#31 Theo Anthony

4.9K 374 1
                                    

Kiara POV

Dia seorang manusia yang baik. Dia benar-benar kembali membawakan beberapa makanan untukku dah Helena. Dia juga membelikanku beberapa baju baru.

Theo Anthony, seorang dokter berusia 28 tahun. Kami mengobrol cukup lama dan dari obrolan itu aku mulai tahu banyak tentang dirinya. Dia pribadi yang terbuka, ramah, dan hangat. Helena bahkan selalu ingin berada di pelukannnya.

Beberapa bulan sudah aku jalani disini. Seperti rencanaku, aku menyulap halaman belakang menjadi kebun. Penghasilan yang aku dapatkan juga cukup banyak. Aku tidak kekurangan apa pun disini.

Helena mulai tumbuh baik bersamaan dengan perutku yang kian membuncit. Kami beradaptasi dengan cepat di tempat ini. Kami bahkan sudah memiliki banyak teman.

Karena Theo seorang dokter, dia sibuk setiap harinya, namun pria bermata sayu itu selalu menyempatkan waktunya untuk datang berkunjung dan bermain bersama Helena. Theo sering mengajak kami berdua mengelilingi kota. Tadinya aku merasa tidak enak hati padanya, tapi Theo meyakinkanku, dia membuatku merasa nyaman.

"Kiara, apa yang kau pikirkan?"

Theo membubarkan lamunanku. Saat ini, kami sedang berada disebuah restoran mewah. Menurutku ini berlebihan, aku sudah banyak berhutang budi padanya, namun saat aku menolaknya, dia akan berkata 'seorang sahabat harus membantu sahabatnya'.

"Ah, tidak" aku tersenyum memandangnya yang sedang menggendong Helena.

"Selamat menikmati..." pelayan itu meletakkan beberapa makanan di atas meja sambil mengulas senyum terindahnya. Aku ingat, aku dulu juga pernah menjadi seorang pelayan. Itu membuatku merindukan teman-temanku.

"kalian adalah pasangan yang serasi, semoga kalian akan selalu bahagia"  Theo langsung menoleh ke arah pelayan yang mulai meninggalkan meja kami itu. Suasana menjadi sedikit canggung.

"Sudah jangan dipikirkan, hahaha..." Theo tertawa, mencoba mencairkan suasana

Sampai saat ini, Theo belum tahu masa laluku. Pria itu tidak pernah bertanya tentang ayah Helena atau pun asal usulku. Mungkin, dia takut aku akan sedih membahasnya jadi dia lebih memilih bungkam.

Waktu terus berjalan, Helena kini sudah bisa berbicara dengan lancar. Perkembangannya lebih cepat dari bayi manusia. Aku ingat kata pertama yang diucapkan dari bibir mungilnya adalah 'ibu'. Helena juga menyebut Theo 'ayah'. Mungkin karena dia sering bersama dengan Theo jadi, dia menganggap Theo adalah ayahnya dan Theo tidak keberatan untuk gelar itu. Dia justru tampak bahagia.

Semakin lama, aku mulai nyaman dengan keberadaan Theo di sisiku. Aku tidak ragu lagi untuk menceritakan tentang Charlie padanya, namun tentu aku menyembunyikan tentang vampir, werewolf, dan semua hal non-logis lainnya.

Kami benar-benar semakin dekat. Tidak pernah ada kecanggungan di antara kami, sampai suatu hari Theo menyatakan perasaannya padaku.

"Kiara, aku menyukaimu... Aku tidak peduli dengan masa lalumu. Aku berjanji akan merawat anak-anakmu seperti anakku sendiri".

Aku mematung saat mendengar ucapannya. Theo sudah banyak membantuku dan rasanya tidak nyaman jika aku menolaknya, tapi tetap saja, aku tidak bisa membohongi Theo. Aku tidak mencintainya. Perasaanku untuknya hanyalah sebagai seorang sahabat. Di balik itu, aku juga masih sangat mencintai dan masih berharap bahwa Charlie akan datang untuk menjemputku suatu hari nanti.

Aku menolak Theo. Setelahnya, tentu hubungan kami menjadi canggung. Aku bahkan berpikiran bahwa dia akan menjauh dari kehidupanku, namun ternyata Theo tidak begitu. Dia berusaha keras bersikap normal, datang berkunjung setiap akhir pekan, dan bermain bersama Helena. Itu membuatku semakin tidak enak hati padanya.







I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang