02✓ Arthur Braxton

2.1K 97 3
                                    

Evelyn hanya diam selama perjalanan, ia menundukkan kepalanya.
Ia tidak akan lari, karena dia memang mengakui kesalahannya.

Mobil berhenti, Arthur menggenggam tangan Evelyn dan menarik lembut Evelyn keluar dari mobil.
Evelyn masih diam menundukkan kepalanya, ia berfikir bahwa dirinya benar-benar Arthur bawa ke kantor polisi.

"Angkatlah kepalamu, kita sudah sampai di rumahku." Bisik Arthur, bahkan Evelyn dapat merasakan hembusan nafas Arthur di lehernya.

Evelyn mengernyit saat menyadari apa yang Arthur katakan, ia pun mendongak.

Dihadapannya terdapat rumah yang sangat besar dengan landasan pribadi dihalaman rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dihadapannya terdapat rumah yang sangat besar dengan landasan pribadi dihalaman rumah.
Evelyn menghentikan langkahnya kemudian mendongak untuk menatap Arthur, tatapannya seolah bertanya, "Mengapa kau bawa aku ke rumahmu?"
Arthur menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang menatap Evelyn, "Aku akan menyelamatkanmu."

Evelyn masih diam, perlahan eskpresi bingungnya lenyap digantikan senyuman.

"Benarkah?"

"Aku tidak suka mengulang apa yang sudah aku ucapkan." Arthur kembali menggenggam tangan Evelyn, "kau akan tinggal bersamaku sampai keadaan membaik." Ketika Arthur akan melangkahkan kakinya, Evelyn menarik tangannya yang Arthur genggam.

"Kau harus menyerahkan aku pada polisi, Tuan."

Arthur kembali menoleh menatap Evelyn dengan sebelah alis terangkat,

"Di pisau itu pasti terdapat sidik jariku. Dimanapun aku bersembunyi, Polisi pasti dapat menemukanku."

"Tidak jika kau tetap diam di rumahku." Sambar Arthur cepat, Arthur menghampiri Evelyn.
"Kau akan aman disini. Aku berjanji.. Aku juga akan memerintahkan anak buahku mengurus masalahmu ini."

Evelyn menatap Arthur dengan tatapan tidak terbaca. Arthur kembali menggenggam tangan Evelyn kemudian menarik Evelyn dengan lembut agar masuk kedalam Mansion nya yang mewah tersebut.

Evelyn terus menatap tangannya yang Arthur genggam,

'Tuhan, apakah dia Malaikat yang kau kirim untuk membantuku?' batin Evelyn,

Evelyn beralih menatap wajah Arthur dari samping, 'ya, kau memang Malaikat yang Tuhan kirim untukku.' batin Evelyn lagi. Senyuman melengkung indah di wajah cantik itu.

Evelyn belum pernah masuk kedalam rumah sebesar dan semewah ini sebelumnya, ia benar-benar kagum dengan interior rumah Arthur ini.

"Siapa namamu?" Tanya Arthur,

Evelyn menoleh menatap Arthur yang fokus menatap lurus ke depan, "Evelyn. Evelyn De Rosa." Jawab Evelyn.

ALLA VOLTA | COMPLETEWhere stories live. Discover now