#2 Charlie

16K 891 20
                                    

Charlie POV

Lukisan Ratu Rossa Alexan menghias indah dinding di atas perapian.

Ibuku sangat cantik di lukisan itu. Apa yang kurang dari ibuku? Sempurna. Tak ada cacat sedikit pun.

Oh, aku baru ingat satu hal. Kekurangan ibuku adalah dia tidak hidup. Dia sudah mati. Diracun oleh adiknya sendiri yang gila akan takhta.

Adiknya menikah dengan Ayahku, lalu diam-diam juga mulai merubah ayahku menjadi seorang raja yang bengis.

Ayah berada di bawah kekuasaannya. Entah apa yang ia perbuat hingga Ayahku selalu menuruti apa pun perkataannya. Bahkan dia tega membuangku dari kerajaan ini. Tentu saja itu permintaan istri tercintanya. Katanya, takut jika aku kelak menjadi raja yang tidak baik. Padahal, dia telah merubah Ayahku menjadi raja yang lebih dari 'tidak baik'.

Ayah menjadi seorang monster menakutkan yang bahkan tidak segan-segan membunuh vampir dari golongan bawah mau pun golongan atas hanya karena tidak menunduk padanya saat ia lewat. Dia vampir kejam yang rela membunuh tangan kanannya sendiri hanya karena merasa kesal.

Pak tua itu sangat kekanak-kanakan.
Ya. Aku adalah putra mahkota. Vampir turunan paling atas, moroi. Dalam darahku mengalir darah biru vampir yang sejak dulu menjadi pemimpin kerajaan ini.

Semua makhluk immortal di sini, ada di bawah kekuasaan kerajaan vampir, werewolf dan fairy. Iblis dan siren bergabung dengan vampir, monster-monster bergabung dengan werewolf, dan yang terakhir, mermaid bergabung dengan fairy.

Kami hidup bersandingan. Perbedaan membuat kerajaan kami sering mengalami perseteruan. vampir, werewolf dan fairy memiliki batas wilayahnya masing-masing dan ada peraturan tersendiri untuk itu.

Charlie Roxsy Alexan.

Kata pengasuhku, ibu sangat antusias untuk ikut memberiku nama. Dia ingin aku selalu mengingatnya, jadi dia memberiku ambal-ambal nama 'Roxsy' yang hampir mirip seperti 'Rossa'. Dan itulah sebabnya ketika aku mengingat namaku, aku juga akan mengingat Ibuku yang mati mengenaskan karena Rose, adiknya sendiri. Bibiku.

Aku pergi dari istana saat usiaku 13 tahun. Tinggal di tepi hutan bersama James. Kakak laki-laki ibuku.

Dia Paman yang baik. Dia merawatku sepenuh hati. Kadang, untuk membalas jasanya, aku ikut bekerja menjaga hewan-hewan yang nantinya akan dijual untuk konsumsi bangsa kami.

Sekarang usiaku genap 100 tahun. Masa menuaku berakhir saat usia 21 tahun. Sejak saat, itu aku tidak menua lagi. Itu wajar. Sangat wajar.

Aku sangat berterima kasih kepada pamanku. Aku yakin jika dia tidak datang diam-diam ke istana lalu menculikku pada malam itu, ayah akan membuangku ke klan lain agar aku mati menjadi santapan mereka. Atau mungkin, Ayah akan mengucilkanku, bahkan bukan tidak mungkin dia membunuhku dengan tangannya sendiri. Padahal pak tua itu dulu sangat menyayangiku. Dulu, dia pernah berjanji, bahwa saat usiaku 100 tahun, dia akan menjadikanku raja yang baik dan bijaksana seperti dirinya.

Cih, siapa yang baik dan bijaksana?

"Charlie!" Suara Paman James membubarkan lamunanku.

Syukurlah. Itu adalah lamunan yang memuakkan.

