#34 kembali

5.3K 359 6
                                    

Charlie POV

Sudah 3 hari aku berada di dunia manusia. Sudah 3 hari pula aku duduk menunggu Kiara di depan pintu rumahnya. Meski begitu, Kiara masih enggan memaafkanku, bahkan dia tidak keluar dari rumahnya sama sekali. Mungkin, karena tidak mau bertemu denganku, tapi dibalik itu, aku yakin dia masih sangat mencintaiku. Itu terbukti dengan dia yang selalu memberiku sepiring makanan setiap jam makan. Yah, meski dia memberinya lewat Camilla, tapi aku sangat bersyukur.

Selama 3 hari itu, Helena juga mulai luluh padaku. Kemarin malam, saat hujan turun dengan derasnya, Helena keluar dari rumahnya dan mengajakku untuk masuk diam-diam melalui jendela. Dia tidak tega melihat aku kedinginan, namun aku harus menolaknya karena itu dilakukan tanpa seizin Kiara. Aku tidak ingin membuat wanitaku semakin marah. Apa lagi jika ketahuan, aku harus berhadapan dengan Ozzy.

"Malam ini tidak akan hujan, tapi pasti akan dingin" ucap Helena sambil mengulurkan selimut tebal padaku.

"Terima kasih" ucapku sambil tersenyum, lalu meraih selimut di tangannya.

Helena langsung berbalik, bersiap untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Sesekali aku menangkapnya tengah melirik padaku. Setelah melirik beberapa kali, dia akhirnya masuk ke dalam rumahnya.

Aku terkekeh kecil, kemudian memandang selimut tebal yang diberikan oleh putri pertamaku. Sebenarnya, aku sudah mendapatkan selimut dari Camilla dan aku cukup senang, namun aku semakin senang saat mendapat selimut dari Helena. Apa lagi, gadis bersurai cokelat itu tampak malu-malu saat memberikannya.

"Charlie"

Aku spontan menoleh saat mendengar suara Kiara memanggilku. Dia memandangku dengan mata bersedih dari pintu rumahnya. Mungkin, dia iba melihatku yang duduk sendirian di teras rumahnya.

"Masuklah"

Aku melongo, tidak mempercayai apa yang Kiara ucapkan, tapi aku yakin aku tidak salah dengar. Kiara menyuruhku masuk ke dalam rumahnya. Dia kemudian tersenyum simpul dan merentangkan kedua tangannya dengan ragu-ragu.

Oh, astaga, dia ingin aku memeluknya!

Dengan cepat, aku berlari padanya, kemudian mendekap badannya dengan erat. Aku menghilangkan semua rindu yang aku simpan untuknya selama ini. Aku tidak henti-hentinya membisikkan 'terima kasih' di telingannya, sedang Kiara hanya membisu sambil membalas pelukanku.

"Terima kasih" bisikku untuk kesekian kalinya.

Kami melepaskan pelukan masing-masing setelah beberapa menit. Awalnya terasa canggung sehingga kami hanya saling menatap, namun setelahnya, kecanggungan kami menghilang. Kami saling melempar senyum hangat, hingga Kiara menarik tanganku untuk masuk ke dalam rumah.

"Camilla dan Helena ada di kamar masing-masing, lalu Ozzy menginap di rumah temannya selama 2 hari" jelas Kiara saat melihatku yang menoleh ke kanan dan kiri.

Pantas saja tadi pagi anak itu menggendong tas besar saat keluar rumah. Dia juga mengancamku dengan berkata "Jika Anda berani masuk saat saya tidak di rumah, saya akan membunuh Anda".

Aku penasaran, jika dia mengetahui bahwa aku tidak memedulikan ancamannya, apa dia benar-benar akan membunuhku?

"Kenapa Ozzy menginap di rumah temannya?"

"Katanya, ada urusan yang harus diselesaikan"

"Bertengkar?"

"Tidak!"

"Yakin?"

"Tunggu, dari mana kau tahu kalau anak itu suka berkelahi?"

Aku terkekeh kecil, kemudian menatap mata Kiara, membuatnya malu hingga pipinya memerah. Kiara salah tingkah. Dia mengalihkan pandangannya dariku, lalu menggigit bibir bawahnya.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now