#33 Balasan

5.4K 385 5
                                    

Charlie POV

Perasaan bahagia memenuhi dadaku saat ini. Aku pun bergegas pergi menuju ke dunia manusia. Aku akan menemui Kiara, juga anakku.

Aku sampai di depan sebuah rumah kecil yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan istanaku. Aku ragu untuk mengetuk pintunya karena merasa takut takut. Aku takut Kiara membenciku.

Karena perasaan itu, akhirnya aku memilih untuk melihat lewat jendela samping. Aroma Kiara memang samar-samar, namun aku yakin dia ada di dalam rumah itu.

Rinduku lenyap ketika mataku menangkap sosok wanita bermata ruby biru. Dia tampak lebih kurus dan rambutnya dipotong sebahu. Kecantikan dari wajahnya juga tidak memudar seiring berjalannya waktu.

Kiara menata beberapa piring di atas meja kayu. Dengan telaten, dia juga meletakkan makanan-makanan di meja itu, kemudian tersenyum sambil menoleh ke samping kanannya.

Bak tersambar petir, aku mematung dengan mata melotot. Jantungku seakan berhenti berdetak saat aku melihat sosok yang sedang dilempari senyuman oleh istriku. Dia melempar senyuman ke seorang pria jangkung yang se-ruangan dengan dirinya saat ini.

Kiara... Dia menikah lagi?

*****

Kiara POV

"Theo, kau yakin tidak mau ikut makan bersama? Anak-anak akan pulang sebentar lagi, tunggulah sebentar..."

"Tidak, Kiara. Aku kemari, kan hanya ingin mengantarkan obat untuk Ozzy"

"Theo, aku selalu merepotkanmu. Terima kasih untuk semuanya, ya..."

"Santai, Kiara. Aku sudah menganggap mereka sebagai anakku sendiri" katanya sambil mengelus pucuk kepalaku.

Aku kemudian mengantarnya menuju pintu depan. Hari ini bukan hari libur, pria itu pasti sangat sibuk, tapi dia langsung datang ketika aku bilang Ozzy bertengkar lagi. Dia amat peduli dengan anak-anakku.

Ah, Theo, seandainya aku bisa melakukan sesuatu untukmu...

"Sampai jumpa, Kiara!" seru Theo sambil berlari pergi.

Aku terkekeh kecil saat memperhatikan punggung Theo yang semakin lama, semakin menjauh. Pria itu pasti buru-buru kemari hingga meninggalkan pekerjaannya.

Aku berbalik, berniat masuk kembali ke dalam rumah, namun tiba-tiba jantungku berdebar kencang, napasku juga tercekat. Aku merasakan sesuatu yang aneh, seperti keberadaan... Charlie.

"Kiara..."

Aku langsung menoleh ke sumber suara yang memanggilku tadi. Suaranya lirih, namun cukup membuatku terkejut.

Mataku memanas saat mendapati Charlie sudah ada di hadapanku. Matanya berair, rambutnya gondrong sampai ke bahu, dan bibirnya bergetar. Dia tampak berantakan.

Aku mengucek mataku beberapa kali untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi, namun pria di hadapanku itu terlalu nyata untuk disebut mimpi. Dia benar-benar Charlie.

"Kiara... Maaf.... Aku tidak.... Mempercayaimu..." isak Charlie sambil tertunduk.

Melihatnya seperti itu, membuat dadaku terasa sakit. Mataku memanas, bersiap mengeluarkan air mata, namun aku bersikeras untuk menahannya. Aku tidak ingin luluh semudah itu!

"Bagaimana dengan Zycka?" sindirku.

"Dia bukan vampir, dia strigoi yang sengaja ingin menghancurkanku"

"Palet?"

"Aku... Membunuhnya"

Mataku melotot seketika, kemudian dengan cepat aku mendekat padanya. "Kenapa kau membunuhnya?" tanyaku sambil memukul dada Charlie.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now