#24 maaf(lagi)

4.9K 333 13
                                    

Asa semu itu aneh
Dia memabukkan juga menghancurkan
Berkasih dengan sakau, pengagum setia penantian
Menyusuri kegelapan untuk menemukan titik terang
Namun sayang, ia tak menyadari satu hal
cahaya tak muncul semu, ia nyata!

26,05,19
Kegelapan semu

*****


Kiara POV

Rasa sakit yang semakin menjadi ini sangat menyiksaku. Perasaanku campur aduk antara kesal, marah, sedih, dan kecewa. Semuanya menjadi satu.

Aku kecewa pada Charlie, namun di dalam lubuk hatiku, aku masih mencintainya. Tidak peduli sebanyak apa rasa sakit yang dia berikan, aku masih sangat mencintainya. Aku tidak tahu apakah Charlie memang memanfaatkanku karena tahu aku sangat mencintainya, atau dia memang terpaksa menikahi wanita itu seperti yang dikatakan Palet.

Jadi, Aku kembali percaya kepada Charlie. Ya, hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa dirinya. Bagiku, belajar melupakannya itu lebih menyakitkan dari pada menerima perlakuan kasarnya, sebab aku mulai terbiasa mengisi hari-hariku bersamanya.

Aku tidak bisa meninggalkan Charlie. Bukan karena dia yang meminta, namun aku memang merasa tidak bisa hidup tanpanya. Jika ini disebut bodoh, maka biarlah aku menjadi makhluk paling idiot di dunia ini dan di dunia manusia.

Yang aku inginkan? Aku ingin Charlie merasakan rasa sakit yang lebih dariku. Aku ingin dia menginginkanku lebih dari aku menginginkannya. Aku ingin dia tersiksa dan merasa terpuruk tanpaku, tapi di saat yang sama aku ingin melihatnya bahagia.

Jika dipikirkan begini, kepalaku terasa sakit. Pipiku basah, namun aku baru sadar jika aku menangis. Saat itu pula, aku merasakan tangan yang dingin menyeka air mataku. Aku penasaran siapa yang sudah menyeka air mataku, karena itu aku segera membuka kedua mataku dan aku melihat sesosok vampir yang menjadi sumber masalahku, Charlie.

"Kau sudah bangun, Sayang?" tanya Charlie sambil tersenyum.

Charlie saat ini sedang duduk di sampingku. Dia memandangku dengan penuh kasih sayang sambil mengelus suraiku dengan perlahan. Matanya terlihat lelah, namun bibirnya terus mengulas senyum. Tindakannya yang seperti ini, membuatku luluh dengan cepat. Aku pun segera membalas senyumannya, kemudian bangkit dari tidurku untuk duduk di sampingnya.

Sinar matahari masuk ke dalam kamarku melalui jendela yang terbuka. Membuatku tersadar bahwa ini sudah pagi. Padahal seingatku, aku menangis dalam dekapan Charlie di malam hari. Ah, itu artinya aku pingsan dalam pelukan Charlie semalam dan mungkin, alasan kenapa mata Charlie terlihat lelah adalah karena dia memandang wajahku selama semalam penuh.

"Maafkan aku, Kiara... Aku sungguh me--"

"Hey, sudah jangan dibahas lagi. Aku sudah memaafkanmu"

Aku menyela kalimatnya karena tidak sanggup melihat wajah sedih dari Charlie. Aku melihat ketulusan di kedua matanya. Dia pasti punya alasan khusus untuk menikahi vampir bersurai cokelat itu.

"Bagaimana jika kita makan bersama?" tawarku untuk mencairkan suasana. "Sambil makan, kau bisa menjelaskan itu padaku" lanjutku.

"Uh, Kiara... Terima kasih" ucap Charlie sambil mendekapku.

Aku menyusuri lorong yang terasa panjang menuju kamar seorang vampir yang sudah menampar kebahagiaanku, Zycka. Aku tidak menyukainya, namun dibalik itu, aku merasa bersalah padanya. Aku sungguh merasa bersalah setelah mendengar semua penjelasan dari Charlie. Wanita itu tidak bersalah, dia hanya korban.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now