#32 penyesalan

5.9K 353 11
                                    

Kiara POV

Tahun berganti. Kini, Helena sudah menginjak usia 17 tahun. Tidak dapat aku pungkiri bahwa semakin bertambahnya tahun, kehidupanku semakin berat, terutama setelah kelahiran si kembar.

Ya, aku melahirkan anak kembar. Ozzy Axelle Alexan dan Camilla Axelle Alexan. Sepasang anak kembar dengan kepribadian berlawanan.

Sebagai saudara kembar, mereka tentu memiliki fisik yang mirip. Rambut pirang yang berkilauan kala terkena cahaya matahari, mata biru yang tajam, hidung mancung, dan kulit putih pucat. Mereka benar-benar bak pinang dibelah dua. Meski begitu, namun kepribadian mereka sangat berlawanan.

Ozzy adalah anak laki-laki yang kuat dan lembut disaat yang bersamaan. Dia tidak banyak bicara dan bertindak menggunakan perasaannya. Berbeda dengan Ozzy yang pendiam, saudari kembarnya adalah orang yang cerewet dan tidak bisa diam. Camilla bertindak menggunakan logikanya, memiliki lidah yang tajam, juga pribadi yang tidak terduga.

Camilla adalah anakku yang paling aku perhatikan dari yang lainnya. Bukan karena pilih kasih, tapi dia memiliki sebuah keistimewaan yang unik. Keistimewaan yang menurutku terlalu berat jika dimiliki sejak bayi, yaitu melihat masa lalu orang hanya dengan melihat mata orang itu.

Keistimewaan itu membuat Camilla tumbuh dewasa sebelum waktunya. Dia menghabiskan masa kecilnya untuk mengurung diri di kamar karena tidak ingin mengetahui masa lalu orang-orang, karena jika dia tahu, itu artinya dia juga harus merahasiakannya sendiri. Itu tentu sangat berat bagi seorang gadis kecil.

Karena alasan itulah Camilla juga tahu tentang Charlie. Dia tahu semua masa laluku. Dia juga jadi membenci Helena. Putri kecilku itu membenci Helena di umurnya yang ke-3 tahun karena beranggapan bahwa ibu kandung Helena merusak hubunganku dengan Charlie. Untungnya, Camilla tidak mengatakan apa yang ia ketahui kepada Ozzy dan Helena. Dia tahu bahwa aku tidak ingin mereka tahu bahwa Helena bukan putri kandungku, namun kini aku sangat bersyukur karena Camilla sudah bisa mengerti dan menerima Helena sebagai kakaknya.

Saat menginjak usia remaja, Camilla mulai memberanikan dirinya untuk keluar dari zona nyaman. Dia langsung berubah menjadi gadis periang yang aktif dan cerewet. Meski bersamaan dengan itu, ucapannya mendadak menjadi pedas dan menyakitkan, namun aku senang setidaknya dia sudah membuka dirinya.

Tentang Charlie, hingga saat ini dia masih belum mencariku. Aku terus menanyakan kabarnya pada kedua orang tuaku setiap mereka datang berkunjung, tapi mereka justru mengalihkan pembicaraan dan enggan membahas Charlie. Mereka juga mengatakan pada anak-anakku bahwa ayah mereka telah lama meninggal dunia sehingga mereka tidak bisa melihatnya untuk selamanya. Tentu mereka mempercayainya, kecuali Camilla.

Saat ini, aku sedang berdiri menatap seorang  anak laki-laki dengan darah yang keluar dari punggung tangannya. Seragam yang dia pakai lusuh, rambutnya berantakan, dan tas yang ada di tangannya kotor entah karena apa. Padahal seingatku, tadi pagi dia berangkat dengan rapi dan bersih.

"Bertengkar lagi, Ozzy?"

Ozzy tidak menjawab. Bocah laki-laki itu hanya memalingkan wajahnya dengan ekspresi kesal.

Sejujurnya, ini bukan kali pertama Ozzy pulang dengan keadaan seperti ini. Dapat di bilang, ini adalah makanan sehari-harinya. Bocah laki-laki itu adalah penjunjung tinggi keadilan. Dia sering bertengkar untuk membela orang lain di sekolahnya. Aku memang bangga, namun setiap bertengkar, dia selalu menggunakan kekuatannya tanpa sadar. Dia bahkan pernah membuat orang lain jatuh koma.

Aku kemudian berjalan mengambil kotak obat dan duduk di sofa ruang tamu. Aku membuka kotak obat itu dan mengeluarkan kapas, juga alkohol. Seperti biasa, Ozzy mengikutiku dan duduk di sampingku. Kini, dia menatapku dengan wajah merasa bersalah.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now