"Ya, Paman, apa?" tanyaku sambil berjalan ke arahnya, lalu duduk di bawah pohon rindang. Bersebelahan dengannya.

"Sudah kau dapatkan kristal itu?"

Aku bertanya-tanya, kristal apa yang sedang paman bicarakan. Karena banyak sekali kristal yang sudah aku curi minggu ini.

Sial, apa dia tahu kalau aku mencuri? 

"Charlie, Kenapa berpikir? Yang aku maksud adalah kristal untuk menobatkanmu menjadi raja" 

"Oh, kristal itu sudah aku titipkan pada Palet"

Palet adalah anak paman James. Sepupuku, rekan mencuriku, dan asisten kepercayaanku. Palet adalah vampir setengah manusia atau biasa disebut dhampir.

Ya, paman menikahi manusia.
Pernikahan silang itu memang sering terjadi, namun itu masih dianggap sebagai hal yang kotor. Dosa. Hingga raja sendiri akan turun tangan saat mengetahui rakyatnya menjalin hubungan terlarang dengan manusia.

Kata paman, ibuku lah yang melindunginya dan istrinya dari hukum. Sayangnya, itu tak bertahan lama. Setelah Ibu meninggal, ayahku memenjarakan istri paman. Tidak tanggung-tanggung, dia bahkan memenjarakan istri paman di tempat klan iblis.

Siapa lagi yang mengadu kalau bukan Rose?

"Kau ini!"Seketika paman langsung memukul kepalaku dengan keras. Membuatku terkejut setengah mati karenanya.

"Kau tahu, sepupumu itu adalah orang yang ceroboh! Kenapa kau memberikan itu padanya, huh? Kristal itu hanya muncul 1000 tahun sekali. Jika kristal itu hilang, maka penobatanmu akan dibatalkan... tapi kau malam memberikannya kepada Palet?" Paman memukul kepalaku lagi. "Cepat cari Palet sekarang juga!"

"Ya, Paman," ucapku seraya bangkit dari sana.

Aku bergegas pergi sebelum dia memukul kepalaku lagi. Sebenarnya, pukulan paman tidak begitu menyakitkan, namun gerakannya yang begitu cepat membuatku terkejut sehingga aku tidak siap untuk menangkisnya.

"Ingat, Palet tak akan kau temukan disini. Dia hanya akan kau temukan di dunia manusia. Berhati-hati dan jangan lakukan apa pun yang membuatmu diperhatikan lebih di sana!" jelas paman dengan berteriak.

Sekarang, aku sudah berada di atas sumur tua yang ada di belakang rumah kami. Ini adalah portal menuju dunia manusia tanpa perlu merapal mantra atau apa pun itu. Portal yang hanya diketahui 7 orang di dunia ini. Aku, Ibu, paman James, Palet, istri paman, dan kata Paman, ada seorang werewolf laki-laki dengan fairy perempuan yang pernah melewati portal ini. Yah, aku tidak peduli.

Aku segera masuk ke dalam sumur itu. Tak butuh waktu lama, sampailah aku di dunia manusia. Tepatnya di sebuah hutan yang lumayan gelap. Tempat Palet biasa bersenang-senang--Mabuk--untuk menghilangkan penat setelah mencuri.

Aku berlari secepat angin. Menyusuri pepohonan besar disana, kemudian mulai memelankan langkah ketika melihat seorang pria berambut gondrong tertidur pulas di atas pohon yang berada di pinggir jalan. Bajunya berantakan dan wajahnya kusut.
Tidak salah lagi. Semalam, dia pasti minum-minum.

"Dimana kristal itu, Palet?" tanyaku sambil mendongakkan kepala, namun sepertinya dia tidak mendengar suaraku karena tidur terlalu nyenyak.

"Palet!" Aku berteriak sangat kencang hingga pohon yang Palet tiduri bergetar dan menjatuhkannya.

Brukk

"Bagaimana? Sudah bangun?"

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now