20. FEELING + MNG

942K 83.5K 44.7K
                                    

20. FEELING

"Perempuan itu butuh kata-kata dan tindakan." - Jihan Halana

"Kenapa sih dari sekian banyak cewek lo harus milih sama Jihan, Sep?" tanya Mauren pada Septian. Keduanya masih duduk di bangku dekat kelas Septian. Agak jauh di arah timur.

Mauren Anikle. Perempuan keturunan Indonesia-Belanda. Perempuan ini adalah teman saat Septian TK dulu. Dia adalah saksi bisu kejeniusan Septian di kelas saat tempat itu sedang sepi. Septian yang mendengarnya pun memilih tidak menoleh. Cowok itu sedang memasang sebelah tali sepatunya yang lepas.

"Emangnya kenapa?"

"Kok nanya kenapa? Bukannya lo bilang gak suka sama Jihan?" tanya Mauren.

"Itu dulu," jawab Septian membuat Mauren mendelik.

"MAKSUDNYA? Sekarang lo suka sama Jihan???!" tanya Mauren.

"Deket bukan berarti gue suka sama Jihan," ucap Septian.

"Gue lagi belum kepikiran untuk hubungan serius. Sekarang tugas gue masih harus banyak belajar," ucap Septian.

"Lo itu udah jenius banget. Ngapain belajar?"

"Merasa puas emang salah satu sifat manusia yang paling jelek," ujar Septian membuat Mauren langsung terdiam, merenggut.

"Jangan pernah menyepelekan sesuatu," imbuh Septian dalam.

"Gimana kabarmu?" tanya Mauren pada Septian. Mengubah cara bicaranya. Seperti saat mereka kecil dulu.

"Baik," balas Septian irit.

"Aku harap kamu baik-baik aja Septian. Aku seneng kalau kamu pinter, jadi juara kelas, banyak yang suka. Sekarang malah udah banyak punya temen. Jangan pernah lupain aku ya Septian. Aku pernah jadi temen kamu. Kapan pun itu jangan malu untuk berbagi sama aku," ucap Mauren sedih.

"Septian boleh minta sesuatu gak?" Septian menoleh pada Mauren.

"Boleh peluk gak? Aku lagi banyak masalah gak tau harus cerita ke siapa," ucap Mauren.

Septian termenung. Detik berikutnya cowok itu mengangguk membuat Mauren bergeser ke kanan lalu memeluk Septian. Mauren memeluk Septian tidak sebentar. Cewek itu memeluknya lumayan lama. Ada jeda panjang di antara keduanya. Septian juga mendengar Mauren sedang bergumam sesuatu.

"Salah gak si Sep kalau gue suka sama lo?"

****

Jihan mundur. Perempuan itu tidak jadi mendekat. Hanya bisa mengamati keduanya tanpa kata-kata. Sekali lagi Jihan merasa Septian memberinya harapan yang terlalu tinggi. Bahkan peristiwa di belakang sekolah yang membuat Jihan jadi uring-uringan itu seperti angin lalu untuk Septian. Lihat saja. Sekarang cowok itu bahkan sedang peluk-peluk cewek lain.

Deket bukan berarti gue suka sama Jihan.

Jihan mendengus. Kata-kata itu membuat mood-nya rusak total.

"Kan gue bilang juga apa. Jangan mimpi tinggi-tinggi. Ntar jatuhnya sakit," ucapan Thalita membuat Jihan menoleh.

"Gue yang sekelas aja susah deketin Septian. Apalagi lo," ucap Thalita lagi.

Kompor banget sih nih cewek???! Kesal Jihan dalam hati.

Kaya gak ada kerjaan aja, lanjut Jihan dalam hati.

"Lo ngapain Thal?" tegur Jordan. Cowok itu sebenarnya murni mau melintas.

"Ngapain apanya sih? Orang gue mau ke kelas," ucap Thalita pada Jordan.

SEPTIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang