25✓An Honesty

596 26 2
                                    

  Evelyn diam dibelakang Mansion, ia menggenggam kalung mendiang Neneknya didada dengan sesekali terisak.

Seseorang duduk disampingnya, dan Evelyn yakin itu pasti Emilio. "Kau datang untuk Tuanmu atau untuk menjadi pendengar lagi?" Tanya Evelyn dengan nada sindiran yang kentara.

Evelyn menghapus air matanya yang tidak berhenti keluar.

Seseorang itu memberinya tisu, Evelyn tidak menghiraukannya. Seseorang itupun menyentuh kedua bahu Evelyn dan membuat Evelyn berbalik menghadapnya. "Kau tidak sopan!" Evelyn menepis tangan seseorang itu dari bahunya, tapi kemudian Evelyn memalingkan wajah menahan tangis dan kecewa.

Seseorang itu bukan Emilio, melainkan Arthur sendiri.

Arthur beranjak dari duduknya, ia bersimpuh dengan kedua lutut direrumputan tepat dihadapan Evelyn yang duduk di kursi taman, kemudian tangan Arthur terulur untuk menghapus air mata Evelyn.

Evelyn hanya diam seraya tetap memalingkan wajah.

Arthur pun tidak berniat mengatakan sesuatu, ia takut jika ia berbicara maka ucapannya akan menyakiti Evelyn. Arthur marah saat ini, ia sangat marah. Jika ia marah, maka ia bisa melukai siapa saja dengan perkataan tajamnya, dan ia tidak ingin melukai Evelyn lagi seperti sebelumnya.

Arthur menghela nafas, ia menempelkan keningnya pada lutut Evelyn.

"Aku mengalami Amnesia Retrograde,"

Evelyn menatap kepala Arthur yang tertunduk di lututnya.

"Orang yang mengalami amnesia jenis ini akan kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalu." Arthur mengangkat kepalanya untuk menatap Evelyn. "Aku tidak tahu apa yang terjadi selain aku terbangun disebuah kamar yang disulap seperti ruang inap lengkap dengan peralatan medis dan sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tuaku."

Arthur kembali duduk disamping Evelyn. "Dulu aku selalu merasakan sakit tepat dikepalaku hampir setiap tiga jam, aku tidak mau mengatakannya pada siapapun. Bahkan setiap kali kontrol aku selalu berbohong bahwa aku sudah sembuh dan tidak ada rasa sakit yang aku rasakan."

"Kenapa aku tidak suka kebohongan sedangkan aku sendiri suka berbohong? Karena aku sudah merasakan dampak terburuk dari kebohongan. Dan aku tidak ingin siapapun mengalami itu."

Evelyn masih setia mendengarkan.

"Semakin lama rasa sakitnya semakin jarang, aku mengira mungkin cidera dikepalaku sudah pulih dengan sendirinya. Namun, aku salah.. Rasa sakit itu memang jarang aku rasakan, tapi rasa sakitnya terasa lebih menyakitkan." Arthur menatap serius pada Evelyn, "Rasanya seperti otakku ditarik paksa untuk keluar melewati tengkorakku. Aku jadi berpikir, andai dulu aku tidak berbohong mungkin saat ini aku sudah benar-benar pulih."

Hening sesaat.

"Aku semakin tidak bisa menahan jika ingatan-ingatan aneh itu sudah muncul."

Evelyn masih menyimak dengan seksama.

"Aku tidak bisa mengerti apa yang coba memori kepalaku beritahukan, semua rekaman itu tidak jelas dan hanya sekilas.. Terkadang aku merasa bahwa ingatan masa kecilku yang muncul, dan dilain waktu ingatan mengenai gadis itu yang muncul.. Sejauh ini selalu ingatan yang sama mengenai gadis itu yang sering muncul."

Evelyn mengernyit, "Maksudmu ingatan yang muncul itu secara acak?"

Arthur mengangguk, "Dan aku tidak bisa mengerti semua ingatan-ingatan itu."

"Ingatan yang sering muncul biasanya adalah kenangan yang tidak ingin kau lupakan. Mungkin memori ingatanmu seharusnya menghapusnya, tapi hatimu tetap menggenggam kenangan itu karena sangat berkesan."

ALLA VOLTA | COMPLETEOnde histórias criam vida. Descubra agora