berdehem untuk menetralkan degup jantungnya yang sudah bergemuruh sejak berdekatan dengan Retno. Degup jantung ala remaja belasan tahun yang tengah merasakan cinta pertama.

"Bu Retno, izinkan Saya lebih dekat dengan Kamu. Boleh?"

Bulan ini banyak banget kondangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bulan ini banyak banget kondangannya. Aku udah 7 orang ini. Genepin 3 lagi dapet gelas cantik. Ada yang samakah?

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now