#29 Hukuman mati

5K 349 5
                                    

Kiara POV

Jadi, beginilah perasaan Evelyn waktu itu. Tidak terbayang rasa kecewanya. Aku adalah harapan terakhirnya, namun aku justru tak mempercayainya. Parahnya, aku lah yang menuduhnya. Aku yang meyakinkan Charlie bahwa Evelyn bersalah.

Karma, ya. Aku mendapat karma.

Sampai saat ini, aku masih berharap agar Charlie mau mempercayaiku, namun itu bagai menunggu hujan di musim kemarau. Amarahnya tidak main-main. Aku juga tidak punya bukti.

Siapa lagi yang mau mempercayaiku saat ini? Ayah dan ibuku juga tidak akan menyelamatkanku, karena Charlie tentu tidak akan mengirim kabar ini pada mereka.

Mereka baru akan tahu semua ini setelah beberapa hari. Hari dimana aku sudah lenyap.

Atmosfer di dalam ruangan remang-remang yang aku sebut kamar ini berubah. Aku tidak menemukan lagi kehangatan. Hanya kehampaan yang menyelimuti diriku. Tinggal menunggu waktu sampai hukumanku dilangsungkan. Aku akan mati.

Aku benci diriku sendiri yang tak bisa menyelamatkan Hellen, aku benci diriku sendiri yang telah menyebabkan Eveyln tiada, dan aku benci diriku sendiri karena telah mempercayai Zycka.

Memang apa salahku hingga dia tega melakukan ini padaku? Aku selalu bersikap baik padanya. Aku juga memperlakukannya sama seperti Hellen. Apa itu perbuatan yang pantas dibalas dengan keburukan?

"Yang Mulia Ratu, kami izin masuk"

Aku menoleh ke sumber suara itu. Meski hanya mengandalkan cahaya bulan sebagai penerang, namun aku bisa melihat dengan jelas dua prajurit yang bergerak mendekatiku.

"Yang Mulia Raja memerintahkan agar anda dipindahkan ke penjara malam ini"

"Kenapa? Apa raja takut aku melarikan diri?"

Kedua prajurit itu tidak menjawab. Mereka justru memandangku remeh. Mereka memandangku sebagai pengkhianat.

Aku kemudian bangkit dari dudukku. Aku berjalan mendahului mereka menuju penjara. Aku tidak ingin diseret, aku takut jika itu terjadi, maka bayiku akan terkena dampaknya.

"Ah, bahkan kau tidak akan hidup, nak" gumamku sambil mengelus perutku.

Setelah sampai di depan pintu masuk penjara, mereka menyuruhku masuk ke dalam salah satu sel yang berada di ujung. Itu artinya, aku termasuk penjahat dengan tingkat kejahatan tinggi.

Aku meneteskan air mata saat sudah memasuki sel. Aku tidak menangisi nasibku, namun aku menangisi nasib bayiku. Mereka bahkan belum pernah melihat dunia ini, namun karena kesalahanku, mereka harus ikut mati.

"Kiara?"

Aku buru-buru menyeka air mataku. Setelah itu, aku menoleh ke arah seseorang yang memanggilku, tepatnya di sel yang berhadapan dengan selku. Jujur, aku sedikit takut karena tempat ini bukan penjara biasa, namun penjara bagi penjahat teratas, buronan, dan pengkhianat.

"Kau, Kiara, kan?"

"Iya" jawabku ragu.

"Kutukanku terjadi. Anak itu benar-benar melakukan hal yang sama denganku, hahaha... Betapa bodohnya dia"

Aku keheranan setelah mendengar ucapannya. Aku pun berusaha untuk melihat wajahnya, namun cahaya disini tidak memadai.

"Anda siapa?"

"Aku raja terdahulu, ayah kandung Charlie"

Pria itu kemudian bergerak ke arah yang lebih terang hingga aku bisa melihat wajahnya. Badannya tampak kurus, rambutnya berantakan, dan kantong matanya menghitam. Dia tampak berantakan.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now