38. FILOSOFI MAWAR, BUNNY & RASA SAKIT (1)

878K 73.1K 137K
                                    

HAPPY 20 JUTA PEMBACA SEPTIHAN❤️❤️

READY KENALAN DENGAN BUNNY?

Siap untuk mengisi semua paragraf dengan komentar?

Siap untuk mengisi semua paragraf dengan komentar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. FILOSOFI MAWAR, BUNNY & RASA SAKIT (1)

"Bunga mawar merah itu adalah tanda. Tanda bahwa aku pernah ada untuk kamu. Juga pernah memperjuangkan kamu. Bunga mawar merah laksana kamu. Yang bisa disukai oleh banyak orang tanpa harus bersaing dengan yang lainnya. Karena kamu adalah kamu. Bukan orang lain." — Jihan Halana, Septihan

Baik Jordan, Guntur dan Bams sedang merunduk dengan tangan yang saling merangkul di pundak masing-masing temannya. Ketiga cowok itu sedang memperhatikan temannya yang sibuk pacaran. Dari sela-sela rak tinggi buku-buku yang ada perpustakaan mereka mengintai Septian dan Jihan saat ini. Jiwa penasaran Jordan tidak bisa diganggu gugat. Hari ini ya harus hari ini. Gak boleh besok apalagi ditunda-tunda. Jordan dengan jiwa barbarnya yang merajalela.

"Kalau dipikir-pikir hidup kita gabut banget ya ngintipin orang pacaran?" ujar Jordan.

"Tuh lo nyadar," balas Bams sadis dan malas karena ia diajak paksa kemari oleh kedua temannya ini.

"Heran gue cowok kaya Asep bisa pacaran. Siapa yang ngajarin dah?" tanya Guntur dengan nada aneh.

"Bisa gak lo gak bikin gue naik darah sehari aja Tur?" tanya Bams kesal.

Guntur yang berada di antara sela-sela rak perpustakaan tertawa. "Gue tau lo emang selalu mikirin gue kan Bams?"

"Udah ngaku aja gak usah malu-malu gitu lo," ujar Guntur memaksa Bams. "Gue tau gue emang imut lucu walau tak terlalu tinggi," katanya lagi.

"Mending juga mikirin Nyong daripada lo Tur," sahut Bams keki.

"Hidup kita bener-bener gak ada tujuannya ya ngintai orang pacaran?" ujar Jordan masih menatap Septian dan Jihan. "Merasa gak guna gue jadi anak muda jaman sekarang," katanya lagi dengan nelangsa.

"Emang gak guna lo jadi anak muda. Lo kan udah jadi bapak-bapak," ujar Guntur.

"Gue heran sama Asep. Padahal gak pernah pacaran. Tapi sekalinya pacaran ternyata lebih pro daripada gue," ujar Guntur masih tidak terima. Pokoknya cowok itu tidak terima. "Gue yang punya mantan banyak aja gak pernah gituin cewek." Guntur melihat Septian sedang menarik kursi untuk Jihan duduk.

"Belajar lo dari Asep makanya," saran Jordan. "Kalau memperlakukan cewek itu kaya gitu. Like a princess," ujar Jordan.

"Iya nanti gue perlakukan cewek gue kaya gitu. Like a princess. Princess mermed," ujar Guntur.

"Suka-suka lo Tur. Suka-suka lo," ujar Jordan gumoh dan kesal di satu waktu.

"Lo pada ngapain di sini?" seseorang menegur membuat Jordan, Guntur dan Bams masih tetap saling merangkul dan merunduk untuk memperhatikan Septian.

SEPTIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang