🌈Bab 26🌈_Nanda Bahagia?

4.7K 386 13
                                    


"Bunda, Bunda marah nggak, kalau Nanda manggilnya jadi Mama?"

Retno terhenyak mendengar permintaan Nanda. Ia melirik tak enak ke arah Salman. Bagaimanapun Nanda sudah mempunyai Mama yang tak akan bisa terganti. Salman menganggukkan kepala, dengan senyum terukir di bibirnya.

"Kenapa? Kenapa Nanda ingin manggil Bunda Retno, Mama?" tanya Retno hati-hati, tangannya tak berhenti mengelus pipi gembul Nanda. Mereka tengah berada di rumah Salman. Retno ingin mengambil pesanan tas puring pesanannya yang sudah jadi untuk perpisahan akhir tahun pengajaran.

Nanda tersenyum lucu, "karena Nanda sayang sama Bunda." Retno tersenyum mendengar jawaban Nanda. Walau hanya jawaban khas anak kecil, tetapi mampu menggetarkan hati kecil Retno.

Retno tersenyum ketika menyadari Nanda masih memanggilnya dengan panggilan Bunda. Anak berusia enam tahun itu, bahkan memikirkan izin untuk memanggilnya Mama, memikirkan bagaimana perasaan Retno, apakah marah atau tidak.

Hal-hal kecil yang kadang tak terpikirkan seperti inilah, yang membuat Retno kembali merasa kagum dengan pribadi Nanda.

"Boleh sayang, boleh."

"Mama," kata Nanda sembari menghambur ke pelukan Retno. Retno mengelus punggung Nanda ketika samar-samar terdengar isakan tertahan yang keluar dari mulut Nanda. Sedu sedan yang menyayat hati keluar dari bibir kecil yang biasanya penuh senyum itu. Retno semakin mengeratkan pelukannya ke arah Nanda, dengan air mata yang ikut membasahi pipinya. Salman yang melihat pun tak kuasa menahan air matanya yang ikut keluar.

Setelah lima belas menit berlalu, dengan tangisan Nanda yang sudah mereda. Salman mengangsurkan air putih untuk kedua orang yang begitu Ia cintai itu. Nanda meneguknya hingga tandas, sedangkan Retno hanya meminumnya sedikit.

Retno tersenyum, "kenapa Nanda nangis? Mama boleh tau?" tanya Retno dengan mengusap sisa air mata di sudut mata Nanda.

Nanda mengangguk, sebelum berkata, "Nanda seneng. Akhirnya, Nanda bisa ngerasain apa yang temen-temen Nanda rasain." Perkataan Nanda yang memunculkan guratan tanya di wajah Retno dan Salman yang mendengar. "Nanda bisa ngerasain pelukan Mama."

"Hangat," lanjut Nanda sambil menyunggingkan senyum menatap mata Retno. Retno menggigit bibir bawahnya, Ia kembali merasakan hatinya seperti dicubit mendengar perkataan Nanda.

"Sebenarnya Nanda pingin kaya temen-temen Nanda. Punya mama. Dipeluk mama. Sekolah diantar mama. Digandeng mama. Nanda juga pengen dimarahi mama, kaya temen-temen. Tapi, Nanda nggak apa-apa, Nanda takut kalau bilang Papa, nanti Papa nangis. Nanda nggak mau bikin Papa sedih." Salman bergegas memeluk Nanda. Ia tak pernah menyangka anaknya memendamnya sendiri demi tak ingin melihat Papanya bersedih. Yang Ia tahu, Nanda bahagia hanya menpunyai dirinya di hidupnya. Ia merasa menjadi Papa yang tak tahu diri, dimana anaknya yang berusia enam tahun itu sudah berusaha untuk melindungi dirinya.

"Maafin Papa Sayang, maafin Papa," lirih Salman dengan air mata berderai yang terus keluar dari sudut matanya. Nanda melepas pelukan Papanya, tangan kecilnya mengusap pipi Salman yang basah.

"Papa nggak boleh sedih lagi, karena Kita sudah ketemu Mama." Retno tersenyum menatap dua orang laki-laki di depannya yang berhasil membuatnya jatuh cinta itu. Salman membalas tatapan Retno dalam, sebelum beralih menatap Nanda.

"Nanda bahagia?" Salman bertanya ke arah putra semata wayangnya itu. Putra yang akan selalu menjadi kebanggaannya.

"Nanda bahagia."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah kenapa mukanya si Mas Habibi Hood ini cocok banget dengan karakter Salman menurutku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah kenapa mukanya si Mas Habibi Hood ini cocok banget dengan karakter Salman menurutku. Kalem-kalem gemes gimana gitu.

Tapi silahkan kalian berimajinasi sendiri sesuai selera kalian ya. Aku tidak memaksa sosok Salman harus seperti ini. Silahkan bebas berimajinasi.

Tapi,

Kalau boleh hamba tau, siapa yang jadi sosok Salman di imajinasi kalian para ratuku?

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now