PROLOGUE

4.7K 122 8
                                    

⚠️WARNING⚠️

HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!

.
.
.
.
.

Milan, Italy

  Suara dentuman musik yang keras menggema disetiap penjuru, banyaknya manusia diruangan itu membuat udara seolah panas. Tidak hanya panas tubuh tapi juga panas jiwa saat melihat banyak pasangan yang bercumbu dengan bebasnya.

Semua itu seolah sudah menjadi makanan sehari-hari untuk gadis cantik bernama Evelyn De Rosa.

Semua itu seolah sudah menjadi makanan sehari-hari untuk gadis cantik bernama Evelyn De Rosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bitch! Cepat antarkan minuman-minuman ini ke ruang VVIP yang berada di lantai tiga. Pastikan apa yang mereka butuhkan terpenuhi." Ucap pria yang memakai seragam khusus tersebut sama seperti seragam Evelyn.

Pria tersebut mendorong sedikit meja beroda itu hingga ujung meja tersebut menabrak perut Evelyn, "Pastikan untuk menawarkan dirimu pada mereka. Jangan bertingkah sok suci dengan melawan!" Ucapnya lagi dengan senyuman sinis, kemudian pergi begitu saja.

Evelyn hanya diam tanpa ekspresi menatap kepergian pria bermulut pedas tersebut, sesaat  Evelyn menatap minuman-minuman yang berada diatas meja roda.

Ada genangan air mata sudah tidak terbendung lagi, air mata itu kembali menetes, dengan cepat Evelyn hapusnya. Evelyn bersiap menghadapi minuman-minuman tersebut ke satu-satunya ruangan VVIP di lantai tiga.

Evelyn merasa jantungnya berdetak cepat ketika ia melangkahkan kakinya kedalam lift. Evelyn menurunkan sedikit rok mini yang membalut setengah pahanya.

Pintu lift terbuka, Evelyn keluar dan berjalan menuju ruangan VVIP. Dengan ragu ia mengulurkan tangannya untuk menekan bel, tapi tiba-tiba saja pintu sudah terbuka dengan pria yang keluar dari sana. Evelyn segera menundukkan kepalanya.

Pria itu menatap Evelyn, "Baru saja aku akan memprotes, ternyata kau sudah disini.. Antarkan minuman itu kedalam." Pria itu membuka pintu lebar-lebar, Evelyn pun masuk.

.
.
.

  Evelyn menatap tempat tidurnya dengan senyuman lelah, "Akhirnya aku bisa berdua saja denganmu." Evelyn melepas sepatunya dan langsung berbaring diatas tempat tidur yang sebenarnya tidak empuk, namun cukup membuat lelah Evelyn berkurang.

Evelyn memejamkan mata sesaat, kemudian ia mengambil posisi duduk dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari tasnya.

Evelyn beranjak menuju lemari untuk mengeluarkan amplop, ia kembali duduk diatas tempat tidur. Ia mengeluarkan beberapa uang dari dalam amplop, kemudian tersenyum.

"Aku akan lunasi hutangku pada Tuan Mario," Evelyn menghitung beberapa lembar uang dan menaruhnya, "Aku akan membayar uang Alan yang dipakai untuk biaya rumah sakit Nenek. Dan sisa uang ini akan aku gunakan untuk memulai hidup baru di kota baru." Evelyn memeluk sisa uang yang ia genggam.

ALLA VOLTA | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang