#22 Gadis malam itu

5.4K 306 3
                                    

Kenapa kau merasa kecil? Kau tak sekecil itu
Sakit? Aku juga merasakannya
Kepercayaan? Uh, maaf kau tak punya itu
Harusnya kau sadari dari awal
Kita hanya makhluk kecil
Jadi, untuk apa berharap besar?


20,05,19
Curahan hati atom

*****

Charlie POV

Deyard, Kota kecil yang jauh dari keramaian. Diisi oleh suku Adaline sebagai penghuni asli kota ini. Adaline, berbudi tinggi
Benar saja, semua orang disini sangat ramah dan baik kepada siapa pun yang datang berkunjung.

Adaline bukanlah para bangsawan kaya, namun juga tidak bisa disebut sebagai kaum bawah atau tempat para budak. Ini adalah suku yang berbudi tinggi sesuai namanya, yang terletak ditengah-tengah kaum bangsawan dan kaum bawah.

Deyard adalah tempat kelahiran Ibuku. Ibuku lahir dari keluarga biasa yang akhirnya bisa membuat seorang raja jatuh cinta melalui kebaikan dan kecantikannya. Sama sepertiku yang akhirnya jatuh cinta pada Kiara, kan?

Disini, aku benar-benar dijamu oleh kenikmatan. Darah-darah yang disiapkan di Deyard sangat segar. Yah, meski tidak selezat Kiara, namun ini sudah dapat dikatakan enak.

Paman bilang, mereka berterima kasih karena telah menjadi pemimpin yang baik dengan memenjarakan ayahku yang kejam itu. Hal itu karena ayahku suka memberlakukan kerja paksa tanpa upah di daerah-daerah kecil. Aku kemari dengan Paman, Palet dan beberapa prajurit. Ini adalah undangan khusus dari kepala suku disini sebagai tanda terimakasih.

Tentang kiara, walau berulang kali ku bujuk, jawabannya tetap tidak dan tidak. Dia lebih memilih untuk menjaga dan menemani Hellen dari pada suaminya sendiri. Awalnya aku kesal. Aku bahkan hampir memaksanya, namun kemudian aku teringat pada janjiku. Aku harus mengendalikan diri.

Aku berjalan menuju sebuah kamar di rumah kepala suku itu. Ini adalah hari terakhir aku berada disini. Aku berniat mengistirahatkan tubuhku yang merindukan sosok Kiara. Walau masih 5 hari, tapi ini terasa lama sekali bagiku.

Kepalaku mendadak pusing, aku merindukan pelukan Kiara, aroma tubuh Kiara, dan semua yang ada padanya. Oh sial, kepalaku semakin pusing, mungkin ini alasan kenapa Paman tidak mengizinkanku untuk minum terlalu banyak. Aku seakan kehilangan arah bahkan kakiku seakan tidak berfungsi dengan baik.

Sebelum aku membuat masalah seperti yang dilakukan Palet setiap pekan, aku memutuskan untuk segera berjalan masuk ke kamar yang sudah disiapkan untukku itu. Tidak lupa aku mengunci pintunya rapat-rapat agar tidak ada yang melihat seorang raja mabuk seperti ini. Benar-benar tidak etis sekali.

"Tunggu, siapa yang tidur di ranjangku?"

Aku melihat sosok seorang wanita tengah tidur di ranjangku. Aku pun segera mendekatkan wajahku pada wajah wanita itu, aku mencoba melihat siapa yang berani tidur di ranjang itu.

"Kiara?"

Rupanya, Kiara yang ingin memberiku kejutan. Mungkin dia terlelap karena terlalu lama menungguku. Ah, harusnya aku datang lebih cepat.

"Sayang, kenapa kau tidak memanggilku?" tanyaku sambil memeluknya erat dari belakang.

Mendadak semuanya menjadi gerah, membuatku langsung melepaskan pakaianku dengan cepat. Tidak masalah melakukannya, karena Kiara adalah istriku. Dia juga sudah berulang kali melihatku seperti ini.

Aku kembali mendekap Kiara. Dia pun mulai bangun dan menatap wajahku lama. Itu membuatku tersenyum senang. Aku sungguh merindukannya. Kiara terlihat hendak mengatakan sesuatu, tapi telingaku tidak bisa mendengar apapun. Aku berulang kali memukul-mukul telingaku, namun suaranya tetap tidak terdengar. Sial, ini pasti karena mabuk.

"Aku tidak bisa mendengarmu, Kiara. Kita tidur saja ya..." kataku sambil memeluk tubuhnya.

*****

Kiara POV

Kira-kira apa yang dilakukan Charlie sekarang? Apa dia mengingatku? Sudah 5 hari dia pergi dan aku merasa tersiksa. Selain tersiksa karena merindukannya, aku juga tersiksa dengan semua pekerjaan yang diberikan oleh Evelyn. Dia memperlakukanku seperti seorang pelayan, bahkan aku tidak pernah memperlakukan pelayan seperti yang ia lakukan padaku saat ini. Benar-benar ironis.

Di semua cerita dongeng yang aku baca, istri pertamalah yang biasanya menyiksa istri kedua, tapi kali ini... Sudahlah, tidak apa. Evelyn juga banyak memerintah Hellen, namun aku mengambil tugas Hellen. Ayolah, Hellen sedang mengandung dan wanita berambut ikal itu malah berencana membuatnya lelah!

"Kiara!" Evelyn memanggilku lagi. Sudah 48 kali dia memanggilku hari ini.

Kali ini apa lagi? Menjahit gaunnya yang jumlahnya fantastis? Mengupaskan beberapa biji kuaci dari bunga matahari langsung di taman di kastil yang sangat tinggi? Atau mencuci kakinya dengan air hangat dari sumur yang dalam? Aku tidak bercanda, itu semua sudah aku lakukan kemarin.

"Ada apa Evelyn?"

Aku datang padanya dengan menggunakan pakaian yang lebih lusuh dari yang dipakai oleh pelayan di kerajaan kami. Ingin sekali aku memakinya namun apa dayaku. Seharusnya, saat Charlie pergi, aku mengunjungi Ayah atau Ibuku saja. Aku juga bisa mengajak Hellen, kan, dari pada harus tersiksa disini.

"Apa yang kau katakan?" tanya Evelyn sambil menarik rambutku.

"Ack! Maksudku Yang mulia Ratu Evelyn" aku meringis kesakitan sambil memegang rambutku yang tengah ditarik paksa olehnya. Kemudian dia melepaskan rambutku sambil tersenyum puas penuh kemenangan.

"Besok Charlie akan pulang, aku hanya ingin mengingatkanmu kalau sampai kau mengatakan hal ini padanya. Aku tidak segan-segan akan melakukan hal yang lebih dari ini. Ingat itu Kiara!" Evelyn melirikku dari sofa putihnya. "Hei, kenapa kau masih disini? Pergilah!".

Aku menghela napas panjang, kemudian pergi dari kamarnya. Aku mendengar dia mengumpat saat aku hendak selangkah keluar dari kamar ini. Ah, kenapa aku harus mendengarnya sih?

Aku harap yang dikatakan Evelyn benar bahwa Charlie akan pulang besok. Aku senang sekali, kabar itu cukup mengobati semua rasa pegalku. Aku harus mempersiapkan sesuatu untuk kepulangannya nanti. Akan aku hias seluruh istana untuk menyambutnya.

Aku harus tidur cepat. Besok, aku akan bangun pagi-pagi sekali dan mempersiapkan segalanya. Aku akan menghias kamar kami seindah mungkin. Aku akan meminta beberapa pelayan Ibu datang untuk menaburi kami bunga dari atas nanti. Aku, Charlie dan Hellen. Bukankah romantis? Ah, Evelyn juga akan ku ajak bergabung nanti karena aku sadar ia juga istri Charlie.

.
.
.
Ayo vote!

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now