🌈BAB 17🌈_Tukar

5.7K 539 25
                                    

"Maaf ya, Kamu pasti nggak nyaman ya disini?" Salman mengusap punggung Retno, menenangkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf ya, Kamu pasti nggak nyaman ya disini?" Salman mengusap punggung Retno, menenangkan. Setelah Retno secara lugas menyatakan Ia bersedia menerima perasaannya, Salman menceritakan bahwa Ia sudah jatuh hati ke Retno saat pertama kali Ia melihat manik mata Retno. Salman yang ketakutan ketika menerima panggilan Retno yang tengah menangis saat itu. Ia juga menceritakan tentang Nanda yang selalu bilang bahwa Retno merupakan ibu peri baik yang selalu menemani Nanda. Nanda yang begitu bahagia bercerita ke semua orang bahwa Ia telah memiliki Retno. Salman yang berkali-kali bilang bahwa Retno spesial untuk mereka. Salman yang terus meyakinkan bahwa Retno bukan pengganti. Perkataan Salman yang berhasil membuat Retno menangis sejadi-jadinya hingga membuat Salman refleks menarik Retno ke dalam dekapannya.

Retno melepas pelukan Salman dengan canggung, "nggak apa-apa. Aku cuma sedikit kaget aja," Retno terkekeh kecil mengingat betapa gugupnya Ia saat Salman mengajaknya kesini. Pasalnya, kunjungannya ke rumah Salman kali ini, tak ada hubungannya dengan pekerjaan, tetapi berhubungan dengan perasaan.

Ibu jari Salman mengusap-usap lembut kening Retno. Matanya tak lepas untuk menatap wajah Retno yang tampak sendu. Jejak air mata masih tertinggal di wajah Ayu wanitanya ini. "Aku nggak nyaman kalau ngomongin hal sepenting ini di luar. Kesannya Aku main-main, nggak serius," lanjut Salman sembari mengajak Retno untuk beranjak meninggalkan taman. Retno tersentak kaget dengan perlakuan manis Salman yang tak terbayangkan olehnya. Ia menatap tangannya yang digenggam oleh tangan besar Salman. Sangat pas. Ia tersenyum melihat jejak warna-warni cat sablon di tangan prianya ini.

Entah kenapa, Ia merasa bangga dengan lelaki di depannya ini. Memang tak sekaya CEO, memang tak segagah abdi negara, tetapi bukannya tangan yang terasa kasar menjadi bukti bahwa betapa pekerja kerasnya pria yang tengah mengisi hatinya ini. Salman menoleh ke arah Retno, ketika Ia merasakan Retno membalas genggaman tangan Salman. Retno tersenyum ketika melihat Salman terbengong lucu.
    
Retno tiba-tiba mengingat tiga orang yang tadi mengintip. Ibu Ningsih termasuk di dalamnya, Ia takut Ibu Salman tak menerimanya. Retno ingin menanyakan ke Salman, tetapi Ia bingung harus memanggil Salman apa sekarang ini.

"Mas?" Tanya Retno dengan ragu - ragu.

"Dalem, Sayang?" Retno merasakan jantungnya serasa ingin melompat keluar ketika mendengar panggilan itu, Salman memang paling pintar untuk menggoda Retno.

"Apasih." Retno mengipas wajahnya dengan tangan karena merasakan hawa panas menjalar sampai ke wajahnya. Salman terkekeh melihat salah tingkahnya Retno yang menggemaskan itu.

"Ehmm terus maunya apa? Baby? Honey? Sweety?" Salman kembali terkekeh ketika merasa pinggangnya dicubit kecil tangan Retno sambil menggeram.

"Auk ah, gelap." Salman semakin terbahak ketika merasakan genggaman tangannya dilepas Retno kemudian berjalan cepat meninggalkan dirinya.

💜💙💚💛

Salman terlihat memberengut kesal ketika melihat Retno sudah dimonopoli Dira. Mereka terlihat seperti saudara yang sudah terpisah beberapa tahun lalu, kemudian dipertemukan lagi. Dira yang memang sedari kecil menginginkan saudaranya perempuan daripada laki - laki, langsung antusias ketika mendengar Salman akan membawa Retno untuk datang ke rumah.


Hingga berakhir seperti sekarang, dimana Salman yang duduk dipojok dengan kesal, sembari melihat dua wanita yang begitu disayangnya itu tengah duduk dengan antusias membicarakan drama korea yang tengah tayang di salah satu stasiun TV tanah air saat ini. Salman semakin mendesis ketika melihat Dira mengajak Retno menuju ke kamarnya. Salman tak boleh membiarkan ini terjadi. "Dek, mbak Retno masih ada urusan sama Kakak."

Langkah kedua perempuan itu terhenti, mereka serempak menoleh ke arah Salman dengan wajah mengernyit bingung. Retno menaikkan alisnya tak mengerti, "urusan apa sih, Mas?"

"Ehmm, Ayo makan dulu!" Salman mengambil alih tangan Retno yang digenggam Dira. Ia mengajak Retno ke ruang makan di sebelah dapur. Dira memberengut kesal ketika melihat Salman menoleh ke arahnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Ibuuuuuk, Aku mau Mbak Retno jadi Kakakku. Tukar. Tukarrrr!"

 Tukarrrr!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now