🌈BAB 20🌈_Kembalinya Sang Mantan

5K 434 10
                                    

"Mas, ini mau satu apa dua indomie-nya?" Retno bertanya ke arah Salman yang tengah mengambil minum di lemari es di rumah Salman

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Mas, ini mau satu apa dua indomie-nya?" Retno bertanya ke arah Salman yang tengah mengambil minum di lemari es di rumah Salman. Cerita bagaimana Retno bisa berakhir di rumah Salman adalah, karena Dira yang tiba-tiba menelfon Retno karena ada keperluan genting yang sangat penting. Kegentingan yang membuat Retno menepuk jidatnya pelan dan membuat Salman mengerang frustasi. Bagaimana tidak, jika yang dimaksud keadaan genting oleh Dira adalah mengajak Retno untuk menonton drama korea yang tengah booming.

Salman menoleh ke arah Retno yang tampak semakin cantik ketika memakai celemek milik Ibunya. Ia menghela nafas lega melihat Retno yang sudah tampak baik-baik saja saat ini. Seminggu berlalu setelah kejadian gangguan kecemasan Retno yang kumat tempo hari karena kedatangan Ayahnya. Bukan maksud Salman untuk mengkambing hitamkan Ayah Retno menjadi penyebab utama Retno memiliki gangguan kecemasan itu, tapi, bukti kejadian ketika Retno yang tampak histeris, telah mengerucut ke arah beliau. Salman belum berani menanyakan bagaimana Retno bisa mengalaminya, Ia akan menunggu Retno sampai siap untuk menceritakan sendiri.

"Satu kurang kalau dua kebanyakan. Enaknya gimana?" Salman berjalan ke arah Retno yang tampak menggelengkan kepalanya.

"Ya terserah Kamu." Retno memasukkan telur ke arah panci yang sudah siap dengan air mendidih, kemudian tangan terampilnya sudah mulai memotong cabai rawit sambil menunggu keputusan Salman untuk makan satu atau dua indomie.

"Satu aja deh," putus Salman pada akhirnya, Ia menyelipkan rambut Retno yang berantakan ke belakang telinga kekasihnya itu. "Kamu nggak pengen?" Retno menimbang sebentar, mengingat sesuatu, kemudian menggeleng. Salman mengangguk mengerti.

Salman berjalan menuju meja makan, kemudian bergegas duduk di salah satu kursi. Ia tampak antusias menunggu mie buatan Retno matang. Retno yang melihat itu, terkekeh pelan bagaimana duda beranak satu itu, terlihat sama persis seperti Nanda ketika mendengar Retno membacakan cerita. Ngomong-ngomong soal Nanda, anak itu tengah tidur siang. Jadwal wajib yang harus selalu dilaksanakan Nanda. Kata Salman, tidur siang itu wajib untuk menyegarkan badan dan pikiran Nanda dari keseharian aktifitasnya.

"Ini Dira mau apa nggak ya?" Tanya Retno sambil memasukkan mie yang telah matang ke dalam mangkok yang sudah terisi bumbu. Ia kemudian mengaduk dengan telaten, supaya tercampur semuanya. Tak lupa Ia menambahkan potongan cabai di atasnya. Semua kegiatan yang tak luput dari pengamatan Salman.

"Nggak usah dibikinin, Dira udah gede. Biar bikin sendiri." Kata Salman ketika melihat Retno hendak mengambil air lagi. Retno menoleh ke arah Salman kemudian mengangguk mengerti, kemudian meletakkan panci ke tempat pencucian. Segera, Ia mengambil mie buatannya untuk disajikan ke arah Salman. Salman bergumam kecil ketika menghirup bau khas dari indomie yang katanya mie paling enak nomor satu di Indonesia itu.

🌸🌸🌸🌸🌸

"Siapa?" Retno mengangkat wajahnya ketika mendengar pertanyaan Salman. Mereka tengah berada di ruang kerja Salman. Retno sekalian ingin melihat bagaimana perkembangan tas pesanannya, yang ternyata hanya tinggal finishing saja. Memang benar testimoni dari para rekan dan temannya yang mengatakan percetakan milik Salman ini cepat pengerjaannya. Ia kemudian teringat bagaimana jika teman-temannya tahu bahwa sekarang Ia memiliki hubungan dengan duda tampan yang mereka sering bicarakan. Tanpa sengaja Retno terkekeh membayangkan reaksi teman-temannya. Kekehan yang berhasil membuat rasa penasaran Salman menjadi dua kali lipat, bukan, mungkin menjadi sepuluh kali lipat.

"Kenapa malah ketawa?" Retno mengerutkan dahinya tak mengerti ketika tiba-tiba melihat Salman seperti sedang merajuk.

"Kamu kenapa? Siapa yang nge-chat Kamu?" Salman mengulang pertanyaannya.

Retno tersenyum geli melihat rajukan Salman. Kenapa prianya jadi semenggemaskan gini? Ini jauh dari bayangan duda yang ada di novel kesayangannya.

"Ini Adly, mas." Salman mengangkat alisnya seolah bertanya itu siapa. Mulutnya menutup rapat, pulpen yang tadi dia pegang sudah diletakkan di atas meja. Salman tengah bersiap mendengar jawaban Retno dari pertanyaan yang tidak Ia sampaikan. Semoga Retno mengerti dengan kode yang Ia berikan. Retno mengulum senyum, tidak tahan dengan sikap Salman. Ia semakin ingin menggoda prianya yang tengah cemburu ini.

"Mantan pacar Aku, Mas."

Pernah ngalamin kaya Salman belum? 1 indomie kurang 2 indomie kebanyakan

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Pernah ngalamin kaya Salman belum? 1 indomie kurang 2 indomie kebanyakan.
Kalau Aku akhirnya bikin 3 terus paroan sama Mas Suami. Tambah telur, dan potongan cabai devil, mantap nggak tuh?

Besok seneng besok sedih. Selamat terombang ambing ya para Ratuku...

R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz