🌈BAB 28🌈_Bertemu

4.1K 332 18
                                    

Salman menyugar rambutnya dengan kasar, tak habis pikir dengan kalimat yang muncul dari bibir kekasihnya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salman menyugar rambutnya dengan kasar, tak habis pikir dengan kalimat yang muncul dari bibir kekasihnya itu.

Ia berkali-kali menghela nafas panjang, mencoba meredakan emosi di dadanya. Ia tak mau mengambil keputusan saat Ia tengah emosi. Salman juga tak ingin berbicara keras apalagi menyentak ke seseorang yang Ia cintai itu.

"Kamu tau, yang Aku maksud bukan seperti itu. Aku hanya nggak suka Kamu masih berhubungan dengan seseorang dari masa lalu Kamu itu."

🌹🌺🌸🌼🌻

(Lima hari sebelum kejadian)

Retno mengaduk Cafelatte berhiaskan Latte art, yang ada di depannya itu dengan acak. Goresan menyerupai bunga mawar dari tangan sang barista, kini sudah tak berbentuk lagi. Beberapa kali Ia menguap, memperlihatkan gestur bosan yang kentara tak ingin Ia tutupi.

"Kamu dengerin Aku kan, Re?" tanya seseorang yang duduk di hadapan Retno dengan senyum menawan yang menjadi ciri khas-nya.

Retno menghela nafas lelah, "Ran, Aku ingetin lagi, kalau-kalau Kamu emang udah lupa. Kita udah selesai Ran, dan Kamu yang bikin Kita selesai."

Retno menyesap Cafelatte-nya dengan mata terpejam, menikmati espresso yang berbaur dengan Latte halus nan lembut. Setidaknya ada sesuatu yang bisa Ia nikmati di dalam suasana menyebalkan bersama orang yang tak kalah menyebalkan. Ia tak habis pikir, bagaimana Ia bisa setuju dengan ajakan Randi untuk bertemu dengan alasan mengembalikan bukunya yang tertinggal di mobil mantan kekasihnya itu.

"Aku nggak bisa lupa sama Kamu, Re. Maafkan kesalahanku dulu," ujar Randi dengan ekspresi memohon. Senyum menawan yang menjadi andalannya tak lagi menghiasi wajah tirusnya. Ketampanan khas oriental yang mampu membuat kaum ibu-ibu dan ABG-ABG menjerit histeris saking terpesonanya.

"Kamu lucu Ran, setelah Kita putus Kamu bilang Kamu nggak bisa lupa sama Aku. Tapi, apa Kamu ingat? Waktu pacaran dulu, Kamu dengan gampangnya lupa sama Aku," ujar Retno sambil terkekeh kecil, Ia kembali menyesap Cafelatte kesukaannya itu.

"Maafin Aku, Aku janji Aku nggak bakal ngulangi kesalahan itu lagi," tangan Randi ditepis oleh Retno, ketika mencoba menggenggan tangan kurusnya. Randi menghela nafas sebelum melanjutkan, "Aku nggak akan pernah ingkar janji, selama Kamu nggak cuek lagi sama Aku."

Retno tersenyum miring, Ia meletakkan Cafelatte yang masih tersisa sedikit ke atas meja, kemudian kembali menatap Randi, "see? Bahkan sampai akhirpun Kamu tetep mengerucutkan semua masalah datang hanya dari diriku."

Randi bingung akan ekspresi wajah Retno yang berubah dingin. Bukankah memang benar jika masalah dirinya selingkuh itu berawal dari Retno yang cuek dan tidak perhatian kepadanya? Randi sangat mencintai wanita di depannya ini, tetapi tak bisa menerima sifat Retno yang seperti itu.

"Aku juga udah punya anak!"

Randi kembali mengukir senyum di wajahnya, "Aku sudah nyari semua info tentang Kamu. Kamu belum menikah. Yang mau Aku tanya, apa yang sebenarnya Kamu lihat dari seorang duda yang udah punya anak Re? Sadar Re, Aku lebih-lebih segalanya daripada pacar Kamu itu."

Retno melotot tak percaya dengan kalimat yang keluar dari mulut Randi. Retno mendengus keras, menyadari Randi mengatakan kalimat yang merendahkan kekasihnya dengan senyum tersungging seakan menghina.

Cukup! Retno muak dengan wajah Randi yang seperti siluman rubah itu. Rasa mual membuatnya ingin memuntahkan apa yang ada di perutnya ke muka yang penuh senyum itu. Jika, Ia tak mengingat Ia ada di tempat umum dan tak ingin membuat scene memalukan di dalam hidupnya karena muntah di wajah dokter sejuta umat.

"Beruntung Kamu seorang selebriti sekarang, karena Aku nggak mau masuk lambe-lambean karena nonjok muka Kamu yang SOK ganteng itu," desis Retno sambil menunjuk muka Randi. Retno menghela nafas keras sebelum berdiri dan melangkah keluar dengan amarah yang coba Ia redam sekuat tenaga.

Yang tak Retno tahu, Randi menatap kepergiannya dengan senyum yang mengembang di wajahnya karena merasa Retno sangat menggemaskan, ketika Ia tengah marah.

Dan...

Yang tak mereka berdua tahu, ada seorang laki-laki dengan topi di kepalanya tengah mengamati gerak-gerik mereka berdua dengan mimik wajah yang tak terbaca, dari sudut Coffe shop ini.

Next nggak?

Tenang lagi Aku revisi bab 29 nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tenang lagi Aku revisi bab 29 nya...
Nggak akan lama kok...

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now