22√Poor Alan¹

602 29 10
                                    

  Evelyn keluar dari rumah Arthur, sopir langsung menghampiri Evelyn.

"Nona akan pergi?" Tanyanya,

"Ya aku akan keluar sebentar." Jawab Evelyn,

"Mari." Sopir berjalan menuju mobil,

"Aku naik taksi saja." Tolak Evelyn,

"Tapi--"

"Aku akan bilang pada Arthur bahwa aku yang memaksa untuk naik taksi." Ucap Evelyn memotong ucapan sopirnya.

"Tapi, Nona. Untuk mendapatkan taksi kau harus berjalan sampai jalan raya. Jalan raya cukup jauh."

Evelyn diam sesaat, "baiklah. Antarkan aku sampai jalan raya saja."

"Baik, Nona."

.

  Evelyn tersenyum tipis saat melihat seorang pria tengah duduk di kursi dimana mereka memang biasa bertemu.
Disana Alan tengah duduk dengan kepala tertunduk dan tangan menjadi tumpuan keningnya.

Evelyn berjalan mendekati Alan.

"Alan." Evelyn menyentuh bahu Alan, tapi Alan tidak menoleh ia tetap pada posisinya.

Evelyn duduk disamping Alan, "Alan?" Panggil Evelyn lagi.
Alan menoleh dan seketika itu Evelyn menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Evelyn menyentuh bahu Alan, "Apa yang terjadi padamu?"

Terdapat luka lebam diwajah Alan bahkan sudut bibirnya sedikit sobek.
Evelyn menyentuh sisi wajah Alan, Alan meringis pelan menyentuh tangan Evelyn yang berada disisi wajahnya.

"Apa yang telah terjadi?" Evelyn terlihat begitu cemas dan matanya sudah berkaca-kaca, ia paling tidak bisa melihat siapapun terluka.

Alan menggenggam tangan Evelyn diatas paha, "Apa kau baik-baik saja? Aku cemas karena ponselmu selalu sulit dihubungi." Alan justru balik bertanya,

Evelyn mengangguk, air matanya menetes.
"Maaf, semalam aku.." ucapan Evelyn terpotong, kejadian semalam bersama Arthur terbayang di ingatan Evelyn.
Evelyn memejamkan matanya dan menunduk sesaat, Alan menatap Evelyn cemas, "Ada apa semalam? Kau baik-baik saja 'kan?" Tanya Alan lagi.

Evelyn mengangguk seraya menghapus air matanya. Ia memaksakan senyumnya.

Tiba-tiba Evelyn memeluk Alan, ia hanya ingin memberitahu Alan melalui pelukannya bahwa ia sedih melihat Alan yang babak belur seperti ini.

Alan meringis saat Evelyn memeluknya menkan luka di dadanya, Evelyn segera melepaskan pelukannya.

"Maaf, apa aku memelukmu terlalu erat? Dimana lukanya?" Evelyn panik,

Alan mengarahkan tangan Evelyn yang ia genggam pada dadanya, "Disini."

Evelyn menatap tangannya yang berada di dada Alan.

.
.
.

  "Baik, Tuan. Aku akan segera ke rumahmu sekarang." Emilio bergegas pergi dari ruangan kantornya menuju basement.

Sesampainya ia di rumah Arthur, Emilio langsung mencari Evelyn. Para pelayan mengatakan pada Emilio bahwa mereka tidak melihat Evelyn, bahkan Evelyn tidak sarapan.

Emilio bingung harus menanyakan keberadaan Evelyn pada siapa lagi, sampai ia melihat sopir Arthur sedang main catur dihalaman belakang.

Emilio menghampiri sopir Arthur tersebut.

"Tuan." Sopir Arthur dan penjaga rumah segera berdiri,

"Kau lihat Nona?" Tanya Emilio,

"Nona Evelyn sedang pergi, Tuan."

ALLA VOLTA | COMPLETEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora