🌈Bab 25🌈_Si Pria Sempurna

4.6K 396 21
                                    

Salman menyeruput kopi yang sudah mulai hangat, Ia sabar menunggu, tak ingin menyakiti lidah dan rongga mulutnya lagi karena keteledorannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salman menyeruput kopi yang sudah mulai hangat, Ia sabar menunggu, tak ingin menyakiti lidah dan rongga mulutnya lagi karena keteledorannya.

"Aku siap dengerin cerita Kamu," kata Salman memulai topik serius. Retno yang sebelumnya masih memiliki sisa tawa di wajahnya, segera merubah tampangnya menjadi serius, ketika Ia paham akan maksud Salman. Retno menoleh sebentar ke arah Kamarnya, dimana Dira tengah berbaring sambil bermain ponsel dan Nanda yang sudah tertidur dengan nyenyak setelah menghabiskan susunya.

"Randi," Retno tersenyum sebelum melanjutkan, "bisa dibilang, Dia itu pilihanku satu-satunya yang disetujui Ayah."

Salman merasakan ada nada sinis sekaligus miris ketika Retno membicarakan seseorang bernama Randi ini.

Ketika Adly, mengingatkan Retno tentang cemoohan dan makian karena gangguan kecemasannya. Randi, seseorang yang mengingatkan Retno tentang kebencian yang begitu mendalam. Namun, terpaksa Ia telan.

Mengapa kekasihnya ini mempunyai begitu banyak masa lalu menyakitkan yang menggelayutinya?

"Randi temen SMA-ku, selepas lulus, Kita hilang kontak masing-masing. Ketemu lagi, terus pacaran ketika Randi udah jadi Dokter walau belum terkenal seperti sekaranng

"Kamu udah jadi guru?" tanya Salman memotong cerita Retno.

Retno tersenyum, "belum, Aku masih jadi pengangguran. Lontang-lantung masih nyari Kerja sesuai selera Ayah. Walau Aku nentang Ayah untuk jadi Dokter, Ayah masih tetep nyetir Aku gimanapun caranya."

Salman mengangguk mengerti, "ehm, garis besarnya, berarti ketika sama Randi, Ayah Kamu setuju?" tanya Salman tepat sasaran.

"Setuju banget. Randi seorang Dokter, salah satu profesi yang bisa dipandang Ayah."

Lagi-lagi Salman menangkap raut kebencian di muka Retno. "Tampan, ramah, pintar, tekun, kaya. Dan yang Paling penting Ia seorang Dokter, hampir bisa dibilang sosok yang begitu sempurna," lanjut Retno menambahkan.

Retno menjalin jari jemarinya. Dingin, begitu kesan yang bisa Salman tangkap ketika Retno membicarakan Randi, sesosok pria yang begitu sempurna.

"Waktu Aku sama si Randi, Ayah kembali jadi Ayah yang dulu. Baik-baikin Aku lagi. Nganggep Aku anaknya lagi, bukan mesin yang bisa Ia setir sesuka hati. Miris ya?"

Ditaktor dan otoriter, dua sifat itu langsung terlintas di pikiran Salman ketika menggambarkan sosok Ayah Retno.

Salman mendekat ke arah Retno, memeluk tubuh Retno sekilas untuk memberi kekuatan. Setelah beberapa menit, Ia melepas pelukannya. Salman sedikit terkejut karena tak ada kesedihanpun yang tertangkap di mata Retno ketika menceritakan Randi. Berbeda saat Retno menceritakan tentang Adly, Ia begitu terpukul.

"Lebih miris lagi ketika dua tahun lalu, Aku putus sama Randi karena Dia ketahuan selingkuh. Ayah marah karena Aku nggak becus urus Randi, hingga Ia selingkuhin Aku."

"Dia yang selingkuh, Kamu yang disalahin?" tanya Salman benar-benar tak percaya dengan jalan pikiran Ayah Retno.

"Heem, Aku biarin aja, toh percuma juga jika Aku jelasin. Ayah juga nggak bakal percaya."

Salman menepuk-nepuk punggung tangan Retno. Gadisnya begitu kuat, Salman sampai kembali terpesona pada Retno untuk kesekian kalinya.

"Reaksi Randi gimana, setelah Dia ketahuan selingkuh?" tanya Salman penasaran.

"Biasa aja. Dia tetep senyum, jelasin kalau Dia nggak sengaja. Bertindak seolah Aku yang salah karena Aku nggak perhatian. Dia tetap sempurna sampai akhir." Retno tertawa sinis.

"Licik," kata Salman merespon jawaban Retno. Retno tertawa melihat mimik geram tercetak di wajah Salman.

Salman berdehem sebentar, sebelum kembali bertanya," si Randi tau, kalau Kamu punya kondisi ini?"

Retno menggeleng tegas, "enggak. Selama setahun pacaran sama Dia, penyakitku nggak pernah kambuh."

Salman mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Salman menghela nafas sebelum mengatakan kesimpulannya akan sosok mantan Retno yang berprofesi sebagai dokter ini.

"Pria sempurna tanpa celah, tak mau kalah, dan tak bisa salah."

Next?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Next?

Tenang, perjalanan masih panjang. Kita masih harus ketemu sama sosok Okta, mantan istri Salman.

Adly bikin senewen, Randi bikin naik darah, Okta bikin....

Tunggu Bab selanjutnya para Ratuku.
Hamba pamit undur diri dulu.

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now